Beranda / Romansa / Honey Baby / Honey Baby - 08

Share

Honey Baby - 08

Penulis: fishycattos
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-27 13:35:15

"I-iya? Ada apa, Rayes?" Tanyaku penasaran.

"Apa saya masih terlihat seksi di matamu?”

"Hah?"

Aku mengedipkan mataku berkali kali mendengarkan pertanyaannya barusan yang tidak pernah kusangka akan keluar dari mulut seorang pimpinan utama perusahaanku. Aku menelan ludahku kasar dan menutup mataku sebelum menarik nafas dalam dalam.

"Tentu, Rayes." Senyumku menatapnya.

"Tentu. Anda sangat seksi." Tambahku berbohong.

Berbohong?

Well, seorang pria dengan kemeja yang tidak terkancing rapi dengan lengan yang dilipat itu memang terlihat menarik perhatianku. Tapi bagaimana kalau yang memakainya itu orang seperti Rayes? Maksudku memang wajahnya masuk dalam kategori tampan untuk pria matang seusianya. Tapi apakah aku sopan baru saja menyebut pria dewasa yang mempunyai anak dan istri ini sebagai pria seksi?

"Serius? Apa saya lebih seksi ketimbang atasan langsungmu itu?" Tanyanya dengan tatapan yang menyindir.

"Tentu saja. Jangan menyamakan diri anda dengan bawahan anda seperti itu. Anda sudah pasti menang di semua aspeknya." Ucapku membujuknya.

Ia tersenyum puas menatapku.

"Lalu apa tadi itu penilaian jujur dari bawahan saya atau dari seorang wanita bernama Joanna Gray? Hm?" Tanyanya menatapku

Aku cukup terkesima dengan kemampuannya menghafalkan nama bawahannya sendiri. Maksudku, siapa aku yang berharap namaku dihafal oleh pimpinan utama perusahaanku. Bahkan berdiri langsung dan berbicara tidak formal seperti ini saja harusnya aku bersyukur. Tapi pantaskah aku bersyukur?

"Dari seorang bawahan, Rayes. Saya belum sampai di fase di mana saya harus menilai fisik seseorang yang baru saya kenal."

"Oh ya? Terus bagaimana dengan komentarmu malam itu?"

"Malam itu? Kapan? Semalam?" Tanyaku bingung.

"Kamu tidak ingat apapun?" Tanyanya lebih bingung.

Aku menggeleng pasti. Kulihat Rayes mengusap wajahnya kasar seakan kesal dengan jawaban yang kuberikan.

Apa??? Apa yang sudah kulakukan? Tolong seseorang, siapa saja, beri aku petunjuk!

"Sampai mana ingatanmu tentang semalam, Anna?" Ia mulai memperbaiki posisinya duduknya agar terlihat lebih santai.

Aku diam dan berpikir sejenak. Mencoba kembali ke momen di mana aku memutuskan untuk minum dengan teman baikku, Liam di salah satu bar atau lebih tepatnya diskotik yang cukup terkenal di kotaku.

"Saya pulang dari klub malam bersama Liam... Karena saya melupakan sesuatu yang sangat penting malam itu, saya memutuskan untuk kembali ke kantor dan mengambilnya. Saat di kantor, seperti yang sudah anda ucapkan sebelumnya... Saya berciuman dengan Liam sebelum memutuskan untuk naik ke atas. Lalu sesampainya di atas, saya sepertinya bertemu dengan seseorang tapi wajahnya terlalu samar untuk saya ingat. Jadi saya pikir, ini apartemen Liam." Aku kembali melongo, melihat dengan penuh kekaguman betapa luasnya apartemen ini.

Rayes kembali terkekeh melihat ekspresiku.

"Baiklah, ada dua hal yang perlu saya luruskan. Yang pertama, ini bukan apartemen Liam. Tetapi ini apartemen saya. Dan yang kedua, orang yang kamu temui malam itu adalah saya, dan saya juga yang mengantarmu pulang karena kamu tertidur persis di dada saya." Jelas Rayes.

"Tertidur di dada? A-astaga naga! Maafkan saya Rayes." Aku berdiri dan menunduk meminta maaf dengan sangat hormat.

"Tenang, Anna. Kita sedang di luar jam kantor jadi ayolah, berbicara selayaknya teman saja." Tawanya.

"Eh? Tapi... Ba-baiklah, akan saya usahakan." Balasku mencoba memakai bahasa antar teman.

