Share

Bab 2. #timetogo!

"Jadi kemarin kakak lu ngapain sebenarnya, Jo?" Tanya Flo melalui chat di layar monitor.

"Intinya, gw disuruh hapus Twist gw yang di tag orang." John membalas chat Jess sambil menunggu temannya yang lain masuk dalam grup chat permainan mereka.

Rachel Florence Aprilia salah satu pemain wanita yang kenal baik dengan John. Selain profesional di bidang FPS (First Person Shooter), FlorA—nama aliasnya dalam turnamen—juga dapat dikategorikan influencer muda, cantik, dan cukup berpengaruh di ranah sosial media.

Karena sering diminta mempromosikan atau mengenalkan brand atau suatu produk tertentu kepada pengikutnya yang sudah hampir mencapai satu juta, FlorA sering hilir mudik di halaman utama pengguna sosial media Instagrand bermodalkan pakaian minim dan memanjakan mata kaum adam.

"Nanti engagement lu bakal turun donk?" Tanya FlorA sembari menambahkan emoji karakter berkeringat dengan senyum.

"Peduli amat, gw juga ga akan hapus. Malah mau gw buat konten tuh kakak gw sekalian."

FlorA mengirimkan sticker chat dengan karakter kaget dan tulisan 'OMG'.

"Bayangkan." John menyeringai. "Judulnya: TEGURAN KAKAK YANG GAPTEK BERUJUNG KEKALAHAN JJTEAM."

"Asli, lu sih parah banget Jo! Dasar setan!" Balasan chat FlorA yang tampak tidak ada rasa bersalah akan tindakan John yang tidak etis.

Ting!

Dreamslandia bergabung dalam chat.

Ting!

Futopia bergabung dalam chat.

Ting!

Jess_unlimited bergabung dalam chat.

"Ayok kita gas!" Ucap John setelah melihat bahwa ketiga personil lain telah bergabung. Karena baginya yang terpenting sekarang ialah push rank. Sebuah istilah dalam dunia permainan daring untuk meningkatkan gelar pada akun miliknya.

Gelar tersebut berguna tidak lain sebagai penanda bahwa akun yang kita miliki layak untuk mendaftar dan bertanding dalam ajang turnamen e-sport yang saat ini semakin banyak digandrungi oleh anak muda karena sudah mencapai kancah internasional.

***

Kurang lebih JJ dengan timnya (JJGAMING) membuahkan hasil baik dengan pencapaian skor unggul 2 - 1 di laga nasional melawan tim Indonexia lainnya, BUM.IX yang merupakan pemain lama.

Setelah merayakan kemenangan secara virtual dengan teman-temannya, John melepaskan headset, menghela nafas sejenak, mengambil minum yang terletak tidak jauh darinya dengan cara menggeser kursi gaming-nya.

John meneguk segelas penuh air sambil melayangkan pandangannya ke arah jam dinding. Waktu menunjukkan pukul enam lewat dua puluh menit. Langit sudah mulai sedikit gelap dan kemerahan di luar. Biasanya kalau bukan ketukan di pintu kamarnya oleh asisten rumah tangga, bisa saja Matthias yang muncul secara tiba-tiba.

Namun sore itu suasana nampak begitu hening. Keheningan yang sangat tidak disukai John.

Meletakkan gelasnya di meja komputernya, kemudian John bangkit berdiri dan merenggangkan badannya. Memutar kepala serta lehernya mengikuti arah jarum jam dan memijit bagian tengkuk yang dirasakannya sedikit pegal. Kemudian ia menyalakan musik dengan volume menggelegar.

Bosan.

Sebuah kata yang muncul dalam pikirannya, karena turnamen berikutnya diadakan sepekan ke depan. Dan menatap layar komputer terlalu lama membuat matanya lelah, walau terkadang John menggunakan kacamata anti radiasi; ia tetap memilih untuk mengalihkan pandangannya ke hal lain.

John meraih dumbel yang ada tidak jauh dari ranjangnya, masing-masing sekitar 7 kg untuk mengencangkan lengan kanan dan kirinya sembari duduk di samping ranjang dan menatap cermin.

Kemudian ia melakukan beberapa kali lompat tali juga selama setengah jam, beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan badannya, berusaha rileks, namun semua itu ia lakukan hanya sekedar rutinitas bahkan hanya untuk mengisi waktu kosong.

