Share

I Know It's Not Easy
I Know It's Not Easy
Penulis: MyLFmuniroh

1. Perayaan Pernikahan yang Gagal

Hari ini adalah hari anniversary pernikahan Lee Kwon dan Naveah yang kedua. Sejak menikah mereka memang tidak tinggal di rumah yang sama. Lee Kwon sibuk dengan perusahaan IT nya sedangkan Naveah masih sibuk membantu TF Group milik Mr. Lee yang tidak lain adalah kakek Lee Kwon. Sebagai menantu yang baik Naveah sering menghabiskan waktu liburnya bersama keluarga Lee. 

Kim Solmi ibu dari Lee Kwon sangat menyayangi Naveah, Solmi sering kali mengunjungi apartemen menantunya dan membawakan makanan untuk Naveah. Lee Kwon dan Naveah sudah sepakat dalam pernikahannya untuk tidak saling mencampuri urusan pribadi masing-masing tapi kalau menyangkut keluarga mereka akan tetap saling bekerja sama. Sama seperti tahun sebelumnya hari anniversary pernikahan Lee Kwon dan Naveah dirayakan dengan makan malam bersama. Solmi sudah mengatur segalanya untuk Lee Kwon dan Naveah.

“Putri cantik ku Ibu sudah menyiapkan baju untuk acara Anniversary pernikahan kalian, hari ini Ibu berkunjung ke apartemen mu. Pakainnya sudah Ibu letakkan di atas tempat tidur mu” sebuah pesan kakao talk masuk ke hp Naveah yang dikirim oleh Solmi.

“Ibu baik sekali padaku, padahal aku hanyalah menantunya” Naveah tersenyum membaca pesan dari mertuanya.

“Baik ibu sayang, hari ini Naveah pasti memakai pakain yang sudah Ibu siapkan untuk Naveah. Maaf sekali hari ini Naveah belum bisa menemui ibu karena masih di kantor”Naveah mengirimkan pesan balasan ke Solmi.

Naveah masih duduk di ruang kerjanya sambil membaca laporan yang diberikan oleh asistennya yang bernama Anneth. Tiba-tiba pikiran perempuan itu terarahkan pada perayaan Anniversary pernikahannya dengan Lee Kwon. Makan malam mereka berdua kali ini masih diadakan di tempat yang sama yaitu di restoran waktu Anniversary pertama tahun lalu, jarak dari apartemen ke restoran sekitar 30 menit bila kondisi jalan lancar.

“Anneth aku hari ini pulang lebih awal, kamu juga bisa pulang lebih awal” Naveah mengirimkan pesan pada Anneth,perempuan itu mulai membereskan berkas di meja kerja nya dan mematikan laptopnya. 

 “Siap, semoga acaranya lancar dan menyenangkan hari ini” Anneth membalas pesan pada Naveah.

Sekitar jam enam sore Naveah sudah bersiap untuk pulang. Saat sedang di lift sebuah pesan masuk ke Hp nya, perempuan itu mengambil Hp di tas wanita berwarna hitam yang ia jinjing di tangan kanannya. Pesan masuk itu ternyata dikirim oleh Lee Kwon pria yang sudah dua tahun menjadi suaminya.

“Aku sudah ada di depan kantor, cepatlah turun ke bawah” tulis Lee Kwon. Perempuan itu sedikit terkejut mendapat pesan dari suaminya itu.

“Seingatku aku tidak minta dijemput kenapa malah dijemput segala sih” gumam Naveah dalam hati. Perempuan itu tidak membalas pesan suaminya dan segera memasukkan Hp nya kembali ke dalam tas setelah membaca pesan.

Pintu lift terbuka dan Naveah bergegas menuju depan kantor. Tok-tok Naveah mengetuk pintu jendela mobil Lee Kwon. Pria yang mempunyai wajah tampan, cerdas, tinggi dan cuek itu menurunkan kaca mobil jendelanya.

“Tumben sekali” Naveah membuka pintu mobil dan duduk bersebelahan dengan Lee Kwon di bangku penumpang.

