Saat dua dewi tersebut baru saja tiba di sudut lain dari Gunung Olympus, tangan kanan lain dari Dewa Zeus yang bernama Gregory menyambut, "Yang Mulia Dewa sudah menanti di istana."
Athena dan Aphrodite hanya mengangguk pelan, menandakan jika mereka segera menghadap Dewa Zeus. Mereka pun melangkah lurus, melewati jalan yang di sisi kiri dan kanannya tertutup awan petang. Di saat yang sama, mereka juga berpapasan dengan dewa-dewi yang lain, termasuk, Artemis yang sedang siap-siap bertugas.Setibanya di istana, Athena dan Aphrodite memberi salam hormat pada Zeus yang duduk di singgasana dengan tatapan tajam. Rupanya, Raja dari segala dewa-dewi itu sedang menahan amarah yang meletup-letup dalam dada."Sebelumnya, ada perihal apa yang membuat Yang Mulia memanggil saya untuk menghadap?" Aphrodite memberanikan diri untuk bertanya usai memberikan salam hormat.Zeus menatap lurus pada sang dewi dan menanggapi, "Aku memanggilmu karena masalah yang sudah terjadi. Surat peringatan atas namamu sudah berulang kali tercatat di Mahkamah Agung Olympus!"Mendengar nama Mahkamah Agung Olympus disebut tak membuat Aphrodite takut atau pun terkejut. Mimik wajah dari dewi berparas anggun dan kalem itu justru terlihat tenang, seakan dirinya tak pernah menyebabkan masalah. Ia tidak terprovokasi dengan surat-surat peringatan atas dirinya yang tak sekali beredar di salah satu organisasi pemerintahan di Gunung Olympus itu."Bukannya dewa-dewi yang lain juga bermasalah? Kenapa cuman aku yang dipanggil?" Aphrodite melayangkan beberapa pertanyaan, merasa terpojok meski merasa tak perlu bereaksi berlebihan atas pertanyaan yang dilayangkan oleh Zeus, Sang Dewa Tertinggi."Tapi, apa yang sudah kamu lakukan adalah perkara yang fatal, Aphrodite!" Zeus menyatakan pendapatnya dengan nada tinggi. Amarah yang mengintip dalam hatinya mulai tergambar pada sorot mata yang menatap tajam pada lawan bicaranya."Fatal?! Yang Mulia lupa posisi saya sebagai Dewi di Gunung Olympus ini?" Aphrodite tetap tak mau kalah. Meski dirinya tahu akan masalah yang ada, ia tetap bertahan dan membela diri."Aku tahu tugasmu, tapi kali ini, kamu sudah melebihi batas. Apa kamu tidak sadar kalau surat peringatan atas namamu sudah berulang kali menghampiri ruang Mahkamah Agung??" Zeus memahami maksud dari lawan bicaranya sekaligus mengingatkan sang dewi dengan tatapannya yang dingin. Secara tidak langsung, Raja dari segala dewa-dewi itu berharap jika Aphrodite bisa menjaga batas usai dirinya menegur seperti saat ini."Lalu, aku harus melewatkan kesempatan ketika ada seorang pria yang mendekati?" Aphrodite masih bertahan dengan pendiriannya.Di saat itu juga Athena merasa bahwa sahabatnya itu sedikit keterlaluan. Ia pun menyikut lengan Aphrodite dan berbisik pelan, "Sudah lah. Berhenti mengeraskan hatimu!""Para makhluk fana itu tak akan pernah paham tentang cinta dan ketulusan. Percuma saja jika kamu memberikan hati pada mereka!" Zeus turut tak mau kalah. Ia sengaja melontarkan fakta yang memang benar adanya.Aphrodite yang sudah tahu akan fakta itu menatap tajam. Ia sungguh tidak suka jika keinginannya terlalu ditentang atau dicampuri. Namun, kali ini, agar dirinya bisa lolos dari omelan Dewa Tertinggi, ia berpura-pura mengalah."Lalu, apa yang Yang Mulia Dewa lakukan sekarang?" Aphrodite bertanya dengan nada datar. Meski dirinya diliputi rasa penasaran secara tiba-tiba, ia tetap tak ingin menarik kesimpulan di awal di balik omelan-omelan Zeus yang baginya cukup mengganggu dan tak penting.Zeus mengeraskan rahang dan menatap dingin sambil berujar, "Aku mau kamu dikurung di kastil yang sudah ku sediakan!"Dalam sekejap, Aphrodite yang awalnya terlihat tenang tampak sedikit khawatir. Ia tak menyangka jika Sang Dewa Tertinggi akan membuat dirinya terkungkung dalam kastil."Apa?! Dikurung??" Aphrodite menekan nada bicaranya dengan kening berkerut."Ya, kamu harus melaksanakan hukuman yang ku