Home / Romansa / Hoffen / Tidak Sesuai Ekspetasi

Share

Tidak Sesuai Ekspetasi

Author: Errenchan
last update Last Updated: 2021-04-05 13:26:26

“Ayo masuk,” ucap wanita itu sembari masuk ke dalam ruangan, disusul oleh Vanda dan Trisha di belakang.

Wanita itu mempersilakan mereka duduk dengan ramah. Trisha sangat kagum pada wanita yang ada di hadapannya itu. Dia terlihat sedikit lebih tua dari Vanda, tapi wajahnya terlihat sangat mulus. Badannya juga terjaga, sangat ideal.

“Kamu Trisha?” tanya wanita itu melihat ke arah Trisha.

Trisha tersenyum dan menganggukkan kepalanya canggung. Wanita itu juga ikut tersenyum dan langsung mengulurkan tangannya di hadapan Trisha

 “Selamat,” ucapnya yang membuat Trisha bingung dengan arti uluran tangan itu.

Trisha menoleh ke Vanda seakan bertanya maksud wanita itu, sedangkan Vanda hanya menjawab dengan satu anggukan dan menyuruhnya untuk membalas uluran tangan itu. Trisha menggigit bibir bawahnya dengan membalas uluran tangan itu dengan ragu.

“Saya Zhui Consina, kamu bisa panggil saya Kak Ina atau Kak Zhui, bebas. Mulai hari ini kamu resmi menjadi asisten Severino,” jelas Zhui yang membuat Trisha menatapnya dengan tatapan tidak percaya.

Resmi menjadi asisten? Bukankah harus interview? Trisha bahkan sama sekali belum melakukan interview, kenapa tiba-tiba dia resmi diterima menjadi asisten? Apa tidak ada orang lain yang mendaftar menjadi asisten aktor itu? Tidak mungkin, kan?

Jadi hafalan Trisha juga menjadi sia-sia?

“Kenapa diam? Kamu tidak suka?”

Trisha tersadar dari lamunannya dengan tersenyum dan menggelengkan kepalanya cepat. “Bukan itu maksudnya. Maaf, hanya saja saya sedikit bingung.”

Vanda yang mendengar itu hanya menepuk keningnya pelan dan melihat ke arah Trisha dengan menggelengkan kepalanya, seakan memberikan kode agar dia tidak terlalu banyak tanya. Tapi wanita itu mengabaikan dan kembali menoleh ke Zhui.

“Bukannya harus interview? Kenapa saya tiba-tiba diterima? Apa tidak ada yang melamar menjadi asisten selain saya?” tanya Trisha yang membuat Zhui tertawa kecil.

“Tenang, jangan bingung. Vanda yang merekomendasikan kamu ke saya, jadi enggak perlu interview. Saya percaya sama Vanda,” jawab Zhui yang melihat ke arah Vanda.

Vanda pun langsung mengalihkan pandangannya dengan menutup bibirnya dengan telapak tangan, Trisha pun perlahan menoleh ke arah Vanda dengan tatapan sedikit tajam.

“Van … da? Dia yang merekomendasikan? Bisa jelasin ke gue?” tanya Trisha terus menatap Vanda.

Vanda pun menyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu. “Maaf, Sha. Gue enggak cerita ke lo. Awalnya dia telepon gue, dia butuh asisten. Jadi gue—“

“Udah, udah, cukup. Gue ngerti,” ucap Trisha menyela ucapan Vanda.

“Oh iya, sebelumnya harus saya beritahukan terlebih dahulu sebelum menjadi asisten Sev. Yang pertama, Sev ini mudah marah, jadi lebih baik kamu mengalah dan jangan hiraukan ucapan dia. Yang kedua, dia aktor yang dingin dan ketus sama orang lain.”

Trisha hanya mengangguk-angguk saat mendengar semua kepribadian Severino. Wanita itu benar-benar tidak percaya kalau yang di pantai itu hanyalah tipuan. Tapi, bagaimanapun dia harus bertahan menjadi asistennya. Semua ini demi komik terbarunya itu.

