Fien Clark yang merasa marah dan frustrasi akhirnya melepaskan tangannya dari karyawan tersebut, ia menatap dokter wanita itu dan merasa wanita itu punya jawabannya.
"Maaf," katanya pada petugas loket tersebut.Fien Clark mengikuti langkah Dokter tersebut, lalu ikut duduk berhadapan dengannya di sebuah ruangan periksa.
"Adakah yang bisa kubantu, Tuan?"
"Namaku, Fien Clark. Berikan aku informasi yang sebenarnya," kata Fien.
"Baiklah tuan Fien, informasi apa yang anda butuhkan?"
"Alice, aku bertemu dengannya di rumah sakit ini, katakan padaku dimana dia sekarang? Bagaimana mungkin aku tak bisa bertemu dengannya padahal aku berbicara dengannya kemarin," terangnya.
"Alice? Apakah anda benar mengenalnya? Siapa Anda sebenarnya?"
"Benar bukan? Gadis itu memang ada di rumah sakit ini, bagaimana perempuan itu menyebutku halusinasi? Apa dianggapnya aku ini sudah gila?" sungut Fien Clark.
"Mereka hanya berbicara masalah data, sayangn
Sebagai pria, siapa yang tak marah menyaksikan calon istrinya bermesraan dengan pria lain? Bahkan pria itu notabene pada kasus Alice karena pria itu adalah paman Grace."Inikah sebabnya kau tak bisa membela Alice? Inikah sebabnya kau cenderung menunda dan enggan menyelesaikan kasus ini?" Antonio masih menatap sangat tajam pada dua sosok pria wanita yang terlihat asyik bercengkrama menunggu jadwal penerbangan."Tapi mungkin! Sekarang aku harus mencari tahu, sejak kapan sebenarnya mereka dekat seperti itu, mungkin saja mereka sejak lama bermain api di belakangku," lirihnya.Antonio berbalik arah dengan marah setelah ia beberapa kali mengambil foto mereka. Iapun pergi meninggalkan bandara untuk kembali ke rumah ayahnya.Sesampainya di rumah ia segera masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu. Ia ingin meredakan emosinya di dalam bathtub dan menghirup aroma terapi di sana.Sherly yang berada di dekat perapian untuk menghangatkan dirinya merasa terkeju
Antonio terkesima dengan penolakan Sherly. Dia berpikir gadis itu mencintai dirinya dan tak akan menolak apa yang ia lakukan. Kenyataan Sherly marah kepadanya, dan itu sangat terlihat dari sorot mata gadis itu yang menatapnya penuh api."Sherly ..., maafkan aku ...," lirihnya."Ini sangat membuatku kecewa, Antonio. Kau tak pantas melakukannya di hari-hari seperti ini," jawab Sherly. "Jangan memanfaatkan aku untuk melepaskan dan melampiaskan amarahmu. Kalau begitu kau sungguh menyakiti perasaanku, Antonio," tegas Sherly dan gadis itu membalikkan tubuhnya untuk membuka pintu.Bumm!! Sherly membanting pintu kamar Antonio dengan keras karena marah lalu ia keluar meninggalkan Antonio sendiri."Demi apa aku harus menjadi pengkhianat?" gerutu gadis itu.Alice melihat gadis itu berlari menuju kamarnya."Apa yang terjadi Sherly? Kau seperti melihat hantu."Sherly mengerjap, ia merasa malu andai bercerita kejadian tersebut kepada Alice."Kau b
"Jangan terlalu percaya diri, Fien. Kau akan tahu akibatnya jika kau lancang dan selalu menindas ku. Seharusnya kau mengerti apa yang aku maksud bukan?" kata Grace lalu merapat ke sisi Fien Clark yang sedang mematut dirinya di cermin."Ya, aku tahu. Aku juga tahu kau tak sebaik itu. Aku yakin obsesi yang kau miliki akan segera hilang, itu bagus. Grace, berkencan saja dengan pria lain yang mungkin mencintaimu, jangan paksa aku," lirihnya.Grace selalu saja kecewa. Fien Clark tak pernah memberikan kesempatan sedikitpun untuk dirinya.Ia membalikkan tubuhnya, mengerang pelan karena nyeri di hatinya.'Maafkan aku Fien, aku terpaksa melakukan ini," gumamnya pelan. Gadis itu melangkah ke sebuah nakas lalu kembali ke ruang tengah untuk sekedar duduk. Ia menunggu dengan hati berdebar.Kepala Fien Clark sedikit berdenyut. Pandangannya kabur dan ia dihinggapi perasaan aneh. Ia mulai membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Tak lama kemudian sebuah suara memanggiln
