Share

Bab 45

Aku pun berusaha menelepon Ayah. Namun, tidak diangkat mungkin sibuk dengan pekerjaannya. Kemudian aku menelepon ibu. Sama halnya dengan ayah, beberapa kali aku telepon. Ibu tidak mengangkatnya.

Beberapa saat kemudian ponselku berdering. Bergegas ku lihat ternyata telepon dari ibu.

"Ada apa, Nak?"

"Bu, pa-papa datang ke rumah. Beliau marah-marah. Aku takut, Bu," kataku gugup.

"Sudah jangan panik! Ibu bentar lagi akan sampai. Aku akan telepon ke kantor ayah kamu, biar ayah kamu segera pulang."

"Sus, tolong bawa Putra masuk ke kamar dan kunci pintunya ya! Jangan dibuka kalau bukan aku yang datang," pintaku kepada Nikmah baby sitterku.

"Baik, Bu Sari."

Bismillah semoga aku bisa mengatasinya. Aku mencoba untuk tetap tenang.

Aku pun mencari keberadaan papa dengan mengintipnya dari atas. Ku lihat ada Pak Marno yang mengawasi papa dari agak jauh. Beliau sedang berjaga-jaga takut kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

"Mbok, tolong kasih tahu papa untuk duduk dulu di dalam."

"Orangn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status