Kosong.

Kata tersebut ikut muncul dalam hatinya. Selain membuat konten menggunakan sosial media, bermain secara daring bersama teman-temannya, mengunggah status terbaru sekaligus melihat perkembangan media melalui ponselnya, JJ tidak memiliki aktivitas lain yang ia anggap bermanfaat untuk dilakukan.

Seringkali JJ meminta asisten rumah tangga membawakan makan malamnya ke dalam kamar, karena ia benci suasana kosong ruang makan yang begitu besar hingga suara ketikan ponselnya menggema ke seluruh pelosok ruang makan tersebut.

Menelepon seseorang?

Siapa?

FlorA dan yang lain?

Untuk apa?

Segala gosip, obrolan tidak penting, curhatan akan selingkuhan artis dan sebagainya tidak membuat JJ tertarik untuk membahasnya.

Ketika semua rasa hampa tersebut melanda, hal terakhir yang bisa ia lakukan yaitu menuju garasi rumahnya. John bergegas mengambil kunci mobil yang tergeletak di atas meja dan lampu tidurnya. Ia berhenti sejenak memandang bingkai foto kecil berbahan kayu yang seolah memperhatikannya.

"Time to go...." Gumamnya kepada foto ibunya.

Berjalan menuju garasi sudah memakan waktu sekitar lima menit, setibanya John di garasi, ia menekan tombol tersembunyi yang terletak di salah satu patung hiasan taman berbentuk malaikat yang sedang menimba air.

Pintu otomatis garasi yang sangat luas terbuka, bergeser dari kanan ke kiri satu per satu. Memunculkan deretan mobil yang tak terhitung jumlahnya, berbagai jenis dari model klasik hingga sport ada disana. Belum lagi yang terdapat di ruang bawah tanah yang merupakan koleksi antik milik pak Jos dan jarang dikendarai.

Sekiranya 70% dari mobil yang berada dalam garasi tersebut merupakan 'mainan' John sejak ia remaja. Melalui taruhan, John sudah menghibahkan mobilnya kepada puluhan sahabat maupun orang yang cukup beruntung dalam ajang yang diadakannya dalam kanal YouToo.

FlorA bahkan pernah memenangkan customized Mini Zooper dari John. Mobil unik berukuran mini tersebut memiliki desain elegan dan polesan cantik pada bagian sampingnya dengan cat bunglon pink-kuning. Harganya hampir mencapai satu milyar rupiah.

Netizen berkomentar hal tersebut merupakan settingan untuk konten, JJ sedang berusaha mengambil hati FlorA, dan berbagai rumor liar lainnya. Kebenarannya hanya JJ dan FlorA yang mengetahuinya.

Disinyalir bahwa FlorA tidak tertarik harta JJ, melainkan koneksi serta jaringan kaum elit di perusahaan Kohlberg. Lebih tepatnya jika FlorA mengincar Matthias karena tingkat kedewasaan dan karisma yang dimilikinya berbeda dengan JJ.

Kini JJ sudah berada di mobil kesayangannya, mobil sport yang lazim dimiliki para pemuda baik mereka sukses dengan karirnya sendiri atau sekedar memiliki tanpa menguras keringatnya sendiri: Lamborgeenie.

Deruan suara mesin yang berpadu dengan knalpot racing memecah keheningan sore itu ketika Lambo JJ dinyalakan dari dalam garasi. Bukan berlebihan jika beberapa burung di sekitar kawasan rumah JJ terkaget dan terbang mengisi langit bernuansa warna lembayung yang ungu nan indah.

Pepohonan kelapa tinggi yang tersusun rapi ikut menjadi saksi bisu kala JJ menyetir perlahan melewatinya. Seakan tertunduk hormat, pepohonan kelapa tersebut mengayunkan dedaunannya diikuti beberapa asisten rumah tangga yang dengan sigap menuju pintu pagar utama kemudian menekan tombol otomatis agar terbuka.

Diiringi para asisten rumah tangga mengatur posisi membungkukkan kepala saat kendaraan JJ berpapasan dengan mereka, maka John Julius Kohlberg siap menjadi Raja Jalanan.

Vrrrmmm!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status