Share

Masa Lalu Alder

"Apa yang terjadi dengannya ?" tanya salah satu teman Alder saat masuk ke dalam ruangannya yang diikuti oleh temannya yang lain. 

"Iya. Dia terlihat sangat marah," lanjut teman Alder yang lain 

"Tidak usah dihiraukan. Hari sampai di sini dulu. Masih ada yang harus kulakukan," ucap Alder langsung beranjak keluar. 

****

Alder meninggalkan klub itu langsung menuju ke apartemennya.

Apartemennya terletak di lantai 7. 

Alder sengaja memilih lantai itu karena di lantai ini ada kolam renang tertutup. 

Alder langsung mengganti pakaiannya dan masuk ke dalam kolam renang. 

Dia langsung duduk di dalam kolam renang dengan lutut menempel di dadanya. 

Dia menggamit erat kakinya dengan kedua tangannya. 

Alder selalu melakukan hal itu saat dia merasa kesepian dan sedih  

Alder teringat kilasan kenangan masa lalu. 

Dia teringat saat ibu tirinya masuk ke dalam kamarnya dan mengajak ke sebuah bar. 

Padahal usianya baru memasuki masa pubertas. 

Ibu tirinya membuatnya menyaksikan hal yang belum siap diterimanya waktu itu. 

Dia langsung muntah saat menyaksikan hal itu. 

Ibu tirinya hanya tertawa melihat kondisinya. 

Itu adalah sebagian dari sekian banyak perbuatan ibu tirinya padanya. 

Hal ini membuat Alder tidak menyukai perempuan.

Alder bahkan tidak tertarik secara seksual terhadap perempuan. 

Walaupun ayahnya tidak pernah menyerah menjodohkannya dengan anak  kolega ayahnya. 

Alder akhirnya kembali ke permukaan setelah cukup lama menahan nafas di air. 

Alder kembali ke apartemen dan memilih untuk menyesap wine sambil menatap ke arah luar jendela yang menyuguhkan kelap-kelip lampu di malam hari. 

*****

"Bagaimana tidurmu ?" tanya Sudra sambil menenteng sejumlah berkas yang harus diperiksa oleh Sal

"Sangat menenangkan," jawab Sal  menuju ke ruangannya. 

Sal mengecek berkas yang diberikan oleh Sudra. 

Dia memperhatikan satu berkas yang mapnya berwarna biru. 

Isinya mapnya adalah syarat kerjasama dengan perusahan Alder.

Sal menatap keluar jendela sambil memegang map biru itu. 

Dia memutuskan mengambil hpnya dan menghubungi sebuah nomor. 

"Selamat pagi," ucap Sal 

"Pagi. Ini siapa ?" tanya laki-laki yang memiliki suara yang berat

"Saya putrinya Demian. Nama saya Salena," jawab Sal

"Ohh iya nak. Ada apa nak ?" tanya laki-laki dengan nada suara yang menjadi ramah 

"Bisakah saya memanggil Anda dengan paman ?" tanya Sal 

"Ohh Tentu saja," jawab laki-laki itu 

"Begini paman soal kontrak kerjasama kita. Saya berniat membatalkannya," ucap Sal 

"Memangnya kenapa ? Apakah ada masalah saat pertemuan dengan Alder ?" tanya Ayahnya Alder 

"Bukan begitu paman. Saya sudah mempertimbangkannya kerjasama kedua perusahaan tidak memberikan dampak yang cukup signifikan bagi kedua perusahaan," jawab Sal 

"Apakah keputusan ini juga disetujui oleh ayahmu ?" tanya Ayahnya Alder 

"Saya sudah ditunjuk untuk menjadi direktur oleh ayah saya sendiri. Jadi saya rasa keputusan apapun yang saya buat pada akhirnya ayah saya akan menyetujuinya," jawab Sal 

"Baiklah. Paman menghormati keputusanmu. Tapi berikan paman kesempatan," bujuk Ayahnya Alder. 

Ayahnya Alder langsung menutup telponnya. 

Sal belum sempat memberikan jawabannya. 

****

Ayahnya Alder langsung memanggil Alder untuk menemuinya di ruangannya. 

Alder merasa ada yang salah saat melihat tatapan tajam ayahnya. 

"Ada apa ?" tanya Alder langsung duduk di sofa

"Bagaimana soal pertemuanmu dengan putri Demian ?" tanya Ayahnya Alder 

"Lancar. Ada apa memangnya ?" tanya Alder sedikit beringsut dari sofanya.