Apakah ini lancang? Ta-tapi dia meminta seperti ini. Jadi kurasa tidak masalah. Terlebih wajah tersenyum Rayes mengembang sempurna di wajahnya. Apa memang pimpinan utama orangnya murah senyum ya?

"Good. It's okay. Jadi apa perlu saya lanjutkan?" Tanyanya meminta izin dariku.

"Si-silahkan Rayes."

Rayes tersenyum lalu kembali mengambil posisinya untuk berbicara lebih serius.

"Jadi waktu kamu tertidur di dada saya waktu itu, saya berniat untuk mengantarkanmu pulang. Tapi sayangnya, saya tidak bisa melepaskan pelukanmu yang sangat kencang itu. Bahkan untuk mengambil ponsel di celana saya saja, saya tidak bisa. Akhirnya saya memutuskan untuk membawamu ke parkiran dan meminta supir pribadi saya untuk mengantarkanmu ke apartemen pribadi saya yang sebenarnya letaknya tidak terlalu jauh dari kantor. Lihat, kamu mengenali gedung pencakar langit di sana bukan?" Tanyanya menunjuk ke arah luar jendela.

Aku mengikuti arahan telunjuknya yang sedang menunjuk sesuatu. Meski samar kulihat gedung kantorku yang terhalangi kabut asap kotaku, aku hanya mengangguk untuk meng-iya-kan pertanyaannya.

"Jadi begitulah ceritanya kenapa kamu bisa sampai ke kamar saya." Jelasnya mengakhiri pembicaraan.

Aku berdehem paham akan penjelasannya yang sepertinya masih kurang lengkap.

"Lalu, pakaian dalam dan bekas di leher ini bagaimana?" Tanyaku menyentuh leherku yang terlihat lebam.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Honey Baby   (Ekstra Part 5) My Beautiful Life

    Tri semester terakhir menjadi tantangan terbesar bagiku yang semakin kesulitan untuk bernafas karena rasa sesak memenuhi perutku yang sudah terlalu besar. Layaknya ibu hamil pada umumnya, semua ukuran baju dan sepatuku mendadak berubah. Dan untuk alasan tertentu, dokter menyarankan agar aku terus melakukan olahraga ringan di pagi dan sore hari demi mempertahankan posisi bayi kami yang sudah berada pada tempatnya."Baby? Are you ready?" Tanya Roger yang sudah siap dengan pakaian olahraganya.Sepulang dinas dan sebelum berangkat kerja, sudah menjadi tugas tambahan untuk Roger menemaniku jalan-jalan di sekitar taman. Dengan senang hati Roger menemaniku karena selain meniduri wanita, olahraga merupakan salah satu kegiatan favoritnya."Let's go." Ajakku bersemangat.Roger tersenyum sebelum berjalan beriringan bersamaku menuju ke lift apartemen. Namun untuk kali ini sepertinya sesuatu yang tidak beres sedang melandaku ketika lift yang kami tumpangi sedang bergerak turun ke lantai dasar."Mh

  • Honey Baby   (Ekstra Part 4) Godaan

    Kondisi perutku mulai terlihat lebih menonjol di usia kandunganku yang sudah memasuki tri semester kedua. Setelah puas bergulat dengan rasa mual dan ngidam yang aneh-aneh, kini aku harus memasuki fase dimana gairah seksualku mendadak berubah.Beberapa kali aku harus memancing nafsu para serigala yang sedang tampak tenang itu, namun mereka tolak mentah-mentah mengingat dokter melarangku untuk berhubungan intim di awal kehamilan demi menjaga keselamatan kandunganku yang masih sangat rentan.Tapi untuk malam ini, rasanya aku sudah tidak bisa menahannya lebih lama lagi. Karena terus dianggurkan selama beberapa bulan belakangan ini, sekarang aku ingin menjamah tubuh mereka seperti yang biasanya kulakukan setiap malam sebelum aku menyadari kalau aku sedang hamil."Papa Dan~" R

