Share

Bab 4

Di beberapa hari berikutnya, terdengar lah perdebatan yang cukup sengit di ruang rapat para dewa-dewi. Perdebatan tersebut dilakukan oleh Zeus dan Hestia yang memiliki pendapat tak sejalan tentang perilaku Aphrodite selama menjalani masa hukuman.

"Kita semua sudah tahu jelas watak dari Aphrodite yang suka berganti pasangan itu. Tidak di sini atau di alam manusia, kelakuannya selalu seperti itu." Zeus menegaskan keputusannya untuk tidak memberi ijin terkait Aphrodite yang diminta untuk menemani Persephone bertugas di Bumi.

Hestia yang mendengar fakta itu justru membelokkan dengan perihal perilaku dari Aphrodite yang sedikit demi sedikit berubah belakangan ini. "Maaf sebelumnya, Yang Mulia Dewa. Menurut observasi yang saya lakukan, Aphrodite sudah menunjukkan sedikit perubahan, terutama dalam hal bersikap," ucapnya sehalus mungkin.

Zeus yang tak sejalan mengeram tangan kirimnya dan terdiam sejenak. Ia tak habis pikir jika Hestia dapat menyimpulkan kemajuan yang dimiliki dari seorang Aphrodite yang terkenal pandai merayu para dewa dan lelaki tampan. Sebab, yang ada dalam pikiran dewa tertinggi itu, watak dari Aphrodite tidak akan hilang begitu saja meski sudah dihukum atau dilarang keras.

"Coba jabarkan beberapa bukti konkretnya." Zeus mengunci tatapan pada wanita yang berusia lebih dari ratusan tahun namun memiliki rupa yang awet muda dan tak termakan usia.

Hestia mulai membuka gulungan berwarna coklat muda dan membacakan hasil observasi yang ditulisnya dua malam lalu.

"Pertama, Aphrodite bersedia mengerjakan beberapa pekerjaan rumah tangga dan terlibat dalam urusan yang berkaitan dengan keindahan dan kerapian kastil. Berikutnya, sang dewi cinta tak pernah membawa lawan jenis ke dalam kastil dan menaati peraturan yang ku tetapkan. Selain itu, ia juga sering berbagi makanan pada rakyat setempat," ucap Hestia dengan tatapan bangga seraya menelisik setiap kata yang terpatri pada gulungan yang digenggamnya.

Zeus pun terdiam sejenak. Dewa dengan rambut putih dan kumis berwarna senada itu mempertimbangkan dua keputusan yang berlawanan. Sebisa mungkin ia tak ingin namanya sebagai Raja Para Dewa-Dewi kembali tercoreng akibat ulah Aphrodite yang gemar menjalin cinta dengan sejumlah lawan jenis.

Kemudian, Sang Dewa Tertinggi pun bersuara, "Baiklah kalau memang seperti itu laporannya. Aphrodite diijinkan untuk menemani Persephone bertugas."

Ucapan yang meluncur dari bibir Sang Dewa itu membuat dua dewi yang menghadiri rapat Dewa-Dewi tersenyum puas. Baik Demeter maupun Persephone sejak awal mengharapkan jika ketidaksetujuan Zeus berubah seperti saat ini.

"Tapi, tidak untuk waktu yang lama atau panjang," jelas Zeus dengan sorot mata yang memancarkan ketegasan. Hal itu selalu membuat seluruh dewa-dewi yang berhadapan dengannya segan dan tak berani membantah.

"Tidak masalah, Yang Mulia Dewa. Tugas dari putriku juga tidak membutuhkan waktu panjang. Mungkin hanya sekitar tiga bulan, sesuai dengan waktu perhitungan di Bumi." Demeter menjabarkan dengan mimik wajah yang memancarkan kelegaan. Dewi yang merupakan ibu biologis dari Persephone itu tadinya terlihat sangat tegang saat menanti keputusan akhir dari Zeus yang terlihat kurang setuju untuk memberi ijin agar Aphrodite dapat menemani putrinya di Bumi.

"Hmm. Selain itu, aku juga punya kesepakatan jika Aphrodite kembali mengulangi kesalahan serupa," tambah Zeus dengan mimik wajah datar. Kali ini, ia tak bisa membiarkan sang dewi cinta bermain di Bumi tanpa ketentuan yang mengikat dan beresiko.

"Apa itu Yang Mulia Dewa?" tanya Demeter dengan sorot mata yang diliputi rasa penasaran.

"Ia tak mungkin bisa kembali jika kembali bermain hati dengan manusia di Bumi." Zeus memaparkan dengan nada tegang. Ia tak lagi main-main dengan ketetapan lain yang ditentukannya.

-**-

Beberapa hari berikutnya, Aphrodite pun bersanding di depan tangga bersama dengan Persephone. Di saat itu juga, hadir lah para dewa-dewi lainnya untuk mengiringi kepergian mereka menuju Bumi untuk tugas penting.

