Home / Rumah Tangga / Hubungan Lain Suami Dan Mertuaku / Menikah Dan Tinggal Bersama

Share

Hubungan Lain Suami Dan Mertuaku
Hubungan Lain Suami Dan Mertuaku
Author: Achi N

Menikah Dan Tinggal Bersama

Author: Achi N
last update Last Updated: 2024-08-24 04:14:32

Selamat membaca 🤗

"Saya terima nikah dan kawinnya, Anaya Putri Binti Arif Arifin, dengan Mas kawin seperangkat alat sholat dan uang

tunai sebesar Lima juta Rupiah."

Hanya dengan satu tarikan nafas saja, Mas Fandi mengucapkan ijab kabul dengan begitu lantang dan jelas, tanpa ada celah dan gugup sedikitpun. Membuat hatiku bergetar ketika mendengarkan lantunan yang sangat indah di telingaku itu. Bahkan kedua bola mataku sampai berkaca-kaca dan langsung meneteskan air mata. Mendengar kata-kata Mas Fandi yang sudah sangat lama aku impikan ini.

"Bagaimana para saksi! Sah!"ucap pria sepuh yang menjadi penghulu kami.

"SAH!"

"SAH!"

"SAH!"

Kata-kata Sah, terdengar sangat nyaring dan bersahut membuat aku semakin berada di ambang kebahagiaan tanpa batas karena momen inilah yang sudah sangat lama aku impikan.

"Alhamdulillah!"

Ucap Syukur kembali bergema, ketika pak penghulu dan para saksi meresmikan aku dan Mas Fandi.

Dan pada detik itu juga, aku resmi menjadi istri Mas Fandi. Lelaki yang aku cintai selama satu tahun ini, dan baru satu bulan yang lalu dia melamar ku. Tanpa ragu dan berfikir lagi, aku langsung menerima pinangan Mas Fandi, hingga hari bahagia inipun terjadi.

Aku mencium punggung tangan Mas Fandi. Dan Mas Fandi membalasnya dengan ciuman di keningku.

***

Suasana sakral semakin terasa, ketika aku dan Mas Fandi bersimpuh di hadapan orang tua kami.

"Selamat ya Nak, Mama senang akhirnya kau resmi menjadi istri Fandi,"ujar seorang wanita paruh baya namun masih terlihat cantik dan segar, seraya mengusap rambutku ketika aku tengah mencium punggung tangannya.

Beliau adalah Ibu Maida, Ibu dari Mas Fandi yang mulai saat ini resmi menjadi Mama Mertuaku. Tapi aku tidak akan pernah menganggap beliau sebagai Mertua, karena aku akan menganggap dan memperlakukan beliau seperti aku memperlakukan Ibu kandungku sendiri.

"Iya Ma, terima kasih atas doa dan restu yang sudah Mama berikan untuk pernikahan aku dan Mas Fandi."Balasku dengan nada suara super lembut, seperti aku bicara dengan ibuku.

****

Beberapa jam berlalu, dan resepsi pernikahan pun sudah usai.

Pada hari itu juga. Aku di boyong Mas Fandi ke Rumah Orang tuanya.

Mas Fandi memintaku untuk tinggal bersama keluarganya di saat kami sudah menikah dan tanpa berfikir lagi aku mengiyakan permintaan Mas Fandi, meskipun banyak yang menasehati ku, untuk mempertimbangkan tinggal satu atap bersama Mertua.

Terutama Karina, dia yang paling khawatir dan mewanti-wanti diriku dan meminta aku agar tidak tinggal bersama mertuaku. Karina sahabatku, dia gagal dalam merajut Rumah tangga dan baru lima bulan lalu dia bercerai dengan suaminya, Karina mengklaim hancurnya pernikahan dia dan suami akibat campur tangan Mertuanya, yang Karina Anggap sebagai titisan dari alam kegelapan.

Tapi tidak sedikitpun aku terpengaruh dengan cerita Karina, mungkin itu hanya nasib buruk yang menimpa Karina. Mertuaku dan mertuanya berbeda tidak akan bisa di samakan.

Karina memang kerap kali berseteru dengan ibu mertuanya yang terkenal kejam itu.

Tapi aku sangat yakin jika Mertuaku ini memiliki hati layaknya Bidadari, karena itulah yang sering Mas Fandi katakan padaku. Hingga membuatku tidak ragu untuk tinggal bersama mertuaku.

******

Beberapa hari berlalu, dan seperti apa yang aku duga dan pikirkan.

Hari-hari yang aku jalani di Rumah Orang Tua Mas Fandi berjalan dengan sangat baik, aku sangat akur dengan Mertuaku dan juga Mbak Wina, kakak dari Mas Fandi yang juga tinggal di Rumah itu bersama kedua Anak serta Suaminya.

"Anaya, apa kamu benar-benar sudah berhenti dari pekerjaanmu?"Tanya Mama Mertuaku, yang tengah mengiris bawang. Saat ini kami sedang berada di dapur, memasak menu untuk makan malam nanti.