 “Oke, hanya itu yang saya sampaikan,” ucap Zhui.

“Zhui, manager mencari mu,” ucap lelaki itu dari ambang pintu.

aZhui menoleh sekilas sambil mengangguk. Lalu, dia beranjak dari duduknya. “Kalian ngobrol aja. Sev akan kembali dua puluh menit lagi, dia lagi meeting. Kalau dia sudah kembali, kamu tanya ke dia, mau makan atau minum kopi,” ujar Zhui seraya melangkahkan kakinya.

Trisha mengangguk paham dengan tersenyum, matanya masih menatap punggung Zhui yang berjalan keluar. Benar-benar cantik.

“Kalau gitu gue balik ke studio, lo jangan lupa kirim sketsa chapter dua besok,” ucap Vanda beranjak dari duduknya. Trisha beralih menatap Vanda dengan memasang raut wajah sedih.

“Temenin gue lah, kalau gue—“

“Gue enggak peduli. Oke, bye!” potong Vanda seraya berjalan meninggalkan Trisha sendiri di ruangan itu.

Trisha menghela napas panjangnya, dia masih asing dengan ruangan ini. Trisha mengambil ponselnya dan memilih bermain game untuk mengusir rasa bosannya. Dia juga tidak bisa keluar dari ruangan ini karena belum hafal betul, apalagi kalau sampai nyasar. Benar-benar memalukan.

Setelah bermain game dua puluh menit, Trisha menyandarkan tubuhnya di sofa dengan menatap langit-langit berwarna putih. Dia menunggu kedatangan Severino yang tak kunjung datang. Trisha masih belum percaya betul dengan ucapan Zhui.

Dia lelaki dingin? Ketus?

Akan Trisha buktikan kalau semua itu salah.

“Lo siapa?” tanya lelaki itu yang membuat Trisha terlonjak kaget dan menoleh ke arah pintu.

Trisha langsung berdiri dari duduknya dan mempersilakan Severino duduk. Dia tersenyum canggung saat Severino menatapnya dengan tatapan tajam.

“Perkenalkan, saya Trisha, asisten baru di sini,” jelas Trisha dengan nada lembutnya.

“Asisten? Gue enggak butuh! Lo gue pecat! Sekarang keluar dari ruangan ini!” ketusnya dengan menunjuk ke arah pintu, matanya bahkan tidak menatap ke arah Trisha lagi.

“Ta-tapi—“

“Budek? Gue bilang keluar, ya keluar!” ketusnya dengan nada penuh penekanan.

Trisha menghela napas dengan menarik bibirnya membentuk senyuman. Ternyata benar ucapan Zhui dan Vanda. Lelaki ini sangat ketus. Menyebalkan!

“Tapi … Kak Zhui—“

Severino mengusap wajahnya dengan menghela napas kasar, dia sangat kehilangan kesabarannya. Severino beranjak dari duduknya dan berjalan dengan menarik tangan Trisha dengan paksa. “Keluar! Gue enggak butuh asisten, wanita gemuk!” ketus lelaki itu mendorong tubuh Trisha, lalu menutup pintu itu dengan kencang.

Trisha terlonjak kaget dan menghela napas panjang. Semuanya sudah berakhir? Secepat ini? Terus bagaimana nasib komiknya? Apa ending di komik akan seperti ini?

Trisha benar-benar tidak sanggup dan tidak tahu lagi harus bagaimana. Dia ragu untuk pergi meninggalkan perusahaan ini atau tidak. Kalau saja bukan untuk komiknya, dia tidak sudi menjadi asisten aktor yang menakutkan seperti Severino.

Mulai detik ini, Trisha tidak mengagumi Severino! Bahkan, rasa bencinya itu mulai muncul! Dia menyesal sudah memuji-muji Severino dari dalam hatinya. Benar-benar menyesal! Dia menarik semua ucapannya yang mengatakan kalau dia adalah lelaki baik dengan penuh perhatian. Semua itu sudah sirna dalam pikiran Trisha!

