Share

Ponsel Maisaroh Berdering

Karena takut terlambat Bianca mengambil uang yang ada di dalam tasnya, laku menaruh uang pecahan lima puluh ribu di atas meja kecil yang ada di dalam kamar.

"Aku pamit, Mas," ucap Bianca pelan, dia langsung keluar dari kamar tanpa menyalami suaminya. Agung pun tidak mempermasalahkan hal itu, dia lebih memilih tidur lagi melanjutkan kantuk yang belum tuntas.

***

Ponsel Maisaroh bergetar di dalam tas lusuhnya, saat dia baru saja pulang sekolah.

"Halo, assalamu'alaikum," sahut Maisaroh saat menerima panggilan dari nomor yang tidak ada dalam daftar kontaknya. Bukan nomor handphone melainkan nomor kantor.

"Betul ini dengan ibu Maisaroh?"

"Iya, benar. Ada apa, ya, Pak?"

"Ini, Bu. Kami ingin menagih pembayaran pinjaman yang dilakukan sama Pak Agung."

"Pembayaran pinjaman? Maksudnya, Pak?"

"Ibu istrinya Pak Agung 'kan?" tanya sang collector.

"Iya, saya istrinya. Tapi saya tidak tahu-menahu soal pembayaran pinjaman yang Bapak maksud."

"Begini, Bu. Sekitar seminggu lalu, Bapak Agung menggadaika
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status