Meskipun tidak dilakukan secara terang-terangan, Rena masih bisa merasakan tatapan penuh minat dan ingin tahu dari orang-orang yang tanpa sengaja berpapasan dengannya, terhitung sepanjang jalan ia kembali ke ruang marketing sehabis jam makan siang.
Keberadaan Mala sebagai teman makan yang ia akrabi satu-satunya di divisi ini juga terpaksa absen menemaninya karena dua jam sebelum waktu istirahat, gadis itu harus disibukkan oleh pertemuan dengan klien agensi periklanan, bekerjasama merealisasikan promosi peluncuran brand makanan ringan yang sedang timnya kerjakan. Alhasil, berakhir sendirian menyantap sepiring soto betawi dan jus alpukat di kafetaria adalah pilihan yang Rena lakukan.
Toh, sebelum-sebelumnya ia juga memang terbiasa makan siang sendirian. Lingkup pertemanan cukup sempit sebelum bertemu Mala, menjadikannya sosok penyendiri dan minim pergaulan. Padahal pekerjaan yang ia tekuni saat ini adalah bidang yang berpeluang tinggi mewajibkannya berinteraksi den
Jika orang itu bukan Namira Sanjaya, mantan bintang ternama yang pernah begitu bersinar bahkan sehari sebelum memutuskan waktu pensiunnya di dunia hiburan, mungkin situasinya tidak akan sesulit ini.Jika orang itu bukan Andreas Pramoedya, keturunan salah satu raksasa bisnis manufaktur, yang juga merupakan suami seorang Namira Sanjaya dan sekaligus menantu politikus tersohor, mungkin neraka itu tidak akan semengerikan ini.Jika nama Pramoedya dan Sanjaya hanya sekedar nama keluarga biasa, tanpa diiringi embel-embel jabatan, kekuasaan, martabat, dan atensi orang banyak, mungkin mimpi buruk menakutkan yang menjelma menjadi kenyataan tidak akan terasa semenyiksa ini.Betapapun banyak pengandaian yang Rena canangkan, tetap saja nasi yang sudah terlanjur menjadi bubur, tak dapat menyelamatkan hidupnya dari kematian kedua. Seberapa pun kuat Rena berkeras membangunkan diri dari cengkraman mimpi buruk, luka yang terlanjur menyembilu perih di hati seolah menjadi alarm kes
"Bagaimana tanggapan anda tentang skandal ciuman yang telah menyebar luas di media massa, Pak?""Siapa identitas perempuan yang ikut terlibat bersama anda dalam pemberitaan panas ini?""Ada info lainnya mengatakan bahwa sosok wanita itu adalah karyawan di kantor anda sendiri, mengingat kejadian tersebut terjadi pada saat ulang tahun perusahaan Ciputra. Tolong dikonfirmasi kebenarannya, Pak!""Kenapa anda memutuskan hadir di acara perusahaan bertepatan di mana seharusnya anda berkabung untuk kematian istri anda?""Apa dugaan bunuh diri dari kematian istri anda ada hubungannya dengan isu orang ketiga dalam rumah tangga kalian? Tolong dijawab, Pak!""Pak Andreas!""Kasih kami konfirmasi dari berita simpang siur ini, Pak!""Pak Andreas!"Andreas terus mengunci rapat bibirnya dari banyak sorot kamera dan mikrofon wartawan yang terulur berkerubung untuk mengejar penjelasan. Beruntung, pihak keamanan kantor yang dihubungi Lukman sebel
Apa yang dia lakukan di sini? Rena ingin sekali menertawakan pertanyaan Andreas yang lebih terdengar seperti lelucon konyol di telinganya. Memangnya apa yang bajingan itu pikir sedang ia lakukan berada di depan pintu ini kalau bukan karena semua kekacauan yang telah lelaki itu sebabkan. "Seharusnya itu yang jadi pertanyaan saya. Memangnya apa yang kamu pikir sedang kamu lakukan?" Sekalipun terlihat menyedihkan dengan wajah sendu kentara sehabis menangis, Rena tak akan dengan mudah membiarkan dirinya terintimidasi begitu saja. Termasuk oleh sikap dingin menguar dari tatapan tajam seorang Andreas Pramoedya. Toh, lagipula sebentar lagi ia juga akan berakhir keluar dari tempat ini dengan pemecatan tidak terhormat. Mempertahankan sopan santun pada sang atasan, juga tidak akan ada gunanya. Termasuk pada sosok yang menjadi biang keladi kemungkinan kehancuran mimpi dan karirnya. Andreas tampak menarik napas panjang dengan kernyitan dahi yang tak segan ia tunjukkan. I
"Apa-apaan itu tadi?" Mala yang belum lama sadar dari serangan kejut, dengan refleks segera mendekati Rena sesaat setelah gadis itu berpindah duduk di meja kubikelnya sendiri. Mas Tian yang juga berada di lajur digital marketing berseberangan dengan kubikel keduanya pun ikut melemparkan tatapan penasaran serupa. Tapi Rena terlalu lelah atau mumet untuk menjelaskan secara detail apa yang sudah ia lewati sampai harus berakhir menjadi bahan panggul Direktur mereka sendiri.Sekalipun kepergian Andreas telah berlangsung sedari 10 menit lalu, suara dan tatapan menyelidik beberapa karyawan di ruangan ini yang sempat menyaksikan sedikit keributan penuh drama itu, rasanya belum mau sirna membayang-bayangi Rena untuk beberapa waktu ke depan di jam kantor tersisa.Rena pun seratus persen yakin, dugaan orang ketiga akan semakin melekat kuat di belakang namanya usai pertunjukkan gila Andreas yang menyeretnya dua kali dalam pusat perhatian orang banyak. Tapi Rena sudah terlalu
