Share

Dua Puluh Satu : Ciuman Rasa Coffee latte

"Kita mau ke mana?" Tanya Alin yang masih terlihat mengantuk.

Setelah pagi saat ia ditinggalkan oleh Tian, malamnya, tepat pukul sepuluh malam, Tian membangunkannya dan disinilah ia sekarang, di dalam mobil mewah milik Tian.

"Aku ada urusan dinas ke Bali, jadi kamu harus ikut denganku."

"Ha? Bali?" Alin langsung mencari kaca untuk ia bercermin.

"Cari apa?" Tanya Tian yang heran melihat Alin krasak krusuk.

"Apa kau gila? Kau menculikku dan langsung membawaku ke Bali? Dengan penampilan seperti ini? Ini pengalamanku ke Bali tapi langsung kau hancurkan." Rengek Alin.

Tian mendelik jengah. "Aku tak memintamu berdandan."

"Tapi kan--"

"Alin! Kamu kerja sama siapa?"

"Tuan Tian." Jawab Alin santai.

"Lalu, apa aku memintamu berdandan?"

Alin menggeleng, "Tapi kau tahu? Jika aku berdandan cantik, siapa tahu nanti di sana aku bertemu seorang sugar Daddy yang bisa melunasi hutangku."

Ciiiit!

Tian menginjak rem mobilnya dengan sangat kuat membuat Alin terdesak ke depan.

"Hei!" Teriak Alin kesal.

"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status