Verdict terus memasang wajah aneh begitu diperbolehkan keluar dari rumah sakit keesokan harinya. Memandang Raymond seolah ada hal yang harus ia jelaskan sedetail mungkin. Ia berkelit, berusaha menghindari tatapan Verdict yang semakin lama semakin menusuk, membuat perasaannya semakin tidak nyaman karenanya. Tentang proses pemulihan Verdict yang terlalu cepat saja sudah cukup mengejutkan dokter yang menanganinya, karena jika menggunakan teknologi dan pengetahuan medis mutakhir sekali pun, seharusnya Verdict masih koma sampai dua bulan, lalu dilanjut dengan proses rehabilitasi yang harus dijalani Verdict sampai tubuhnya pulih seperti sedia kala. Ia yang dari awal sudah mengetahui kemampuan pemulihan diri monster yang dimiliki Verdict sama sekali tidak terkejut melihat Verdict sudah pulih sepenuhnya. Tanpa bekas.
Tapi tidak dengan
Begitu tiba di depan kediaman rumah Umberbridge dan melihat Amanda yang tengah menunggunya di depan pintu masuk bersama Thyme yang tampak gelisah menunggu kedatangannya, Verdict segera keluar dari mobil dan berlari menghampiri anak perempuan itu. Tidak memberi kesempatan sama sekali pada Amanda yang terkejut karena dipeluk erat oleh pria yang kini menjadi pacarnya."Kangen."Itu kata pertama yang meluncur cepat di bibir Verdict begitu puas memeluk anak perempuan yang kini wajahnya merona hebat. Pria itu tersenyum, sedikit menunduk agar bisa melihat wajah pacarnya itu sambil tertawa pelan."Kamu nggak kangen sama aku?" tanya Verdict, membelai rambut
Raymond berjalan keluar dari kamar mandi yang terletak di dalam kamar tamu yang sudah dirapikan oleh pelayan Thyme beberapa jam yang lalu, bersamaan dengan uap panas yang ikut keluar bersamanya, menyebar ke seluruh ruangan. Rasa letih yang ia rasakan tadi menghilang seluruhnya setelah ia berendam air panas dalam waktu yang cukup. Mengenakan kimono mandi berwarna putih, ia berjalan mendekati lemari pakaiannya sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah, menggunakan handuk yang tergantung di pundaknya. Ia mendapati Hazel tengah tertidur di atas tempat tidur berukuran besar, tampak kelelahan, membuatnya mengurungkan niatnya untuk mengeringkan rambutnya dengan pengering rambut dan kembali menggunakan handuk tadi. Ia tidak mengusik Hazel.Dipandanginya Hazel yang mengenakan pakaian yang ia pinjamkan setelah pakaian wanita i
“Lukanya tidak parah. Tidak ada luka dalam serius. Hanya ada sedikit pendarahan internal yang akan sembuh dalam waktu beberapa hari. Akan saya resepkan obat pereda nyeri dan antibiotik yang anti kantuk, sesuai permintaan Nona,” ujar dokter Severus yang selesai memeriksa kondisi Hazel, memasukkan kembali perlengkapan dokternya ke dalam tas jinjing hitam yang diletakkan di samping nakas.“Terima kasih,” sahut Hazel, kembali menguap. Matanya setengah terpejam saat mengatakannya. “Apa aku boleh tidur lagi?”“Tentu,” ujar pria itu lagi, yang sudah berada di depan pintu kamar, lalu sosoknya menghilang, bersamaan dengan Thyme. Meninggalkan mereka bertiga di dalam kamar.
Raymond membuka matanya, mendapati Hazel dan Edward tengah memandangnya dari jarak yang sangat dekat hingga membuatnya terkejut. Kantuknya hilang seketika saat melihat dua orang yang sebenarnya ingin ia hindari saat ini tampak lega melihatnya.“Gimana? Masih sakit?”“Sakit? Apa yang kalian bicarakan? Aku baik-baik saja,” Raymond bingung menjawab pertanyaan Hazel yang harusnya menjadi pertanyaannya. Dibandingkan dengannya, kondisi Hazel jauh lebih parah.Sebentar. Ia sama sekali tidak ingat tertidur di atas tempat tidur. Seingatnya, ia hanya berjalan masuk ke dalam kamar, dan hendak menuju kursi yang ada di depan tempat tidur agar Hazel b
Hari sudah pagi saat ia membuka kedua matanya. Di sampingnya, ia melihat Edward yang berbaring, masih mengenakan pakaian yang sama sambil tersenyum lembut padanya?“Sudah bangun?”Ia mengangguk, lalu menunduk saat pria itu dengan santainya mencium keningnya, lalu beranjak dari tempat tidurnya. “Hazel bilang padaku. Pengkhianatnya sudah ditemukan Verdict.”Agak enggan, ia menguap lebar, lalu menyusul Edward. “Lalu? Apa ada kabar lain?”“Kita masih nunggu kamu soal rencana selanjutnya,” Edward berjalan menuju lemari, lalu melemparkan jaket yang kemarin disimpan
Selesai merokok, Thyme memanggilnya menuju ruang tahanan bawah tanah. Di sana ia melihat Thyme dan Verdict berdiri di depan salah satu sel tahanan tempat kedua orang yang berhasil ditemukan Verdict.“Kupikir bakal lebih lama lagi,” tangan Thyme bersedekap begitu melihat kehadirannya, mengatakannya dengan nada sinis, menunjuk ke Verdict. “Aku nggak tahu deh, bisa tahan berapa lama lagi menghadapi orang ini.”“Harusnya itu perkataanku, Pendek!”Kali ini Thyme tidak terpancing, tetap menampakkan ekspresi tenangnya seperti biasa, mengacuhkan Verdict yang menahan diri untuk tidak memukul anak Pria itu. “Siap? Kita akan tanyakan mereka sekali lagi.”
Raymond mengetuk pintu kamar Hazel. Begitu terbuka, ia melihat sosok Edward yang mengernyit melihat kedatangannya, menyuruhnya masuk.“Kenapa ke sini?” Edward berjalan mendahuluinya seraya mengusap tengkuk lehenya, kembali ke atas tempat tidur Hazel yang penuh dengan kepingan benda-benda aneh yang tidak ia kenal. Raymond menutup pintu kamar tersebut perlahan, menyusul Edward dan Hazel yang kembali sibuk dengan urusan mereka masing-masing.“Ngelihat kamu, Ed. Nggak boleh?”Tangan Pria yang tengah merakit komponen-entah-apa-itu seketika terhenti, begitu pula dengan Hazel yang mengalihkan pandangannya dari layar laptopnya.
Raymond mematikan mesin mobilnya, mengawasi Thyme dan Verdict yang sudah masuk ke dalam bangunan itu dari jauh. Thyme memintanya untuk memarkirkan mobilnya agak jauh markas Simon Clive yang kini dipenuhi oleh orang-orang berpakaian mewah yang berbondong masuk ke dalam bangunan tersebut, disambut oleh beberapa orang berpakaian serba hitam dengan aura menakutkan di sekeliling mereka. Ia mengenali beberapa dari mereka yang mengepungnya waktu ia bersama Edward. Berulang kali ia mengetuk jemarinya, merasa frustrasi karena tidak mengetahui rencana anak itu.“Mau?” Hazel yang duduk di belakangnya menyodorkan snack bar yang sedari tadi dikonsumsi wanita itu padanya. “Buatanku sendiri. Rendah kalori, tapi cukup untuk mengisi tenagamu.”“Nggak. Aku