"Akhirnya, aku bisa kembali ke Bumi," ucap Aphrodite dengan ulasan senyum merekah. Sangat tergambar jelas jika suasana hati sang dewi sedang gembira dan riang.

"Tapi cuman buat nemenin aku tugas, bukan yang lain, Aphrie." Persephone mengingatkan.

Aphrodite masih membingkai senyum sumringah pada bibirnya dan membalas, "Ya, tetap aja, aku bisa bernapas lega dan bertemu lagi dengan para manusia. Sepertinya, aku harus memberikan banyak hadiah padamu dan Yang Mulia Dewi."

Persephone yang paham akan maksud dari ucapan lawan bicaranya menyahut, "Engga perlu begitu. Kamu terlalu berlebihan, Aphrie."

"Bukan berlebihan, tapi aku menghargai pertolongan yang diberikan oleh Yang Mulia Dewi dan dirimu," jelas Aphrodite dengan binar mata yang memancarkan rasa bahagia dan bebas.

Di sela percakapan keduanya, Zeus selaku dewa yang bertanggung jawab untuk melakukan upacara pelepasan pada dewi-dewi tersebut muncul. Tanpa menunggu kehadiran dewa-dewi lain yang masih belum muncul, Sang Dewa Tertinggi membuka acara dengan berkata, "Dewa-dewi yang ku hormati, pada hari ini, kalian menjadi saksi dari turunnya Aphrodite dan Persephone ke Bumi. Maka dari itu, mari kita berkati mereka berdua, mengirimkan berkat dan harapan agar mereka dapat menyelesaikan tugas dari awal hingga akhir."

Mendengar ucapan dari pemimpin mereka, para dewa-dewi pun merapalkan harapan dan doa terbaik. Dari setiap mereka, terpancar lah cahaya keemasan yang mengalir dan menyelimuti tubuh Aphrodite dan juga Persephone. Setiap harapan dan doa dari masing-masing dewa-dewi itu berisikan sesuatu yang baik dan berguna bagi dua dewi yang memiliki kecantikan paripurna tersebut.

Kemudian, Aphrodite dan Persephone pun menuruni tangga perlahan, meninggalkan Gunung Olympus dan disaksikan oleh para dewa-dewi, termasuk Helios, sang dewa matahari. Dua dewi tersebut menapaki tangga yang menghubungkan bumi dengan asal tempat mereka bernaung dengan perlahan sembari menikmati mega yang bertebaran dan burung-burung yang menyapa.

Di tengah perjalanan tersebut, mereka juga sesekali bertukar kata dan berkomentar tentang peristiwa-peristiwa yang pernah mereka alami di Bumi. Kedua mata mereka juga cukup awas dalam mengawasi beberapa anak tangga yang sedikit licin atau pun hancur. Sebisa mungkin, mereka berusaha untuk tidak terpeleset.

Akan tetapi, saat Persephone nyaris tiba dan memijak tanah, Aphrodite yang mendampingi tidak sengaja tergelincir dan terjatuh di daerah yang cukup jauh. Hal itu pun membuat salah satu putri dari Dewa Zeus itu panik. Pasalnya, jika sampai nasib dari rekannya itu terancam, unsur cinta, seksualitas, dan estetika di Gunung Olympus dan Bumi akan terancam.

"APHRRIE!!" Persephone melangkah di atas padang rumput sembari mencari keberadaan sahabatnya dan berteriak.

Namun, teriakan tersebut hanya bersambut semilir angin di padang rumput hijau yang luas dan ditumbuhi oleh beberapa pohon pinus. Hal serupa kembali dilakukan sembari berganti arah dan daerah untuk menemukan sang dewi cinta yang terjatuh di daerah lain daripada padang rerumputan itu.

Beberapa saat kemudian, teriakan dan usaha dari Persephone pun membuahkan hasil. Aphrodite yang dicari sejak beberapa menit lalu muncul dengan penampilan modern, layaknya manusia di negara tempat mereka mendarat.

Dewi cinta itu membuat rambut bergelombangnya sebatas bahu. Sementara, untuk tampilan busana, Aphrodite memilih untuk mengenakan setelan formal berwarna abu-abu dengan paduan tank top hitam di dalamnya. Selain itu, ia juga mengenakan kalung dan anting yang melengkapi kecantikannya.

"Perssie, kamu engga ganti baju? Kita di kota yang cukup modern lho." Aphrodite membuka percakapan sembari mengulum senyum lembut nan hangat.

Tampilan modis dan elegan dari rekannya itu sukses membuat Persephone terpanah dan tak dapat berkomentar. Memang, sebelumnya, ia pernah bertandang ke Bumi dengan pakaian khas manusia. Akan tetapi, apa yang dikenakan oleh Aphrodite melebihi apa yang pernah dilakukannya sebelumnya.

"Aphrie? Apa ini tidak terlalu berlebihan?" Persephone mengerutkan kening, merasa ragu dengan tindakan yang diambil oleh rekannya itu.

TO BE CONTINUED..

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status