  • Honey Baby   (Ekstra Part 3) Positif

    Hampir tiga bulan lamanya aku menjalani kehidupan baruku sebagai wanita yang sedang berbadan dua. Meski pada awalnya berat menerima kehadiran makhluk hidup baru yang tumbuh dan berkembang di dalam perutku. Suami dan kedua sugar daddyku terus memberikanku support yang tidak pernah berhenti. Bahkan mereka tidak ingin mempertanyakan anak siapa yang sedang kukandung, karena bagi mereka ini adalah anak dari buah cinta mereka.Jadi kunikmati seluruh kasih sayang yang mereka limpahkan padaku tanpa henti sampai makhluk kecil ini hadir diantara kami berempat dan merebut semua perhatian kami. Seperti saat jadwal check up rutin datang, aku bahkan sampai harus mengacuhkan pandangan orang-orang Rumah Sakit yang kebingungan melihatku dikawal oleh suami serta dua sugar daddyku yang sampai harus izin tidak masuk kerja hanya untuk melihat tumbuh kembang anak mereka dalam perutku. Kini tantangan terbesar yang harus kulewati adalah fase mual dan ngidam yang berlebihan. Ah- Membayangkan kombo mematikan

  • Honey Baby   (Ekstra Part 2) Mual

    Beberapa bulan setelah kunjungan Mama dan Papaku, kujalani hari-hari sibukku sebagai istri rumah tangga yang baik untuk suami dan kedua sugar daddyku. Mengurusi segala kebutuhan mereka lahir maupun batin. Dan sesuai keinginanku yang disepakati bersama, kegiatan panas kami akhirnya berjalan teratur sesuai jadwal. Malam tertentu aku hanya milik mereka seorang dan malam khusus dimana aku akan menjadi milik mereka bertiga. Khusus untuk Daniel, malam kami hanya diisi dengan kegitan manis di ranjang bersama. Tanpa sedikitpun aktivitas panas yang akan memicuku untuk menggodanya, Daniel akan terus mencurahkan perasaannya melalui perlakuan manisnya yang membuatku semakin mencintainya sebagai pasangan hidupku yang sah. Namun untuk pertama kalinya semenjak kami memutuskan untuk tidur di ranjang yang sama, perutku merasakan sesuatu yang membuat tubuhku tidak karuan. Rasanya aku ingin memuntahkan makan malam yang barusan kami santap berempat sebelum berpisah untuk tidur di kamar masing-masing kar

  • Honey Baby   (Ekstra Part 1) Kunjungan

    "Halo? Ya Ma?" Sapaku ketika mengangkat telepon dari Mama yang jarang sekali menghubungiku di pagi hari seperti ini."Dek, Mama dan Papa sudah boarding pesawat ya. Jemput kami nanti di bandara ya." Pinta Mama yang berhasil membuat jantungku berhenti berdetak untuk beberapa saat kemudian."Hah?! Mama mau ke sini? Kok nggak bilang dari kemarin?" Keluhku yang membuat Roger kebingungan karena aku segera terbangun dari pahanya."Ya namanya juga kejutan. Ini saja Mama ngabarin kamu dulu, takutnya kamu lagi nggak di rumah. Gimana kalau Mama dan Papa langsung gedor pintu rumahmu, hayo." Mama membela dirinya."Iya iya iya.. Ya sudah, Mama Papa safe flight ya. Aku bersih-bersih rumah dulu." Ucapku yang segera beranjak dari tempatku bersantai dengan Roger."Baby? Kenapa? Apa orang tuamu mau ke sini?" Tanya Roger melihatku berlari panik."IYA!" Teriakku menuju ke kamar utama tempat dimana barang pribadiku berada.Segera kuraih tas hitamku yang setahun lalu pernah kugunakan untuk kabur bersama den

  • Honey Baby   Honey Baby - 150 (TAMAT!)

    Beberapa haripun berlalu, berkat segala bantuan Rayes dan Roger akhirnya secara hukum aku sudah sah menjadi Nyonya Henery. Tidak ada acara mewah setelah kami menandatangani akta pernikahan kami. Yang ada kedua Daddyku hanya mempersiapkan acara makan siang sederhana di yacht pribadinya. Mereka berpesan agar aku tetap menjaga stamina sebelum pulang kembali ke kotaku untuk melaksanakan resepsi yang sebenarnya. Tidak masalah untukku. Aku juga merasa tidak terlalu merasa nyaman dengan keramaian Ibu Kota. Lebih menyenangkan berkumpul bersama mereka bertiga. Menikmati indahnya sinar matahari dengan hembusan angin laut yang menyegarkan. "Baby, jangan berjemur disana. Kulitmu bisa terbakar. Ingat kamu masih punya resepsi minggu ini." Pesan Roger yang sedang duduk dengan Rayes serta Daniel dengan segelas champagne di tangan mereka masing-masing. "Sayang sekali rasanya kalau tidak berjemur di laut." Keluhku. "Seharusnya kamu pakai bikinimu. Kalau tidak, kulitmu akan belang." Rayes menambahka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status