 “Trisha, kenapa kamu di luar?” tanya seorang wanita yang tak lain adalah Zhui.

Trisha menoleh dengan tersenyum kikuk dan menunjuk pintu yang tertutup itu. “Dia mengusirku karena enggak butuh asisten,” jawab Trisha jujur dengan senyuman yang sulit diartikan.

Zhui menghela napas dan menepuk keningnya, tangannya bergerak memegang lengan Trisha sambil tersenyum. “Tenang aja, biar aku yang membujuk Sev. Dia memang suka bertingkah kekanak-kanakan,” ujarnya seraya berjalan lebih dulu masuk ke dalam ruangan.

Saat masuk ke dalam ruangan, lelaki yang tengah bermain game seketika menoleh dengan tersenyum. Namun, senyum itu perlahan luntur ketika melihat wanita gemuk yang berdiri di belakang Zhui. Sev langsung berdecak dengan mengalihkan pandangannya. Tatapan tak suka terlukis dari raut wajahnya.

“Lo tuli? Gue udah usir lo, kenapa masih di sini?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hoffen   Resmi!

    Trisha berjalan di tepi pantai yang sudah tidak ada pengunjung sama sekali. Tiga tahun ini dia selalu datang ke pantai, tempat pertama kali dia bertemu dengan Sev. Dengan harapan lelaki itu datang menghampirinya.Wanita itu kembali menangis ketika teringat pada masa lalunya. Dia benar-benar merindukan lelaki itu. Dia adalah orang yang membuatnya berdiri sampai sekarang, tanpa dia mungkin Trisha tidak akan menjadi mangaka.Tiba-tiba saja ada seseorang yang berdiri di hadapannya. “Jangan nangis, nanti make-up lo luntur.”Trisha yang mendengar perkataan itu merasa tidak asing dan langsung mengangkat kepalanya, matanya menatap lelaki itu dengan tatapan tidak percaya.Severino berdiri di hadapannya dengan tersenyum lebar dan membentangkan tangannya. Trisha pun langsung berdiri dengan memeluknya erat.“Kenapa lo nggak kasih tau gue kalo udah balik?!” tanya Trisha dengan menangis sesenggukan.Sev mengelus punggung Trisha den

  • Hoffen   Tiga Tahun

    Tanpa dirasa tiga tahun berlalu dengan sangat cepat. Trisha melewati banyak rintangan dan sukses menjadi mangaka yang memiliki banyak penggemar. Tidak hanya dari Indonesia, tapi dari berbagai negara menyukai komik yang dibuat oleh wanita gemuk itu. Ralat, wanita yang sangat cantik dengan tubuh ideal.Trisha berhasil diet dengan cara memperbaiki pola hidupnya. Tidak ada panggilan wanita gemuk lagi untuknya.Trisha sudah sangat sukses di dunia komik, dia mendapatkan banyak penghargaan dan tawaran dari penerbit. Tidak hanya itu, satu komik yang sudah terjual jutaan eksemplar akan dijadikan film oleh salah satu sutradara terkenal. Benar-benar perkembangan yang pesat.Hanya saja, Trisha masih merasakan ada yang kurang dari semua pencapaian ini. Ya, kehadiran seseorang yang sudah dia tunggu selama tiga tahun.Tanpa di rasa wanita itu menunggu Sev selama tiga tahun. Dia sangat merindukan sosok lelaki itu yang menghilang tanpa kabar.Dua hari yang lalu, Tr

  • Hoffen   Kesedihan Trisha, Kepergian Sev.

