“Kamu duduk di sini tidak perlu ke dapur biar aku yang mengmbilkan makanan dan air minumnya” kata Naveah sambil membantu Lee Kwon duduk di sofa ruang tamu.
Tidak berapa lama Naveah datang sambil membawa air minum dan juga terlur goreng yang sudah dia masak barusan.
“Makan ini untuk memulihkan tenaga mu” Naveah memberikan piring berisi telur goreng pada Lee Kwon. Ekspresi pria itu tampak berubah melihat masakan yang diberikan Naveah pada nya. Pria itu tidak bisa menyembunyikan keinginannya untuk tertawa.
“Haha, kamu ini memang lucu Naveah ini baru pertama kalinya dalam hidup ku dimasakin telur saat sakit padahal pada umumnya orang sakit dibuatkan bubur” Lee Kwon mengejek Naveah sambil memegangi piring berisikan telur goreng.
“Kalau tidak mau jangan dimakan, tuan muda kalau saja saya tahu bagaimana memasak bubur pasti sudah saya lakukan” Naveah mencoba merebut piring berisi telur yang dipegang Lee Kwon.
“Menantu kesayangan Ibu, suami mu ini hanya bercanda. Terima kasih sudah mempedulikan kesehatan suami mu” Lee Kwon mulai memakan telur buatan Naveah sambil tersenyum. Sedangkan Naveah masih sewot karena dirinya baru saja ditertawakan.
“Kamu juga pasti belum makan kan?” Lee Kwon mencoba menyuapkan potongan telur goreng pada Naveah.
“Aku, tidak mau kamu saja yang makan” Naveah menolak suapan telur dari Lee Kwon.
“Aku sudah memotong telurnya dan membuang tenaga untuk menyuapi mu, ayo makan ini” desak Lee Kwon, dengan terpaksa Naveah akhirnya mengikuti kemauan Lee Kwon.
Selesai makan telur Naveah dan Lee kwon menghabiskan waktu bersama dengan menonton acara tv. Mereka duduk di tempat yang berbeda, Lee Kwon duduk di sofa sedangkan Naveah duduk di karpet dekat sofa.
“Naveah kamu tidak lapar?" tanya Lee Kwon.
“Aku pikir tadi kita jadi berangkat ke restoran jadi aku melewatkan waktu makan di kantor, sekarang aku lapar” Naveah tersenyum tipis pada Lee Kwon.
“Dasar kamu ini, besok-besok jangan lewatkan jadwal makanan mu lagi” Lee Kwon mencubit pipi Naveah.
“Kamu ini hobi sekali sih mencubit pipi ku, sakit tahu” Naveah memegangi pipinya lagi yang jadi korban kejahilan Lee Kwon.
Pria itu mengambil ponselnya dan memesan beberapa makanan melalui aplikasi online untuk dimakan bersama Naveah. Empat puluh menit kemudian makanan yang mereka pesan datang, Lee Kwon dan Naveah makan sambil menonton acara tv. Naveah duduk di karpet sedangkan Lee Kwon di sofa. Sambil makan dan nonton tv keduanya ngobrol banyak hal mulai dari pekerjaan hingga kejadian-kejadian yang terjadi saat mereka tidak tidak bertemu selama tiga bulan ini, tidak terasa malam pun semakin larut.
“Huah” Naveah menguap sambil menutup mulutnya.
“Aku pulang dulu ya” Naveah menghadapkan wajahnya ke belakang melihat Lee Kwon yang duduk di sofa. Pria itu kemudian mengangguk pada Naveah.
“Ayo aku antar ke apartemen mu” Lee Kwon mengelus kepala Naveah. Naveah agak kaget dengan perlakuan Lee Kwon padanya.
“Tidak perlu, kamu ini kenapa sih tiba-tiba baik gini sama aku, padahal biasanya kamu cuek banget” Naveah menyingkirkan tangan Lee Kwon yang masih menyentuh kepalanya. Lee Kwon hanya bisa tersenyum melihat tingkah Naveah.
Naveah mencoba berdiri tapi karena tidak hati-hati ia hampir jatuh tapi untungnya Lee Kwon dengan cepat menarik tangan kanan Naveah sehingga Naveah jatuh di sofa, kepala Naveah tepat di atas paha Lee Kwon. Mereka pun saling berpandangan satu sama lain.
“Ah maaf” saking kagetnya Naveah buru-buru bangun dan pergi dari apartemen Lee Kwon.
