Share

Tujuh Hari, Tujuh Malam

Candra otomatis menoleh, mengarahkan pandangannya, ke arah yang dituju Hayu, dia hampir saja tertawa, ketika melihat mami Bisma sedang berada di sana serang diri. Mungkin sedang menunggu Bisma atau Jelita.

“Durhaka, kamu. Kualat sama orang tua. Nanti kalau kamu dikutuk bagaimana? Apa kamu tak takut kalau dia mengutukmu jadi kaya raya.”

“Oh, tentu saja, saya tidak menolak kutukan semacam itu, hanya orang bodoh yang menolak kutukan menjadi kaya raya.”

Candra mengulum senyum, diacaknya rambut Hayu gemas, namun pemilik rambut itu segera menepiskan tangan Candra, dia kesal jika rambutnya acak-acakan, apalagi sebentar lagi mereka akan bertemu dengan klien yang merangkap partner kerja Candra.

Candra merangkulnya, Hayu membiarkannya, sekalian saja dia memanasi Bu Ayu yang sedang melihatnya.

Mereka melihat Sean dan juga Dina yang sudah menunggunya di sudut restoran, mereka berdiri menyambut Candra dan juga Hayu. Dia menaik-turunkan aslinya menatap ke arah Hayu, bagai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status