Share

BAB 4

Daniel dan lila duduk saling berhadapan, namun keduanya sibuk dengan aktifitasnya masing-masing lila yang sedang asik berselancar dengan gawainya sedangkan daniel fokus memandangi seorang gadis cantik yang ada di hadapannya itu.

Ketika lila tak sengaja mendongakkan kepalanya dan menghadap ke daniel keduanya gelagapan ketika beradu pandang, lila yang tertunduk malu dan seketika wajahnya yang mulai memerah, sedangkan daniel berusaha mengatur degup jantungnya agar tetap normal kembali namun entah mengapa ia tak mau melepaskan pandangannya dari adik ipar sepupunya itu.

"Bang, oiiii ngedip ngapa ngeliatnya sampai nggak berkedip gitu sih" ucap paula adik bungsunya clark yang entah kapan dan datang dari mana tapi mampu membuyarkan tatapan daniel kepada lila.

"Astaga, ngapain ke sini sih la" ucap daniel jengkel.

"Dih, aku kan juga mau jenguk abang clark nya aku, tanpa ada niat modusin siapa-siapa nih ya" sindir paula untuk daniel sepupunya.

"Ehhhmm" lila kamu kalau mau masuk sudah bisa nduk, sana ke dalam biar bisa lihat keponakan kamu, ucap bapak yang mampu menghentikan pertengkaran kecil antara daniel dan paula.

"Iya pak" ujar lila, lalu ia berjalan masuk ke dalam ruangan perawatan keponakannya itu.

Lila sangat bahagia untuk pertama kalinya ini ia bisa memegang jari mungil keponakannya meski sang bayi belum di perbolehkan untuk di gendong namun satu jari lila di genggam erat oleh keponakannya sajabia sudah sangat bahagia.

"Kamu yang kuat ya sayang, mama kamu dan adik kamu pasti baik-baik saja Tuhan pasti jaga mereka" ucap lila dan tak terasa menetes juga air matanya di pipi.

Kini lila bisa merasakan kesedihan ibunya, apa yang ibunya rasakan ketika melihat bayi mungil ini di pisahkan dengan mama nya yang sampai saat ini belum tau keberadaannya.

Dari luar akhirnya clark yang masih tak sadarkan diri sudah selesai melakukan pemeriksaan untuk hari ini, saat clark di bawa masuk daniel juga mengikuti sepupunya yang sekaligus sahabatnya.

"Tua, Bou ijinkan aku disini menemani clark" mohon daniel kepada papi dan clarissa.

"Iya sudah tua juga mau pulang dulu ke rumah, besok pagi tua datang lagi, kalau kau mau kau jagalah clark malam ini kau cerita-cerita siapa tau dia sadar" ucqp papi.

"Iya tua" jawab daniel.

Papi pun berpamitan kepada semua anggota keluarga yang ada untuk pulang dan beristirahat, ia berjanji besok akan segera kembali lagi untuk melihat perkembangan anak dan cucunya.

"Besan saya pulang dulu, besok saya pasti kembali lagi kesini" pamit papi.

"Oh ya baik besan, saya dan dimas besok rencananya mau pulang ke malang supaya kami bisa mencari tau keberadaan hani dan anaknya yang satu lagi" terang bapak kepada papi.

"Ohh ya mengenai hani dan cucu kita, saya sudah membentuk tim untuk melacak keberadaan mereka namun selular hani sampai sekarang belum menyala maka kami mencoba melacak dari keberadaan pesawatnya" besok saya datang lagi dengan tim nya deh supaya bisa berbicara dengan bapak ya.

"Baik-baik besan"

"Kalau begitu saya pamit dulu, besok pagi paling lambat jam 9 saya sudah sampai"

"Baik besan, hati-hati di jalan"

Setelah berpamitan dengan besannya papi pun berjalan bersama ke-empat pengawal pribadinya ke arah lift untuk naik ke roof top dimana helikopter nya sudah menunggu dan siap tinggal landas.

