‘Cinta hanya untuk orang-orang lemah yang suka menggantungkan diri seutuhnya pada perasaan tak masuk akal itu.’ *** “Kurasa aku tidak perlu basa-basi lagi, karena kamu pasti tahu ‘kan di mana letak kesalahanmu?” Sembari berkata demikian, pemuda bermanik hitam legam itu juga melangkahkan kakinya— selangkah per satu kata yang keluar dari mulutnya. Sementara itu Pricillia hanya berjalan mundur dengan tatapan penuh ketakutan dan rasa cemas. Bahkan, indera pengecapnya mulai terasa kelu, dibarengi dengan keringat dingin yang mulai mengalir membasahi wajahnya. Bagaimana tidak? Tatapan yang diberikan Adam padanya begitu menakutkan seperti serigala hitam yang sedang menjebak mangsanya. GLEK! Bahkan untuk sekedar menelan ludah saja sulitnya bukan main. Kedua kakinya yang sedari tadi ia gunakan untuk menopang tubuhnya juga seolah tak menapak lagi. Melihatnya ketakutan seperti itu memb
Peringatan: Bab ini mengandung adegan dewasa (21+). Harap pembaca bijak dalam menyikapinya. Terima kasih. ‘Dari sela-sela pintu kamar tidur itu, ia melihat sang Ibu—wanita yang telah melahirkannya ke dunia—juga dalam keadaan tanpa sehelai benang menutupi tubuhnya, sedang menyatukan miliknya dengan milik si pria asing.’ *** Entah kenapa, masa kelam dirinya bersama Diana—ibu kandungnya yang telah ia kubur rapat-rapat kini kembali muncul ke permukaan, membuka luka lama yang sudah susah payah ia sembuhkan. Luka yang nyatanya masih membekas hingga saat ini di relung hatinya. Yang mungkin tak akan pernah sembuh seumur hidupnya. . . . Tiga belas tahun yang lalu… Di malam yang sunyi, hanya ada suara rintik hujan yang turun silih berganti sejak sore. Air yang turun dari langit itu tak kunjung menunjukan tanda-tanda akan berhenti. Ia masih ingat betul pada malam itu, malam yang dinginnya terasa begitu menusuk kulit. Terjadi satu kejadian yang menimbulkan trauma mendalam baginya. .
‘Kesepian dan kehampaan kembali meliputi dirinya. Tidak ada lagi yang menjadi tempat sandarannya.’ *** “Akan aku buat kamu menyesal!! Dasar anak sialan! You’re so f*cking annoying!!” Maki wanita paruh baya itu lagi sembari membuka paksa celana panjang yang dikenakan oleh Adam. Menyisakan celana dalam yang masih menutupi area privasinya. Emosi menggebu-gebu dalam dada, Diana langsung melepaskan benda tersebut secara agresif hingga menampilkan pemandangan eksklusif milik Adam yang belum pernah tersentuh satu kali pun. Sunggingan di bibirnya semakin naik ketika melihat benda mungil yang masih tampak polos. Ingin sekali wanita itu bermain dan meninggalkan memori tak terlupakan bagi anaknya. Ya, wanita itu benar-benar sudah kehilangan moralitasnya. Namun, sebelum menyentuhnya, beliau menarik tangan yang ia gunakan untuk membekap mulut Adam. Sekali lagi, beliau memberikan bocah bermanik hitam itu sebuah tatapan mengandung beribu makna tersirat. Sunggingan bibirnya kini berubah menjad
‘Satu hal yang ia pelajari baru-baru ini; buatlah gadis incarannya jatuh cinta dengan cara melakukan kegiatan yang gadis itu cintai dengan sepenuh hati.’ *** Apa yang membuat Adam begitu menginginkan Pricillia? Entahlah, hanya Tuhan dan pemuda itu saja yang tahu. Kreek— Suara pintu kamar mandi terbuka, mengungkap sosok Adam yang baru saja menyelesaikan mandinya, hanya berbalut handuk di sekitar area privasinya. Tak ada orang lain di sana, pemuda itu dengan sembrono melemparkan handuknya ke arah sembarang. Tanpa sehelai benang pun, Adam berjalan ke arah lemarinya, mengambil sepasang kaos lengan pendek dan celana boxer. Setelah mengenakan pakaiannya, Adam memandang meja tempat ia biasa mengerjakan proyek fotografinya. Beberapa tumpukan buku musik tertata di sana. Mendekati meja, Adam mengamati judul buku yang berada di paling atas. Ia mengambilnya dan membukanya pada halaman yang telah ia tandai sebelumnya. Buku itu berisi penjelasan tentang tangga nada mayor dan minor, kunci da