Rena tak pernah menduga bahwa kedatangan pria bernama Lukman Atmaja ke ruang kerjanya, dengan dalih membantu usaha meloloskan diri gadis itu dari sasaran kerumunan media, justru akan kembali menyeret Rena pada situasi yang membuat ia sekali lagi terjebak bersama sosok Andreas Pramoedya di ruang sempit ini. Saat mengetahui bahwa pria dibalik kemudi yang akan membawanya pergi adalah orang yang sama sekali ingin coba ia hindari, hal pertama terlintas di pikiran Rena adalah keinginannya untuk nekat saja menerobos barisan para wartawan atau kembali naik ke atas, meminta Mas Tian dan Mala menjalankan rencana pelarian mereka seperti semula. Namun belum sempat Rena berpikir untuk merealisasikan kehendak itu, Lukman yang melihat keterdiaman Rena karena enggan beranjak dari tempatnya, dengan sendirinya berinisiatif mendorong pelan gadis itu hingga terduduk paksa ke jok penumpang. Bahkan sempat melotot tajam ketika Rena baru saja ingin mengeluarkan protes tak terima, dan dengan
Dari jok depan, mata Rena menelusuri bangunan dua tingkat berwarna krem, dengan dominasi batu alam pada dinding-dinding pilar penyangga beranda yang tersaji di hadapannya. Gaya bangunan semi Belanda berunsur tropis karena banyak tanaman dedaunan hias atau tanaman berbunga terawat menjajari bagian depan dan teras villa, sedikit membuat Rena bisa bernapas lega karena artinya tempat tinggal ini masih terlihat manusiawi untuk ditinggali. Serta asumsi buruknya tentang adegan pembunuhan berencana langsung terpatahkan begitu saja. Lagipula mana ada pembunuh berdarah dingin yang doyan memelihara anggrek ataupun bonsai? Apalagi itu, beberapa koleksi tumbuhan monstera dan aglonemanya yang seharga kavling tanah sedang berbaris rapi di teras masuk, sontak membuat jiwa kriminal Rena ikut meronta-ronta ingin segera dibebaskan. Jika mencuri sudah dihalalkan, ia mungkin dapat memanfaatkan beberapa pot tanaman monstera itu untuk dijual menggantikan biaya cuci darah ibunya selama bebera
Rena tidak tahu persis kapan terakhir kali ia menyantap makanan rumahan khas tangan seorang ibu seperti ini. Keseringan hidup di rumah kontrakan, membuat Rena lebih banyak memanfaatkan lauk-pauk atau makanan lainnya yang ia beli dari luar.Mungkin masakan yang biasanya akan ia buat juga hanya seputaran menu biasa seperti nasi goreng ataupun olahan telur sejenisnya. Rena jarang menyisipkan waktu luangnya untuk membuat capcay, ikan goreng saus, dan sayur tumis kangkung semacam ini.Belum lagi sudah dua tahun tiap ia pulang ke Semarang, Rena hanya gantian berbagi tugas memasak dengan adiknya, Kayla. Mengingat kondisi ibu mereka yang mengharuskan wanita paruh baya itu tidak terlibat pekerjaan berat apapun yang beresiko memperparah keadaannya.Makanya saat melihat ragam menu masakan rumahan sudah tertata rapi di atas meja, Rena tanpa pikir panjang langsung mengambil piring dan menyendok nasi serta lauk-pauk yang ia butuhkan sebanyak mungkin. Menyantap dengan la
Baiklah, Rena ingin sekali merutuk sikap lemah hatinya yang mudah merasa tidak tega pada kesulitan siapapun yang berada di sekitar jangkauan matanya. Betapapun ia membenci sosok tersebut sedemikian rupa, namun mendustai empati yang sudah mendarah daging, bukan hal mudah untuk dilakukan.Sama seperti kebiasaannya yang harus merasa iba pada sang ayah tiap kali lelaki itu pulang dengan luka-luka serta memar, entah karena dikejar lintah darat akibat hutang judi menunggak, atau dikeroyok masyarakat karena selalu saja berulah tiap kali alkohol mengambil alih kesadarannya.Sebenci apapun Rena pada sosok itu oleh semua kekacauan hidup yang ia perbuat dan tinggalkan, sehingga kadang harus membuat dirinya dan sang Ibu kewalahan ikut membereskan dan mewakili permintaan maaf pada mereka yang dirugikan kelakukan ayahnya, tetap saja Rena tak bisa mengabaikan tanggung jawabnya sebagai seorang anak tiap kali melihat pria tua itu terkapar babak belur di teras rumah.