Share

TIDAK ADA KATA TERLAMBAT

Tubuh Liana memang tidak bisa bergerak. Ia juga tidak bisa melontarkan perkataan dari bibir merah mudanya. Namun, tetap saja ia terus khawatir kepada prediksi yang terus terpikirkan olehnya.

Ketika Ratih membaca pesan Liana melalui isyarat kedipan mata dengan bantuan sandi morse, ia pun berlari dan menuju barak pusat. Melihat Ratih berlari, kini Liana merasa bebannya sedikit terangkat.

“Syukurlah, aku bisa menyampaikan pesan itu kepada Ratih. Semoga kita semua bisa mencegah sekaligus mengantisipasi bencana itu.” Setelah memikirkan banyak kemungkinan lain yang ada di dalam otaknya. Liana pun tertidur pulas karena efek dari kondisinya.

***

“Mama, Liana sudah sadar,” ucap Sofi menghampiri mama yang sibuk mengumpulkan beberapa album foto lama keluarganya.

“Syukurlah,” balas mama memegang dada kemudian bersyukur kepada Tuhan, seakan-akan inilah kesempatannya untu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status