    Tiga hari berlalu dengan sangat cepat, tidak bagi Trisha yang merasa kalau hari sangatlah lambat. Selama tiga hari dia tidak keluar dari apartemen, tidak membuka ponsel dan tidak melihat televisi. Semua itu dia lakukan hanya untuk tidak melihat wajah Sev.Trisha berhasil melakukan itu, tapi tidak berhasil melupakan lelaki itu dalam ingatannya. Entah kenapa setiap ingin melupakan, justru dia semakin ingat akan perhatian Sev yang dilakukan diam-diam. Apa kabar dengan lelaki itu? Apa dia semakin menerima banyak tawaran film?Tidak hanya Sev yang dia pikirkan, melainkan memikirkan cara agar komiknya kembali lagi dari platform dan membersihkan namanya itu. Vanda selalu menyuruhnya untuk menenangkan pikiran dan istirahat satu minggu.Namun, baru lima hari dia sudah merasa bosan dan ingin kembali bekerja seperti biasanya. Dia ingin melihat Sev meski dari kejauhan. Ia juga sudah menghitung total tabungan yang dimiliki. Uangnya hanya bisa membayar setengah dari jumlah to

  • Hoffen   Terulang Kembali

    Langkah Sev terhenti di tepi pantai, dia menatap tempat pertama kali bertemu dengan Trisha. Pertemuan yang pada saat itu Trisha tidak tahu kalau Sev adalah aktor. Lelaki itu duduk tanpa menggunakan alas apapun, pandangannya lurus ke depan.Entah kenapa, wanita itu membuat perubahan terbesar dalam hidupnya. Sev belum bisa melupakan Trisha, tapi dia ingin melupakan dia agar bisa pergi meninggalkan Indonesia dengan mudah. Yang ada di pikirannya adalah ‘apa dia mau menunggunya?’Sev merasa kalau Trisha sudah membenci dan tidak ingin bertemu lagi. Lelaki itu melirik ke kanan, dia mendapati wanita gemuk yang duduk seorang diri di tepi pantai dengan memakan burger. Bukankah itu sama seperti Trisha dulu? Bibir Sev perlahan tersenyum.Lelaki tampan itu mulai menyadari perasaannya. Dia tidak menyukai Tiana, yang dia sukai adalah Trisha. Hanya wanita itu yang membuatnya nyaman. Namun, sekarang sudah terlambat. Sev ingin mengulang semuanya, dia ingin lebih dekat

  • Hoffen   Mengakhiri Kontrak

    Tok … tok … tok …“Kak, ada yang cari lo,” ucap Beni dari luar ruangan yang sedikit berteriak.Zhui yang mendengar ucapan Beni kembali membuka matanya perlahan dengan menarik napas panjang dan mengembuskan dengan perlahan. “Ya, tunggu!” teriaknya seraya membenarkan posisi duduknya, lalu menoleh ke arah Sev yang masih memejamkan mata.“Gue harap, lo nggak melakukan hal buat gue marah! Jangan klarifikasi kalo lo nggak mau kehilangan pekerjaan lo!” perintah Zhui berdiri dari duduknya.“Gue nggak janji,” jawab Sev yang membuat Zhui mendengus dan melangkahkan kakinya keluar dari ruangan meninggalkan Sev.Saat mendengar suara pintu tertutup, Sev membuka matanya perlahan seraya mengeluarkan ponselnya dari saku. Dia menatap seisi ruangan dengan senyuman samar. “Maaf, Zhui. Gue harus melakukan sesuatu. Gue nggak mau jadi pengecut yang selalu bersembunyi setiap ada masalah,” gum

  • Hoffen   Rencana Bodoh Sev

    “Ada apa?” tanya Sev seraya masuk ke ruangannya dan duduk di hadapan Zhui dengan raut wajah bingung.Zhui memijat pelipis untuk sedikit menghilangkan rasa pening, banyak direktur yang menelponnya setelah melihat berita di artikel. Sang manager menyuruh temannya untuk mencari tau siapa yang membuat berita tidak jelas itu. Dia juga menyuruh security untuk memperketat orang yang masuk ke perusahaan untuk mengantisipasi agar tidak ada wartawan yang masuk.Wanita itu memutar laptopnya untuk memperlihatkan kabar yang menjadi trending. Banyak yang bertanya tentang kebenaran hubungannya dengan Tiana, ada juga yang tidak percaya kalau perusak hubungan Tiana adalah Sev.Sev yang membaca isi artikel itu mengepalkan tangannya, dia sangat marah pada orang yang membuat berita tidak benar itu.“Kita harus—““Direktur dan sutradara membatalkan kontrak setelah membaca skandal ini. Masalah lo kali ini sulit untuk diselesaikan, Sev