‘Satu momen yang terjadi pada malam itu telah menjadi tanda dari awal kisah perjalanan cinta terlarang mereka berdua.’ *** Di malam yang penuh gemerlap bintang, sepasang saudara tiri itu saling memberi tatapan penuh makna tersirat. Makna yang artinya hanya diketahui oleh para kekasih yang sedang dimabuk cinta. . . . “Masuklah.” Setelah mempersilahkan Pricillia untuk masuk ke dalam mobil, Adam juga ikut masuk dan duduk di kursi pengemudi. Sebelum menyalakan mesinnya, pemuda bermanik hitam itu mengamati sejenak wajah cantik adik tirinya yang kini dilapisi dengan riasan tipis, yang tentu saja semakin menambah kadar kecantikannya. Tatapan intensnya tentu saja membuat Pricillia sedikit salah tingkah, bisa dilihat dari caranya merapikan helaian rambut di sekitar daun telinganya. Beberapa detik berselang, Adam mengulurkan tangannya ke wajah sang gadis, lalu mengusap sudut bibirnya dengan lembut. Merasa khawatir dengan riasannya, Pricillia buru-buru mengambil cermin kecil di dalam t
‘Pada malam ini, mereka bukan lagi dua, melainkan satu.’***Apa yang akan Adam dan Pricillia lakukan untuk mencegah Thomas dan Elle mengetahui hubungan terlarang mereka?...Di malam sebelum kencan sepasang saudara tiri itu berlangsung, ayah dan ibu mereka—Thomas dan Elle sedang sibuk melampiaskan hasrat satu sama lain di sebuah kamar hotel bintang lima yang berada di Hawaii.Di hari ketujuh mereka berbulan madu, terdengar deru napas memburu dari sepasang suami istri yang sedang sibuk melampiaskan hasrat yang bergelora dalam dada.Detak jantung saling berpacu seiring seirama mengisi keheningan malam yang panjang.Di malam yang sunyi itu, di atas ranjang berukuran king size bersprei putih, Thomas dan Elle bercinta. Menyalurkan hasrat yang sudah membuncah, sekaligus merasakan keberadaan satu sama lain sedekat mungkin.Entah sudah kesekian kalinya mereka berd
‘Tubuh mereka seolah terhubung satu sama lain, layaknya magnet yang secara alamiah akan terhubung bila didekatkan.’ *** Cahaya matahari yang masuk dari sela-sela jendela, menari-nari dengan indahnya menerangi sepasang saudara tiri yang masih terlelap dalam mimpi indahnya usai melewati malam yang panjang. Di saat cahaya keemasan yang memancarkan panas itu mulai berada di puncak tertinggi, Adam membuka kedua matanya secara perlahan hingga menampilkan manik hitam legamnya dengan sempurna. Dari posisinya saat ini, ia dapat melihat dengan jelas wajah cantik nan polos Pricillia yang terhalang beberapa helai rambutnya. Meski begitu, baginya hal itu tidak mengurangi sedikit pun kecantikan alami dari sang gadis yang saat ini sudah resmi menjadi kekasihnya. Namun, di satu sisi, hal itu mengganggu pemandangannya karena tak leluasa memandangi kecantikan alami adik tirinya. Merasa terhalangi, Adam pun menyingkirkan helaian rambut Pricillia, kemudian ia selipkan di belakang daun telinganya.
Peringatan: Bab ini mengandung adegan dewasa (21+). Harap pembaca bijak dalam menyikapinya. Terima kasih. ‘Maafkan aku ... Ayah dan Ibu akan pulang nanti sore. Jadi, akan sulit bagi kita berdua untuk bertemu dan melakukannya lagi dengan leluasa seperti ini.’ *** “Selamat malam, sampai jumpa di kampus besok.” Usai Adam berkata demikian, Pricillia langsung membuka pintu mobil dan keluar dari sana. . . . Hari demi hari berlalu, hingga tak terasa kalau sudah hampir satu minggu berlalu sejak saat itu. Di mana hari ini merupakan hari terakhir ayah dan ibu mereka—Thomas dan Elle berbulan madu. Semalam sebelum Adam dan Pricillia menjemput kedua orang tua mereka di bandara, seperti biasanya sepasang saudara tiri itu menuntaskan hasrat terpendam mereka di atas ranjang. Di mana jam digital di atas nakas sudah menunjukan pukul sebelas malam. Waktu bagi hampir sebagian besar o