“Hari ini asisten mu tidak ikut?” tanya Naveah pada Lee Kwon yang masih sibuk membuka laporan dari laptopnya. Pria itu menoleh sebentar pada Naveah dan melanjutkan membaca laporan dari laptopnya.

“Dia sedang mengurus pekerjaanku di luar negeri, besok aku akan menyusulnya, kau mau ikut?” Lee Kwon tampak berpikir serius saat menjawab pertanyaan Naveah.

“Haha, sejak kapan kamu jadi baik begini sampai mengajak aku segala ke luar negeri” Naveah tertawa mencoba mempercayai apa yang barusan ia dengar dari mulut suaminya itu. Perempuan itu responsif menepuk pundak Lee Kwon. 

Pria itu menyerngitkan dahi dan melihat wajah Naveah dengan serius.

“Aku tahu kita sama-sama sibuk, makanya itu aku berencana mengajakmu ikut dengan ku besok. Kamu bisa berlibur melepaskan kepenatan dari beban pekerjaan mu selama ini. Aku sudah minta izin kakek dan ibu barusan untuk membawa mu” Lee Kwon berbicara dengan nada serius.

“Kamu beneran serius kan? tanya Naveah yang masih tampak tidak percaya.

“Lihat aku sekarang, apakah aku terlihat bercanda” kata Lee Kwon sambil menatap Naveah. Perempuan itu terlihat tidak nyaman saat Lee Kwon menatapnya dengan tatapan yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

“Ahh oke kalau begitu besok aku akan ikut” Naveah membalikkan wajahnya ke depan tanpa melihat Lee Kwon.

Tidak terasa mobil mereka berdua sudah melaju jauh dan akhirnya mobil berhenti di depan loby sebuah bangunan yang mempunyai 15 lantai. Bngunan ini diapit oleh beberapa bangunan tinggi yang juga masih berada dalam satu area.

 “Pak Kim terima kasih sudah mengantar kami berdua” kata Naveah pada supir pribadi Lee Kwon sambil membuka pintu mobil untuk turun.

“Sama-sama nyonya” kata pak Kim.

Lee Kwon dan Naveah berjalan ke arah lift menuju apartemen mereka masing-masing.  Awalnya Naveah duluan yang tinggal di apartemen ini tapi sejak delapan bulan yang lalu Lee Kwon juga membeli salah satu unit apartemen di sini. Apartemen Lee Kwon dan Naveah hanya berbeda satu lantai saja, Naveah tinggal di lantai 10 sedangkan Lee Kwon di lantai 11.

“Aku langsung naik ke atas ya, sepertinya aku agak tidak enak badan jadi aku mau istirahat satu jam sebelum kita berangkat ke restoran” keluh Lee Kwon sambil memegangi kepalanya.

“Setelah aku perhatikan memang wajah Lee Kwon terlihat tidak sehat hari ini “kata Naveah dalam hati.

Tanpa sengaja tangan Naveah reflek menyentuh kening Lee Kwon untuk mengecek suhu tubuh pria itu. Lee Kwon terlihat kaget dengan perlakuan Naveah padanya.

“Sepertinya kamu panas Lee Kwon, apakah sebaiknya kita tidak perlu pergi nanti?"Naveah memberi saran pada Lee Kwon.

“Tidak perlu khawatir kalau istirahat sebentar dan minum obat pasti panasnya bisa segera sembuh” Lee Kwon menurunkan tangan Naveah yang masih menyentuh keningnya.

Tidak terasa mereka sudah berada di lantai 10, ting suara pintu lift terbuka. Naveah melangkahkan kakinya meninggalkan lift dan juga Lee Kwon. Lee Kwon berada di aprtemennya dan berbaring di sofa ruang tamu setelah membuka jas, dan jam tangan.