Setelah kejadian kebakaran tersebut Grace sangat tertekan. Sebab, Giant Travel adalah perusahaan penghasilan terbesar yang ia dapatkan. Dengan perusahaan ini, Grace bahkan bisa menopang seluruh kebutuhan hidupnya meski ia berfoya-foya.Sayangnya, bahkan polisi telah melacak jejak kebakaran tersebut dan hasilnya adalah itu murni konsleting dari sambungan listrik yang kabelnya sudah mulai tua."Paman, benarkah semua ini terjadi karena arus listrik yang konslet?""Begitulah, tak ada yang bisa kita lakukan, Grace. Kita harus mengganti uang pelanggan karena itulah jaminan keamanan. Asuransi tidak sepenuhnya membantu karena musibah tetaplah musibah.""Paman, aku masih belum yakin kalau ini bukan ulah seseorang. Sebaiknya carilah orang yang kompeten dalam meneliti kebakaran ini. Terlebih lagi sistem keamanan kita sangat rapi, konslet tidak seharusnya menyebar begitu cepat dan kenapa hidrolik kita tak berfungsi?" ujar Grace terus mendesak pamannya.Sementara
"Sepertinya aku ingin kau lebih serius menangani kasus Alice. Dia harus mendapatkan keadilan karena tindakan orang lain yang mengancam nyawanya. Apakah kau tak bisa melakukannya?"Antonio terus menatap Cindy dengan tatapan tajam namun lembut. Antonio belum ingin bertengkar dengan Cindy karena barang bukti yang asli rekaman kasus Alice masih di tangan Cindy."Masalah itu, ehmm baiklah, aku akan mencobanya, tunggulah beberapa saat lagi.""Aku sudah meminta seorang pengacara internasional untuk membantumu menyelesaikan kasus ini, besok pagi Tuan Lopez akan menemuimu. Ingat Cindy, aku tak bermain-main dalam kasus Alice ini. Selain aku berharap ia segera pulih, aku juga berharap pelakunya tertangkap," tegasnya."Antonio, aku juga bisa melakukannya sendiri, untuk apa kau mengundang Tuan Lopez? Aku sungguh tak menyukainya," protes Cindy.Cindy menolak tawaran Antonio karena tahu siapa Tuan Lopez. Selain otoriter, keputusannya sangat mutlak. Ini akan m
Grace tak menyadari apa yang baru saja ia katakan. Tekanan mental dan pengaruh alkohol membuatnya tak sadar mengatakan rahasia hidupnya. Gadis itu meracau lalu roboh di sisi Fien Clark."Apa dia mengatakan yang sebenarnya atau hanya mengigau? Benarkah kau telah membunuh Erick Davis?" lirih Fien Clark mulai gelisah."Jadi pertengkaran itu adalah karena Alice marah pada Grace bukan? Gadis itu pasti telah mendengar bualan Grace. Akan tetapi bagaimana mungkin pelakunya tidak terungkap sampai sekarang?" Fien Clark geram.Fien Clark memikirkan cara untuk mengungkap kebenaran dari mulut Grace. Bagaimanapun ia menyadari bahwa Erick Davis selama ini telah memberinya tempat dan banyak berkorban untuknya. Hari-hari kehilangan Alice membuatnya sadar bahwa selama ini ia telah banyak salah sangka terhadap saudaranya itu. Ia harus melanjutkan keinginan Alice untuk mengungkap siapa sebenarnya pembunuh Erick Davis yang selama ini mengarah pada dirinya._Grace meng
Dengan sedikit melambatkan laju kendaraan, Fien menerima panggilan Antonio dengan amarah."Apa kau masih tak punya malu menelponku?!" sentaknya lagi."Tenanglah, Fien. Kau tak harus semarah ini kepada orang yang sangat perduli kepadamu.""Perduli katamu? Oh, jadi apa lagi pedulimu sekarang ini?""Temui aku segera, ini sangatlah mendesak."Antonio menyebutkan tempat dimana mereka harus bertemu. Fien Clark melaju dengan kencang menuju tempat yang dituju.Antonio melihat Fien Clark yang tampak kurus. Pria itu juga terlihat dingin dan menakutkan."Kurasa istrimu tak merawatmu dengan baik, Fien. Apakah kau baik-baik saja?""Tak usah banyak berbasa-basi, aku tak punya banyak waktu. Sekarang, katakan saja apa yang membuatmu ingin menemui aku," ujarnya lalu menarik sebuah kursi di hadapan Antonio."Kenapa tak bisa santai sedikit? Aku sedang ingin mengobrol denganmu berkaitan dengan temanmu Sherly?""Sherly? Bukankah dia s
"Apa ini sebenarnya?" Fien membolak-balik kotak kecil yang dibungkus sangat rapi dan rapat."Bukalah sendiri, aku tak punya urusan. Dan bagaimana juga, aku berterima kasih mendapatkan pencerahan darimu. Bye," Antonio melenggang pergi mendahului Fien Clark.Setelah tiba di kantor, Fien Clark segera membuka bungkusan tersebut dan memasang di sebuah laptop miliknya. Ia sangat penasaran karena setelah sekian lama tiba-tiba Sherly mengirimkan sesuatu untuknya?Fien mulai melihat rekaman yang awalnya hanya rekaman laut lepas dengan deburan ombak di sisi kapal. Akan tetapi ia terkejut dengan rekaman durasi selanjutnya yang menampilkan Alice bersama Grace.Pemandangan ketika Grace berhadapan dengan Alice. Sayangnya hanya terlihat punggung Grace dan gerakan yang samar."Benarkah Grace mendorong Alice?" lirihnya sambil membelai janggutnya.Fien Clark segera menghubungi Eddie. "Bantu aku, ada sesuatu yang harus segera kau lihat," ujarnya.