Clarissa, adiknya papi sudah menawarkan abangnya itu untuk menginap di rumahnya atau di hotel, tetapi papi menolaknya karena perjalanan ke rumahnya hanya menempuh jarak waktu paling lama 30 menit.

Tidak ada yang bisa menaklukkan keras kepala nya papi selain sang nenek yaitu mami nya papi dan hal ini pun menurun kepada clark hanya sang nenek lah yang bisa menaklukkannya.

Bapak pun menelephone dimas untuk memberitahukannya kalau kepulangan mereka ke malang besok di tunda dulu supaya bisa berunding terlebih dulu dengan tim pencari hani dan anaknya.

Sesaat bapak duduk, hati nya entah mengapa jadi di rundung kesedihan, kehilangan anak sulung kesayangannya seperti menyayat hatinya dan menorehkan luka yang dalam.

Jika saat hani pergi merantau ke jakarta saja bapak sudah berat mengantarkannya ke stasiun bis, apalagi sekarang ia di culik, di pisahkan dari suami dan anaknya yang masih sangat membutuhkan kehadirannya.

Di dalam daniel berusaha untuk tidak terus-terusan memandangi lila, ia akhirnya duduk membelakangi lila dan berbicara di kupingnya clark.

"Malam ini gue yang jagain lo clark, usahain gerakin salah satu anggota tubuh lo supaya gue bisa tau lo nyimak apa nggak kalo gue lagi ngomong.

Hari sudah semakin gelap, kini ibu dan lila berpamitan kepada daniel untuk kembali ke hotel dan beristirahat.

"Nak daniel, kami pamit kembali ke hotel untuk istirahat dulu ya, besok pagi kami akan datang kembali kesini" pamit ibu dan lila pun hanya diam dan berdiri di belakang ibu tidak mengucapkan sepatah kata pun.

"Iya bu hati-hati apa perlu saya antarkan bu? tanya daniel sopan".

"Ndak usah nak, terimakasih untuk tawarannya" jawab ibu.

"Clark kau memang tidak salah pilih pasangan hidup, adik nya saja begitu sopan bahkan tidak sedikit pun dia berusaha menggoda ku, jauh berbeda dengan para wanita yang biasa meneror hidup ku" ucap daniel pelan ketika ibu dan lila sudah keluar dari kamar rawat.

Akhirnya bapak, ibu dan lila pun berpamitan kepada clarissa untuk kembali ke hotel.

"Eda kami pamit lah ya, besok pagi kami datang lagi" pamit ibu kepada clarissa.

"Iya beristirahatlah, jangan khawatir kan clark dan anaknya selalu dalam pengawasan saya, lagi pula ada daniel dan dua pengawal yang di tugaskan papi nya clark untuk menjaga di sini" terang clarissa.

"Baik kami pamit sekarang ya"

Lalu bapak, ibu dan lila pun berjalan pulang, sementar clarissa pun juga langsung berbalik arah dan pulang ke rumah nya.

Tidak ada yang perlu di khawatirkan tentang clark dan anaknya, mereka mendapatkan perlindungan dari pengawal terbaik sang nenek dan juga perawatan medis terbaik dari rumah sakit ini hanya tinggal menunggu masa pemulihan saja sehingga mereka berdua bisa bersama sebagai papa dan anak yang seutuhnya.

"Bro, jangan lama-lama lo tidur nya inget istri dan anak lo masih hilang kita harus segera mencarinya, jangan gue sendirian yang nyari kan gue nggak ada ide bro"

Daniel berbincang sendiri di depan raga clark yang masih belum sadarkan diri sampai sekarang, ia berharap sepupunya ini bisa segera membuka matanya atau paling tidak memberikan respon kepadanya.

Sampai pagi menjelang daniel tetap terjaga di sebelah raganya clark tak pernah di tinggalkannya walaupun sebentar, karena clark satu-satunya saudara yang sekaligus sahabatnya yang selalu ada di masa-masa keterpurukannya.

Bersambung .......

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status