Lee Kwon memejamkan matanya tapi pikirannya masih kemana-mana, apalagi setelah mendapat laporan dari asistennya kalau Nari sudah kembali ke Korea. Lee Kwon yang berusaha memejamkan mata tapi tidak bisa akhirnya bangun dari sofa dan berjalan menuju dapur untuk mengambil air dan mencari obat penurun panas di kotak obat. Lee Kwon membuka mulut untuk memasukkan obat penurun panas ke dalam mulutnya, setelah minum obat dan meminum air Lee Kwon menuju lantai dua apartemennya untuk tidur di kamarnya.

HP Lee kwon berdering berkali-kali, panggilan masuk dari Naveah tidak dijawab oleh Lee Kwon. “Apa mungkin dia masih tidur? tanya Naveah dalam hati.

Tanpa berpikir panjang Naveah meminta pasword apartemen Lee Kwon pada ibu mertuanya. Setelah naik lift akhirnya Naveah sampai di lantai 11 apartemen Lee Kwon. Naveah mulai memasukkan password yang diberikan Ibu Mertua untuk membuka pintu apartemen Lee Kwon. Tililit, pintu apartemen terbuka.  Naveah mulai masuk ke apartemen Lee Kwon, ini baru pertama kalinya Naveah masuk ke apartemen suaminya meskipun mereka tinggal di bangunan yang sama.

Setelah mencari dan memanggil nama Lee Kwon tidak ada sahutan, Naveah akhirnya memberanikan diri naik ke lantai atas. Di lantai atas terdapat 3 ruangan, karena bingung Naveah membuka satu persatu ruangan untuk mencari Lee Kwon. Setelah membuka dua ruangan dan tidak menemukan Lee Kwon, Naveah mengetok pintu ruangan paling ujung dari tiga ruangan yang ada di lantai atas. Benar seperti dugaan Naveah dia menemukan Lee Kwon yang masih tidur di tempat tidurnya, Naveah berjalan pelan menuju tempat tidur Lee Kwon dan menempelkan tangannya ke dahi Lee Kwon.

“Masih demam ternyata” gumam Naveah dalam hati. Naveah akhirnya turun dari tempat tidur dan tanpa sengaja dia melihat foto perempuan di atas meja kerja Lee Kwon.

“Mungkinkah ini yang namanya Nari? tanya Naveah dalam hati.

Tak mau berlama-lama di kamar Lee Kwon, Naveah turun ke bawah menuju dapur.

“Aku tidak bisa memasak bubur jadi aku buatkan dia makanan yang aku bisa masak saja” kata Naveah dalam hati.

Naveah mengambil telur, daun bawang dari kulkas. Setelah selesai mencuci semua bahan Naveah memotong daun bawang dan memasukkannya ke dalam mangkok. Kemudian mulai memecahkan tiga telur dan menambahkan garam ke dalam mangkok kemudian diaduk-aduk lalu digoreng.

Setelah selesai menggoreng telur dan menaruhnya ke dalam piring, Naveah menuju ke kamar Lee Kwon kembali.

“Tuan Muda, Tuan Muda” panggil Naveah sambil menggerakkan tubuh Lee Kwon. Lee Kwon perlahan mulai membuka mata dan melihat Naveah yang sudah ada di sampingnya.

“Ayo bangun dulu, kamu kan belum makan apapun tadi” Naveah membangunkan Lee Kwon yang terlihat menahan sakit.

“Jam berapa ini?” tanya Lee Kwon.

“Jam sembilan, tidak usah khawatir kita tidak perlu pergi ke restoran karena kamu sedang tidak enak badan” kata Naveah pada Lee Kwon.

“Imut sekali” Lee Kwon mencubit pipi Naveah yang duduk di atas tempat tidurnya, terang saja apa yang dikatakan Lee Kwon barusan membuat Naveah bingung dan juga kaget.

“Kamu ini kenapa sih? kayaknya aku perlu mengantar mu ke rumah sakit deh, dari tadi aku merasa kamu agak aneh Lee Kwon” Naveah memegangi pipinya yang dicubit Lee Kwon.

“Ayo bantu aku ke bawah” pinta Lee Kwon pada Naveah. Naveah pun membantu Lee Kwon dengan merangkul tubuh pria itu menuju lantai bawah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status