Share

Bab 15

“Alhamdulillah,” ucap Bapak setelah meminum air putih mengakhiri makan siangnya. “Makin enak saja masakanmu, Nduk. Apa karena baru makan lagi ini ya,” sambungnya lagi dengan senyum sumringah.

“Apa iya, Pak?” sambut Nazwa seolah tak percaya. Ia tahu bapak tersayangnya ini tengah menyindirnya dengan halus. Ia memang sudah cukup lama  tidak mengunjungi kedua orang tuanya ini. Kesibukannya mengurus Kafe, mengurus kedua anaknya dan masalah yang timbul belakangan ini membuatnya seperti kekurangan waktu bahkan untuk dirinya sendiri. Kali terakhir ia mengunjungi mereka saat mengantar Kafka untuk meminta dirinya secara resmi.

“Kode itu loh, Naz,” Ibu mengerling Nazwa.

Nazwa mengangguk paham dengan maksud Ibu. “Bapak mau dibikinkan apa sama Nazwa?” tanya Nazwa membujuk.

“Opo ya?” Bapak mengernyitkan keningnya seolah tengah berpikir keras.

Hanif mengamati reaksi wajah kakeknya ini dengan bingung. Padahal tinggal sebut saja nama makanan yang enak-ena

saraswatinda

Hi Readers ... Kita biarkan perasaan Nazwa cooling down dulu ya sebelum menaiki roller coaster. Tetap setia ....

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status