Share

90. Undangan Istimewa

Tatapan Astari tajam pada Andini. Bagaimana bisa adiknya mengusulkan ide gila begitu? Andini mengelus dadanya karena ucapan terkejut Astari ketika tahu apa yang ada di kepalanya.

"Dini, ini ... ga semudah kita bertengkar sama teman, baikan, lalu kita bisa main bareng lagi," kata Astari sambil menggeleng-geleng keras.

Andini mengusap-usap rambutnya, menyandarkan punggung dengan sedikit hentakan karena jadi bingung.

"Oke, ultah Papa kita buat istimewa. Aku setuju. Dia pasti happy, kita mau merayakan hari jadi Papa. Dalam situasi apapun, kita tunjukkan kita tetap sayang Papa. Tapi ... kalau minta Allan dan ibunya ke sini ...." Astari kembali menggeleng.

"Kamu kira itu bisa kita lakukan?"

Andini dan Astari secepat kilat menoleh pada suara itu. Lea, mama mereka, berdiri tidak jauh dari mereka berdua. Sepertinya dia sudah mendengar apa yang dibicarakan kedua putrinya itu. Andini dan Astari saling memandang, kuatir Lea akan marah dengan ide itu.

"Eh, Ma ... itu hanya kepikir saja ... Eh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status