THE DEAD WALK

THE DEAD WALK

last updateLast Updated : 2025-05-11
By:  Agung NugrahaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating. 1 review
65Chapters
198views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

ini adalah cerita asli yg aku buat sendiri karena aku penggemar dari cerita cerita zombie jadi aku memutuskan untuk membuat novel nya , harusnya buat komis tapi karena buat novel lebih mudah jadi di buat novel aja * dunia sudah hancur berantakan akibat wabah zombie ini ada seorang pria bernama ardlick yg bertahan hidup*

View More

Chapter 1

Hari dimana dunia berhenti

Langit mendung, seolah tahu bahwa dunia sudah tidak sama lagi. Jalanan kosong, tak ada suara klakson, tak ada suara orang-orang mengobrol, hanya angin yang berbisik di antara bangunan yang mulai ditinggalkan.

Aldric berjalan perlahan di tengah kota yang sekarang lebih mirip kuburan raksasa. Mobil-mobil terbengkalai di jalanan, sebagian masih menyisakan bekas darah yang sudah mengering. Mayat-mayat tergeletak di trotoar, sebagian hancur, sebagian lagi masih utuh, seakan tertidur selamanya.

Dulu, dia tidak pernah membayangkan hidup di dunia seperti ini. Dunia tempat manusia lebih takut pada sesamanya daripada pada kematian itu sendiri.

Ia merapatkan jaketnya dan meraih pisau berburu yang terselip di ikat pinggangnya. Setiap langkahnya harus hati-hati. Salah sedikit, nyawanya bisa melayang.

Tiba-tiba, ada suara dari belakang sebuah mobil yang terguling.

*"Kraak... kraak..."*

Suara langkah terseok-seok di atas aspal.

Aldric menahan napas. Tangannya mengeratkan genggaman pada pisaunya.

Dan di sanalah dia—sosok itu muncul dari balik mobil, tubuhnya kurus, kulitnya pucat, dan matanya kosong. Mulutnya berlumuran darah kering, dengan rahang yang bergerak-gerak seperti mengunyah sesuatu yang tidak ada.

Zombie.

Aldric mundur selangkah. Dia pernah melihat hal ini sebelumnya. Cara bergeraknya, ekspresi kosongnya—makhluk itu tidak punya kesadaran. Hanya satu hal yang ada dalam pikirannya: makan.

Zombie itu mengeluarkan suara geraman serak, lalu mulai berjalan tertatih ke arahnya.

Aldric menarik napas dalam. Dia tahu satu hal—untuk membunuh mereka, dia harus menusuk kepalanya.

Saat zombie itu semakin dekat, Aldric mengangkat pisaunya.

Zombie itu semakin dekat, langkahnya terseret, tapi tatapannya terkunci pada Aldric. Bau busuk menguar dari tubuhnya, perpaduan antara daging membusuk dan darah kering.

Aldric menelan ludah. Ini bukan pertama kalinya dia menghadapi makhluk seperti ini, tapi tetap saja, jantungnya berdebar kencang. Dia mengangkat pisaunya, bersiap untuk menyerang.

*"GRAAAHHH!"*

Makhluk itu menggeram, lalu melompat ke arahnya lebih cepat dari yang dia perkirakan. Aldric terkejut, tapi refleksnya bekerja. Dia menghindar ke samping, membuat zombie itu jatuh tersungkur ke aspal.

Tanpa membuang waktu, Aldric mengayunkan pisaunya dan menghujamkannya tepat ke tengkorak makhluk itu. Mata zombie itu membelalak sesaat sebelum akhirnya diam. Tubuhnya berhenti bergerak.

Aldric menarik napas panjang, lalu mencabut pisaunya yang kini berlumuran darah hitam pekat. Dia mengusap keringat di dahinya dengan punggung tangan.

"Satu lagi jatuh..." gumamnya.

Dia menoleh ke sekeliling, memastikan tidak ada lagi yang mendekat. Biasanya, suara seperti tadi bisa menarik lebih banyak zombie. Dan benar saja—dari ujung jalan, dua sosok lain mulai berjalan tertatih ke arahnya.

"Sial," desis Aldric.

Dia harus pergi dari sini.

Mengalihkan perhatiannya dari mayat zombie yang baru saja dia bunuh, Aldric berlari menyelinap di antara mobil-mobil yang terbengkalai. Dia tidak boleh bertarung di tempat terbuka seperti ini. Terlalu berisiko.

Matanya mencari-cari tempat perlindungan. Di seberang jalan, ada sebuah toko swalayan yang tampaknya sudah lama ditinggalkan. Pintu kacanya pecah, rak-raknya kosong, tapi setidaknya ada tempat untuk bersembunyi.

Aldric segera berlari ke sana.

Saat dia masuk, bau apek langsung menyergap hidungnya. Dia mengintip ke luar jendela, memastikan zombie tadi tidak mengikutinya. Dua makhluk itu masih berjalan di jalanan, tampaknya tidak melihatnya masuk ke sini.

Aldric menghela napas. Setidaknya untuk sekarang, dia aman.

Dia berjalan ke belakang rak-rak kosong, berharap menemukan sesuatu yang berguna. Tapi kebanyakan sudah dijarah. Satu-satunya yang tersisa hanyalah beberapa bungkus makanan ringan yang sudah kedaluwarsa.

Saat dia hendak berbalik, sesuatu bergerak di ujung lorong.

Aldric langsung waspada, mengangkat pisaunya.

"D-Diam di tempat!" serunya.

Dari balik rak yang roboh, muncul seorang perempuan. Rambutnya kusut, wajahnya kotor, dan dia terlihat ketakutan. Tangannya gemetar saat mengangkat sebatang besi, bersiap untuk menyerang.

"K-Kamu siapa?!" perempuan itu bertanya dengan suara bergetar.

Aldric menatapnya. Dia tidak menyangka masih ada orang lain di sini.

"Aku bukan musuh," jawab Aldric, menurunkan pisaunya sedikit.

Perempuan itu tetap waspada, tapi matanya menunjukkan sesuatu yang sudah jarang Aldric lihat di dunia ini—harapan.

Di tengah dunia yang sudah mati, apakah masih ada orang yang bisa dipercaya?

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Agung Nugraha
menegangkan cocok buat aku yg suka cerita zombie ......
2025-03-25 04:56:05
1
65 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status