  • Hoffen   Perasaan Bersalah

    Sev yang tengah menunggu pesanannya di restoran hanya diam dengan menatap luar jendela. Dia memikirkan ucapan Zhui. Apa dia sudah keterlaluan pada Trisha?Dia mengamati beberapa pengunjung yang bermesraan dan saling mengobrol, tiba-tiba saja dia teringat pada Trisha saat makan berdua di restoran, dia juga ingat saat dia sering mengajaknya berbicara dan bermain game.Sev mengeluarkan ponselnya dan mengabaikan panggilan telepon dari Zhui. Dia membuka platform dan mencari komik milik wanita gemuk itu. Melihat banyak chapter yang sudah diterbitkan membuat perkataan Zhui terngiang di dalam pikirannya.“Dia udah banyak berkorban sama pekerjaan ini. Pagi dia jadi asisten lo, malam dia buat komik.”Apa benar yang diucapkan oleh Zhui? Itu artinya dia hanya tidur satu jam setiap harinya? Pikir Sev yang melihat waktu penerbitan komik itu. Banyak chapter yang diterbitkan antara pukul tiga atau empat subuh. Sev tau kalau wanita gemuk itu selalu ba

  • Hoffen   Tuntutan Sev

    Trisha sementara waktu tinggal di apartemen Vanda karena rumah dan studio sudah dikerubungi oleh wartawan untuk meminta kejelasan. Wanita gemuk itu juga terus menghubungi Sev meski pesan tidak ada yang dijawab satu pun. Jangankan dibalas, dibaca pun tidak.Wanita itu hanya bisa melihat Sev dari televisi. Dia tidak diperbolehkan keluar rumah sampai wartawan pergi dengan sendirinya. Sev pun tidak memberikan tanggapan lagi, dia hanya bilang kalau akan menuntutnya. Benar ucapan Lio. Sev tidak akan tinggal diam.Yang wanita gemuk itu pikirkan sekarang adalah cara membayar uang kompensasi untuk penerbit dan tuntutan Sev. Uang tabungan Trisha tidak cukup, dia juga tidak mau merepotkan orang di sekitarnya. Trisha merasa kalau ini adalah masalahnya sendiri.Seharusnya Trisha tidak menjadi asisten Sev dan memilih untuk mencari referensi lain. Namun, sudah terlambat untuk menyesali.Trisha merebahkan tubuhnya di kasur dengan menatap langit dari jendela, entah kenapa

  • Hoffen   Perasaan Bercampur Aduk

    Trisha sedari tadi melihat ke layar ponsel dengan harapan kalau Sev membalas pesannya. Namun, nihil. Sudah dua jam tidak ada balasan darinya. Hati wanita gemuk itu gusar dan bingung harus berbuat apa. Hanya satu yang diinginkan olehnya, Sev memaafkannya.Vanda yang melihat Trisha tampak gelisah pun hanya bisa menghela napas panjang sambil memakan cheese cake strawberry yang baru saja datang. Dia juga bingung harus membantu sahabatnya itu bagaimana.“Sha, udah dua jam lo lihat ke ponsel, tapi tetep aja nggak ada balesan. Sev butuh waktu buat maafin lo,” ucap Vanda dengan wajah datarnya.Trisha meletakan ponsel di meja dengan melihat ke arah Vanda. “Menurut lo … Sev bakal maafin gue nggak?” tanya Trisha.Vanda mengangkat kedua bahunya pertanda tidak tau. Namun, melihat tingkah Trisha yang berbeda sebelumnya membuat ia curiga. “Kenapa lo khawatir banget soal Sev maafin lo apa nggak? Jangan bilang lo … suka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status