"Lalu kenapa dia mau membatalkan kerjasama ?" tanya Ayahnya Alder 

"Dia mau membatalkan," jawab Alder 

"Iya. Barusan dia menghubungi ayah dan dia terlihat sangat yakin dengan keputusannya," jawab Ayahnya Alder 

"Aku akan menemuinya sekarang," putus Alder langsung bangkit dari sofanya 

"Bagus. Aku harap kau memberikan kabar baik bagiku," jawab Ayahnya Alder 

****

Alder langsung menghubungi Sudra. 

"Halo," ucap Sudra 

"Selamat pagi pak Sudra. Saya Alder Condrata," jawab Alder 

"Ohh iya pak," ucap Sudra 

"Saya mau bertemu dengan Ibu Salena. Apakah bisa pak ?" tanya Alder 

"Nona Salena ada waktu sekitar pukul 09.00," jawab Sudra 

"Baiklah. Saya akan menuju langsung ke kantornya. Terima kasih sekali lagi pak," ucap Alder 

****

Sudra langsung menuju ke ruangan Sal untuk memberitahukan kedatangan Alder. 

"Dia ke sini ?" tanya Sal heran 

"Iya. Dia sebentar lagi datang," jawab Sudra 

"Ahh ini pasti gara-gara telpon tadi pagi," batin Sal 

"Jadi bagaimana ?" tanya Sudra lebih lanjut. 

"Tidak apa-apa. Persilahkan saja dia masuk," jawab Sal 

Alder membawa mobilnya untuk ke kantor Sal. 

Alder memarkir mobilnya basement. 

Alder langsung menuju ke kantor Sal. 

Alder mengetuk pintu kantor Sal. 

"Silahkan masuk," ucap Sal yang masih disibukkan dengan sejumlah berkas di atas mejanya. 

"Apakah saya mengganggu Anda ?" tanya Alder 

"Tidak. Tidak masalah. Silahkan duduk," jawab Sal sambil menunjuk sofa di depannya. 

Alder duduk di sofa itu. 

Sal meninggal meja kerjanya dan duduk berseberangan dari Alder. 

"Ada apa sampai Anda datang di pagi hari ?" tanya Sal 

"Ini mengenai kerjasama kedua perusahaan. Saya mendengar Anda membatalkannya," jawab Alder 

"Anda pasti sudah mendapatkan kabar dari ayah Anda. Saya memang membatalkan kerjasama," ucap Sal 

"Apa alasan Anda melakukan hal itu ?" tanya Alder 

"Anda sebenarnya tau apa alasannya. Anda pernah berkata bahwa Anda tidak pernah bisa membedakan urusan pribadi dengan perusahaaan maka saya juga melakukan hal yang sama," jawab Sal 

"Ahh karena itu. Anda takut saya akan memanfaatkan kontrak kerjasama kita untuk alasan pribadi," sindir Alder

"Saya tidak pernah takut," jawab Sal tersinggung 

"Saya yang salah. Anda memang bukan penakut, Anda hanya tidak mau saya memanfaatkan perusahaan Anda untuk membuat Anda mengatakan kebenaran soal Dewa," ucap Alder blak-blakkan 

"Sebaiknya Anda tutup mulut Anda," hardik Sal 

"Saya hanya mengatakan kebenaran. Itu yang sebenarnya," ucap Alder 

"Dan adalah hal yang benar juga jika cinta Anda sudah ditolak," balas Sal 

"Cinta. Saya tidak mencintai Dewa jika itu yang Anda maksudkan. Hubungan kami hanyalah sebuah hasrat," ucap Alder 

"Ahh bukankah itu seharusnya mudah untuk dilupakan dan berpindah ke yang lain lagi. Lalu apa masalah Anda ? Anda merasa dikhianati atau kesal karena dia memilih yang berbeda jenis ?" sindir Sal 

"Kauu," ucap Alder berdiri sambil menunjuknya

"Sebaiknya Anda singkirkan tangan Anda. Andalah yang datang ke sini," jawab Salena 

Alder kembali duduk di sofanya. 

"Sebaiknya Anda pertimbangkan kerjasama ini," ucap Alder 

"Lalu apa ? Kau akan menjadikan kerjasama ini untuk menekanku dan Dewa. Kalaupun akhirnya masa lalu Dewa terungkap, apakah kau pikir dia akan kembali padamu ? Atau kau berpikir kau akan merusak hubungan mereka atau hubunganku dengan keluargaku ? Itu niatmu," balas Sal 

"Aku berjanji tidak akan menjadikan kerjasama kedua perusahaan ini untuk urusan pribadiku," putus Alder 

"Bagaimana caranya aku bisa mempercayai kata-katamu ?" tanya Sal sangsi 

"Aku hanya mengatakannya sekali dan pasti kulakukan," jawab Alder langsung berdiri dari sofanya. 

Sal hanya duduk di sofa tadi sambil merebahkan kepalanya. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status