berikan!" Zeus mempertegas nada bicaranya dengan tatapan dingin. Kali ini, Sang Dewa sudah tidak dapat menoleransi kesalahan yang dilakukan oleh dewi yang juga berperan dalam perihal seksualitas di kalangan manusia itu. Keputusan itu diambil bukan untuk merenggut kebebasan sang dewi, melainkan agar Aphrodite bisa lebih membatasi dirinya di lain waktu jika dirinya sudah bebas dari hukuman.Tak lama kemudian, Zeus berujar pada tangan kanannya, "Cletus, bawa Aphrpfite menuju Kastil Hestia sekarang juga!"Cletus pun mengangguk patuh dan menjawab, "Siap Yang Mulia Dewa!"Di saat yang sama, beberapa pengawal dengan pakaian chlamis putih gading dan sabuk senjata yang melingkar pada pinggang mereka muncul. Perlahan, mereka menyeret Dewi Aphrodite agar menyingkir dari hadapan Zeus."Sungguh tidak menyenangkan! Akan ku pastikan, aku bebas tanpa sepengetahuanmu, Yang Mulia Dewa!" Aphrodite berteriak dengan sorot mata yang memancarkan kekecewaan sembari berusaha melepaskan cengkraman dua pengawal yang membawanya secara paksa.Zeus yang mendengar hal itu hanya terdiam. Ia justru merasa puas jika sang dewi cinta dikurung untuk saat ini. Meski di dalam hati kecilnya, ia takut jika sang dewi menghapuskan seluruh rasa cinta di Gunung Olympus dan dunia, ia yakin jika Aphrodite lebih terobsesi untuk mencari jalan keluar agar bisa menghirup udara di luar kastil."Semoga saja tabiatnya berubah. Aku tak bisa membayangkan jika kasus kencannya dengan para makhluk fana terus berlanjut." Zeus merapalkan harapan dalam hati sembari menatap kepergian Aphrodite bersama dengan para pengawal.Di saat yang sama, Dewi Hera muncul dan memahami perasaan suaminya. Perlahan, sang dewi pernikahan itu menghampiri dan berujar, "Apa yang kamu lakukan sudah tepat, Zeus. Aphrodite bisa saja membuat kasus yang sama ketika dirinya berkencan dengan Adonis, seperti dahulu kala."Melalui netranya yang berwarna keemasan, Zeus menatap istri sekaligus kakak perempuannya itu lekat dan menanggapi, "Sungguh membuat kita semua terheran-heran kala itu. Ia begitu rela bersaing dengan Persephone hanya demi seorang pria fana yang secara fisik tampan.""Yah, kamu tahu 'kan Aphrodite memang sangat memuja keindahan dan kecantikan, termasuk pria tampan. Itu sebabnya pernikahannya dengan Hephaestus tidak bertahan lama, dan ia tertangkap basah berselingkuh dengan Ares." Dewi Hera mereka ulang kejadian tentang karakter Aphrodite yang memang senang bermain cinta dengan dewa dan manusia."Namun, terlepas dari itu semua, aku tidak pernah menyangka jika dia akan nekad menyamar sebagai manusia. Lebih parahnya, dia juga tidur dengan laki-laki yang bernama Bastian. Ia tak berpikir dampak ke depannya jika terus berkamuflase dan menutupi identitas yang sebenarnya." Zeus menjabarkan detail hal yang dilakukan Aphrodite selama turun ke bumi.Dewi Hera pun mengulas senyum dan mengusap lengan suaminya lembut seraya menanggapi, "Tenang saja, Zeus. Selama kamu bertindak tegas dan berkuasa sebagai Raja dari segala dewa-dewi, tak ada yang bisa melawan dan mengungguli kekusaanmu. Ingat, kamu Dewa Langit.""Tapi, gelarku itu yang terkadang membuat ragu. Sesekali, aku takut, dewa-dewi di Gunung Olympus ini bukannya membantu para manusia di bumi, tapi menyusahkan atau menyesatkan," jelas Zeus dengan tatapan lesu.Hera masih tetap tersenyum sembari mengunci tatapan pada suaminya dan berucap, "Meski status mereka adalah dewa-dewi di Gunung Olympus, mereka juga memiliki ketidaksempurnaan. Ingat, kamu sendiri juga cukup sering membuat masalah."Seketika itu juga, Zeus terdiam dan melangkah menuju kamarnya. Ia mulai berpikir tentang masalah-masalah yang pernah dibuatnya sebagai dewa tertinggi.TO BE CONTINUED..Sementara itu, Aphrodite yang dikawal paksa oleh dua orang pengawal telah tiba di Kastil Hestia. "Lepaskan aku!" bentak Aphrodite sembari meloloskan pegangan dari dua pengawal di sampingnya.Namun, bentakan