"Benar Ma, Mas Fandi yang meminta aku untuk tidak bekerja lagi di saat kami sudah menikah,"jawabku apa adanya, karena memang Mas Fandi yang memintaku untuk meninggalkan pekerjaanku.

Mama Mertua mengulas senyum.

"Mama, yang meminta Fandi, untuk menyuruhmu berhenti dari pekerjaanmu."

Aku sedikit terkejut! Jadi Mama yang meminta Mas Fandi menyuruh berhenti bekerja.

"Fandi, dari kecil sangat patuh. Dia selalu mendengarkan dan melakukan apa yang Mama katakan dan perintahkan,"sambung Mama, lalu melanjutkan cerita tentang suamiku.

Aku hanya bisa diam dan sesekali mengangguk, mendengarkan cerita dari Mertuaku, cerita masa kecil dan remaja Mas Fandi, yang isinya tentang ketaatan Mas Fandi pada Ibunya.

**

Sedikit Biodata Mama Mertuaku

Beliau memiliki nama Maida Sari, berusia kurang lebih 46 tahun.

Beliau memiliki dua anak, yang pertama Mbak Wina dan yang kedua Mas Fandi, beliau juga sudah mempunyai dua cucu dari Mbak Wina. Tapi, meskipun usia beliau sudah hampir kepala lima. Mama mertua masih terlihat muda dan cantik.

Beliau Orang tua tunggal Mas Fandi karena Papa Mas Fandi, pergi meninggalkan mereka di saat Mas Fandi masih berusia 10 tahun, tepatnya 15 tahun yang lalu.

Bersambung..

Terima kasih banyak . jangan lupa vote ya.

Lope-lope semuanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Achi N
...️...️...️...️...️
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hubungan Lain Suami Dan Mertuaku    41 Berhati-hati Dan Waspada

    Maida mengangkat wajahnya, menatap Naya dengan sangat serius. Garis wajah wanita ini memegang, sangat menyeramkan. Siapapun yang menatap pasti akan ketakutan.“Kamu, melarikan diri, dari sana?” Melarikan diri! Tentu Anaya paham arah pembicaraan ini.“Tidak, mereka tau kalau aku pergi dari sana,” sahut Anaya dengan tenang. “Lalu, apa kamu berniat melaporkan ini pada, Fandi?” Naya langsung menggeleng, “Tidak,” jawabnya, yakin.Maida tertawa, “Tidak! Sungguh saya tidak percaya.”Masih dengan ekspresi tenang, Anaya menimpali Maida, “Terserah jika Mama tidak percaya, tidak masalah untukku. Lagi pula, bukankah percuma aku mengadu pada Mas Fandi, dia tidak akan bertindak apa-apa.” Prok! Prok! Prok….!Maida bertepuk tangan, “Semakin hari kamu semakin pandai, Naya! Saya suka itu. Setidaknya saya punya lawan yang seimbang.” Lawan! Ternyata benar, selama ini wanita itu menganggap Menantunya, lawan. “Apa masih ada yang ingin Mama bicarakan?”Jika mertuanya menganggap Lawan, untuk ap

  • Hubungan Lain Suami Dan Mertuaku    40 Pura-pura Tidak Tahu

    Maida yang terlanjur kesal, langsung mematikan panggilan, "Putar balik, pak!" pintanya pada sopir taksi. Kening wanita ini berkerut, saat ponselnya kembali berdenging dan itu panggilan dari orang yang sebelumnya ia telpon, Maida kesal ia meremas kuat-kuat gadget yang ada di tangannya, "Kamu pikir aku bisa di permainankan, tidak semudah itu, sayang!" Sopir taksi yang tidak sengaja melihat Maida dari kaca spion bergidik ngeri, melihat wajah dan tatapan mata penumpangnya penuh dengan amarah menggelegar. Sadar di perhatikan, Maida menatap semakin tajam pada sopir taksi, "Fokus saja ke depan, jangan kepo pada urusan orang jika ingin selamat!" Sopir langsung mengalihkan pandanganya, ia pura-pura tidak mendengar ucapan Maida. ** "Aku pulang dulu, ya!" kata Fandi dengan tergesa-gesa, sambil meraih jaketnya yang tergantung. "Mau kemana?" tanya temanya heran. "Pulang." "Apa! pulang, tumben, ada apa?" "Sudah jangan banyak tanya, hari ini aku kerja setengah hari ya, aku sudah