tersebut tak membuat dua pengawal Zeus luluh. Kedua pria bertubuh kekar dan tinggi itu masih menggiring sang dewi cinta masuk ke dalam kastil yang megah dengan interior mewah.Di saat yang hampir bersamaan, sang pemilik kastil turun dan menyambut kedatangan Aphrodite dengan senyum simpul. "Rupanya dewi cinta dan kecantikan yang dimaksud oleh dewa tertinggi," ujar Hestia dengan tatapan tenangnya."Lepaskan!" Aphrodite pun merasa malu dan berusaha melepaskan kedua tangannya saat mendengar suara dan kemunculan Hestia di depan matanya. Ia cukup segan dengan dewi yang bertanggung jawab atas perapian dan keluarga tersebut.Dua pengawal yang menjaga dirinya itu langsung melepaskan pegangan tangan daripada Aphrodite. Kini, salah satunya meminta persetujuan pada Hestia, "Dewi Hestia, boleh
Di beberapa hari berikutnya, terdengar lah perdebatan yang cukup sengit di ruang rapat para dewa-dewi. Perdebatan tersebut dilakukan oleh Zeus dan Hestia yang memiliki pendapat tak sejalan tentang perilaku Aphrodite selama menjalani masa hukuman."Kita semua sudah tahu jelas watak dari Aphrodite yang suka berganti pasangan itu. Tidak di sini atau di alam manusia, kelakuannya selalu seperti itu." Zeus menegaskan keputusannya untuk tidak memberi ijin terkait Aphrodite yang diminta untuk menemani Persephone bertugas di Bumi.Hestia yang mendengar fakta itu justru membelokkan dengan perihal perilaku dari Aphrodite yang sedikit demi sedikit berubah belakangan ini. "Maaf sebelumnya, Yang Mulia Dewa. Menurut observasi yang saya lakukan, Aphrodite sudah menunjukkan sedikit perubahan, terutama dalam hal bersikap," ucapnya sehalus mungkin.Zeus yang tak sejalan mengeram tangan kirimnya dan terdiam sejenak. Ia tak habis pikir jika Hestia dapat menyimpulkan kemajuan yang dimiliki dari seorang Aph
"Maksudnya?" Aphrodite yang mendengar respon dari Persephone menaikan sebelah alis, berusaha mencerna perkataan dari lawan bicaranya namun gagal.Persephone pun mengulurkan tangannya ke kanan dan muncul lah cermin berukuran besar dalam sekejap mata. Melalui cermin itu, Aphrodite dapat melihat jelas tampilan dirinya yang elegan dan manis layaknya seorang wanita yang fashionable."Engga, Perssie. Ini baju yang pantas 'kan, sesuai dengan tempat kita mendarat," ujar Aphrodite dengan penuh percaya diri sembari bergaya layaknya model professional."Aku tahu itu, Aphrie, tapi aku akan bertugas di area pedesaan." Persephone menjabarkan detail tugasnya yang berkaitan dengan kesuburan lahan dan hal-hal yang berkaitan dengan dunia kematian.Aphrodite yang mendengar hal itu terlihat tenang dan biasa saja. Ia masih fokus memandangi kecantikan dirinya yang terpantul pada cermin seraya tersenyum, bagai disanjung oleh sejumlah lelaki berparas tampan dan gagah.Akan tetapi, hal itu tak menyurutkan Per
Keesokan paginya, sesuai dengan apa yang sudah ditentukan oleh Dimitri, Persephone dan Aphrodite bangun lebih awal, sekitar pukul 03.30. Hal tersebut membuat salah satu dari mereka berlaku cukup kontras.Persephone yang terbiasa bangun di waktu dini hari langsung bergegas membersihkan diri dan berganti pakaian sederhana sehingga dirinya tidak begitu tampak seperti seorang dewi. Sementara, Aphrodite melakukan kegiatan membersihkan diri dengan malas sembari menggerutu dalam hati. "Hmm, kayanya aku salah strategi deh, udah bilang setuju buat nemenin Persephone untuk bertugas kaya gini," ujarnya dalam hati sembari menggosok giginya dan menatap pantulan dirinya di cermin dengan mimik wajah masam seperti jeruk lemon. Setelah selesai berganti pakaian dan merapikan rambut coklatnya, Aphrodite melangkah keluar kamar dan menatap sosok Persephone yang sedang menikmati kentang rebus sebagai menu sarapan pagi. "Engga ada olahan daging ya?" Kedua manik mata cantik Aphrodite menelisik pemandangan