  • Hubungan Lain Suami Dan Mertuaku    39 Teman-teman Yang Memiliki Kelainan

    “Katakan padaku, di mana Mama membawamu? Apa benar kamu bertemu teman arisan Mama? Lalu apa yang mereka lakukan padamu?” “Wina, pelan-pelan. Sebaiknya kita biarkan Naya tenang dulu, jangan di teror dengan pertanyaan yang banyak,” tegur Hanan, dan ia langsung menyodorkan segelas air putih pada Adik Iparnya. “Terima kasih, Mas,” Naya menerima air itu, dan karena ia memang sedang kehausan Naya menghabiskan air itu dalam satu kali tegukan. Wina dan Hanan saling pandang, dalam benak mereka hanya ada satu pertanyaan! Apa yang terjadi pada Anaya? “Apa kamu mau minum lagi?” Tanya Hanan. “Tidak Mas, sudah cukup.” Naya langsung meletakkan gelas di atas meja. “Naya, apa yang terjadi?” Wina yang tidak sabar langsung bertanya intinya. Naya terdiam sejenak, ia tidak mau gegabah dengan menceritakan semuanya pada Wina dan Hanan, mengingat dua orang ini sangat teramat patuh pada Maida, tidak menutup kemungkinan mereka akan mengadu. Naya memutuskan untuk merahasiakan ini dari Hanan dan Win

  • Hubungan Lain Suami Dan Mertuaku    38 Fandi Ikut Khawatir

    Mama pergi dengan Naya? kenapa ga bilang. Fandi mematung, ia sama sekali tidak memperdulikan Gading yang masih menunggu jawaban. Pikiran Fandi tiba-tiba kalut, biar bagaimanapun juga Anaya adalah istrinya, wanita yang ia cintai. "Fandi!" panggil Gading, dengan membentak. Lelaki itu tersadar, namun masih tidak bicara apapun lagi. Dengan wajah yang linglung Fandi pergi ke sebuah ruangan sambil merogoh saku celananya. "Hei! mau kemana Lo? gue belum selesai bicara!" Gading kembali membentak saat ia di acuhkan begitu saja, "Sial! berani sekali dia bertindak tidak sopan, apa dia lupa kalau aku ini Kakak Iparnya," kesal Gading. Kakinya sudah melangkah, ingin menyusul adik Ipar yang ia anggap tidak sopan itu. Tapi.... "Maaf Pak, Anda tidak diizinkan masuk, itu ruangan khusus karyawan pabrik," cegah seorang lelaki tua yang bertugas sebagai keamanan. "Saya belum selesai bicara dengannya," kata Gading yang tidak peduli dan melanjutkan langkah kakinya. "Pak! mohon kerjasamanya

  • Hubungan Lain Suami Dan Mertuaku    37 Patuh Pada Maida

    37 Saat menantu lelakinya menanyakan keberadaan menantu perempuannya, Maida memicingkan mata. Tidak ada yang bisa menebak apa yang ada dipikiran wanita itu hanya dia dan tuhan yang tahu. "Ma, dimana Anaya?" kini Wina yang berani bertanya, ia sudah tidak peduli lagi jika Ibunya itu akan marah, karena Wina tidak mau mengulangi kesalahan untuk yang kedua kali. Kejadian 4 tahun silam sudah membuatnya merasa bersalah sampai saat ini, bahkan mungkin, sampai ia matipun akan tetap merasa bersalah. "Wina, apa kamu sudah benar-benar sehat?!" tanya Maida, namun pertanyaan ini tidak terdengar seperti pertanyaan. Wina yang mengerti, langsung menunduk takut, melihat mata Maida yang menatapnya tajam Wina seperti tersihir hingga membuatnya membeku. "Hanan!" panggilannya pada lelaki yang masih berdiri di sana, Hanan juga seperti orang yang linglung, dengan menatap Maida lekat namun kosong, Hanan menyahut, "Iya, Ma!" "Kamu seorang ayah, sudah seharusnya kamu menjaga anak dan istrimu denga

  • Hubungan Lain Suami Dan Mertuaku    36 Teman Arisan Maida Yang Aneh

    Pada detik itu juga Naya merasakan hawa yang berbeda, dari wajah-wajah para orang tua di sana semakin membuat Naya, waspada. "Rileks cantik, jika kamu tegangan seperti ini, pasti akan terasa kaku." Naya tersentak, saat suara itu terdengar di telinganya, bukan cuma suaranya saja yang membuat Anaya kaget, tapi gerakan lembut dari jari tangan mengelus pipi kirinya. Naya menepis tangan-tangan yang mengerubungi nya, ia bangkit dari duduk, semua menatap Anaya tidak percaya, mata Naya kini fokus pada Ibu Mertuanya, "Ma, apa kita masih lama disini? tidak tidak aku ingin segera pulang." Hahaha.. Hahaha... Ucapan Naya yang ingin pulang, sekita di sambut tawa menggema dari para wanita sepuh di sana, entah apa yang mereka tertawakan, tapi melihat dari wajahnya mereka mengejek Naya. Satu orang berjalan mendekat Maida, "Jeng, apa sebelum datang kesini kamu tidak memberi tahu Menantumu ini?" tanya Wanita itu. Maida hanya menggeleng tanpa mengatakan apapun. "Oh, pantas saja. Tapi tidak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status