Jika Aphrodite sedang merasa senang setelah kabur, lain halnya dengan yang dirasakan oleh Persephone, selaku teman dekatnya. Dewi kesuburan yang menjadi incaran Dewa Hades itu kini sedang panik dan khawatir akan hilangnya Aphrodite. "Bagaimana ini, Pak? Aphrie itu cuman menemaniku bertugas. Dia malah hilang seperti ini," ucap Persephone sembari menyisir pandang ke segala arah, berharap jika temannya itu masih berada di sekitar pedesaan atau di area sawah tempat dirinya mengadakan ritual. Dimitri pun berusaha menenangkan Persephone, "Tenang dulu, Persephone. Aku yakin Aphrodite masih ada di sekitar sini.""Tapi kalau misalnya dia sudah jauh, bagaimana, Pak?" Persephone semakin tak yakin jika Aphrodite masih berada di area pedesaan. Kedua kakinya terus melangkah, menelusuri rumah-rumah warga dengan kedua pandangan mata yang menyisir ke segala sudut, mencari keberadaan Aphrodite yang memang sudah jauh dari Desa Woodstock. "Mau tidak mau, kita susul dia di Kota Woodstock." Dimitri meny
"Semua totalnya tiga ratus lima puluh dollar, Tuan." Petugas kasir wanita dengan rambut bergelombang berwarna coklat muda berujar sembari menyerahkan dua kantung kertas berisi pakaian yang telah dipilih oleh Aphrodite. Lalu, pria yang berprofesi sebagai manajer keuangan itu mengeluarkan kartu kredit berwarna hitam dan menyerahkan pada petugas kasir. Dengan segera, petugas kasir mulai menggesekkan kartu kredit pada mesin dan menyerahkannya pada pria itu untuk menekan pin yang diminta. "TIITT..CESHHH.." Bunyi mesin kredit beserta keluarnya kertas struk bukti pembayaran terdengar. Sang kasir pun segera menarik kertas itu dan mengembalikan kartu kredit pada pemiliknya dan tersenyum ramah. "Terima kasih sudah berbelanja di butik kami," ujarnya hangat dan dibalas oleh sang pria dengan senyum tipis sembari menerima struk bukti pembayaran dan kartu kredit hitam mengkilap yang kerap digunakannya sebagai media pembayaran saat berbelanja kebutuhan sehari-hari atau pun buku-buku tebal yang d
Aphrodite PovAkhirnya, apa yang ku harapkan tercapai. Meski hanya singgah di rumah kontrakan kecil, setidaknya, aku masih bisa beristirahat dan memiliki tempat pulang setelah bekerja. Kemudian, setelahnya, aku akan kembali bersenang-senang dengan kaum adam yang ku inginkan, seperti biasa, saat diriku masih bebas untuk menetap di bumi. Ya, aku tahu bahwa apa yang ku lakukan sekarang sudah tergolong melanggar untuk kesekian kalinya. Akan tetapi, hal itu tak jadi soal, dan aku tidak terlalu memikirkan resikonya. Toh, jika memang aku melakukan kesalahan seperti ini, aku akan dihukum seperti sebelumnya dan tak boleh bertandang lagi di bumi manusia. Kini, aku melangkah dan menghampiri dua pria asing yang kini menatap lekat pada diriku dengan binar kekaguman dari sorot mata masing-masing. Rasanya sungguh menyenangkan jika mendapati kaum adam terkagum-kagum pada paras diriku yang terbilang menawan dan berkharisma. "Dia.." Ku dengar jelas suara bass dari pria berambut coklat yang diikat ke
Di lain situasi, Zeus yang baru selesai memantau kegiatan Aphrodite memijat pelipis pelan. Dewa tertinggi di Gunung Olympus itu sedang memikirkan waktu terbaik untuk menyatakan bahwa Aphrodite sudah tak dapat kembali sebelum benar-benar berubah dan menuaikan tugasnya sebagai dewi cinta di muka Bumi. Di saat sang dewa sedang duduk di ruang kerja, Dewi Hera datang menghampiri dengan secangkir teh hangat dan memecah keheningan, "Yang Mulia Dewa sedang memikirkan sesuatu? Apa ini berkaitan dengan Aphrodite lagi?""Begitulah. Dia sungguh keras kepala. Padahal, aku sudah menghukum dan mengancamnya. Namun, semua itu bagai angin lalu untuknya. Maka dari itu, aku berencana untuk membuatnya tidak dapat kembali ke Olympus." Zeus menjabarkan isi kepalanya secara detail. Hera yang mendengar usulan suaminya itu mengulas senyum lembut. Ia merasa bahwa apa yang diucapkan oleh suaminya kali ini cukup bijaksana. Pasalnya, ia jarang melihat sisi lain dari Zeus yang terkenal mata keranjang dan suka men