“Hai kamu sudah mengemasi barang-barang mu untuk berangkat besok kan?” tanya Lee Kwon pada Naveah sebelum keluar dari pintu apartemen.
“Sudah dong” kata Naveah dengan percaya diri. Naveah pun melangkahkan kakinya keluar dari apartemen Lee Kwon.
Tiba-tiba ada suara hp berbunyi tapi bukan hp milik Lee Kwon melainkan milik Naveah. Lee Kwon mencoba mengambil Hp Naveah yang ada di dalam tas wanita berwarna hitam polos. Selain hp, di dalam tas Naveah juga terdapat dompet dan satu kotak berisi permen. Saat Lee Kwon akan mengangkat panggilan telp, Lee Kwon bertanya-tanya siapa yang menghubungi Naveah malam-malam begini, di layar hp terlihat panggilan berasal dari seseorang yang diberi nama Hyung. Tanpa berpikir panjang Lee Kwon mengangkat panggilan tersebut.
“Halo Naveah, aku akan kembali ke Korea tiga hari lagi, bisakah kita bertemu? tanya pria yang ada ditelpon.
“Hp Naveah tertinggal di apartemen ku, kamu bisa menelponnya lagi besok” kata Lee Kwon tegas dan langsung mematikan panggilan tersebut.
Di tempat lain seseorang yang barusan menghubungi Naveah sedikit kecewa karena bukan Naveah yang mengangkat telponnya. Pria itu hanya bisa menarik nafas dalam-dalam karena gagal menghubungi Naveah malam itu. Padahal pria itu sangat berharap kalau Naveah yang mengangkat telponnya.
Lee Kwon yang mengangkat telpon dari Hp Naveah juga sedikit penasaran dengan pria yang barusan menelpon istrinya itu malam-malam. “Siapa juga ini, apa dia tidak tahu ini sudah malam dan kenapa juga pria itu meminta bertemu dengan Naveah, mungkinkah Naveah sedang dekat dengan pria ini” gumam Lee Kwon dalam hati. Pria itu akhirnya meletakkan kembali HP Naveah ke dalam tas dan naik ke lantai atas untuk tidur di kamar nya.
Naveah yang sudah kembali ke apartemen baru ingat kalau dia membawa tas yang berisi berbagai macam keperluannya tertinggal di apartemen Lee Kwon. "Naveah kenapa bisa juga kamu lupa dengan barang bawaan mu sendiri" Naveah memukul halus kepalanya.
"Kalau aku ambil sekarang, aku pasti mengganggu istirahat pria itu, lagi pula ini sudah malam jadi lebih baik besok saja aku ambil" pikir Naveah.
Perempuan itu kemudian bergegas mengganti baju nya dengan baju tidur, dan membersihkan wajahnya dari make up. Setelah selesai dengan rutinitas perawatan wajahnya, perempuan itu menuju tempat tidurnya. Merebahkan tubuhnya yang lelah bekerja hari itu dan kemudian berdoa sebelum tidur.
"Semoga aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik, tenang dan bisa membahagiakan orang-orang yang menyayangi ku. Semoga Ibu mertua dan kakek senantiasa diberi kesehatan" doa Naveah malam itu.
Perempuan dengan tinggi 170 cm, rambut hitam sebahu itu akhirnya memejamkan mata dan tidur dengan nyenyak malam itu. Hari-hari yang melelahkan dapat ditaklukannya hari itu.
Jam sepuluh siang Naveah dan Lee Kwon bersiap untuk berangkat menuju bandara. Hari ini rencananya mereka berdua akan di antar pak Kim. Naveah sudah berada di loby apartemen untuk menunggu Lee Kwon, tidak banyak yang dibawa Naveah untuk berlibur kali ini. Dia hanya membawa 1 koper kecil berisi empat baju, empat celana panjang, dan 2 set piyama. Perempuan itu sudah mengambil Hp beserta tasnya dari apartemen Lee Kwon sebelum turun ke Loby apartemen.“Ibu aku akan berangkat bersama Lee ke Kwon ke Thailand siang ini, maaf minggu ini belum sempat ke rumah Ibu” bunyi pesan Naveah ke Ibu mertuanya.“Oke sayang selamat bersenang-senang” bunyi pesan masuk dari Ibu mertuanya.Tidak terasa empat puluh lima menit Naveah menunggu Lee Kwon di loby karena terlalu lama akhirnya Naveah kembali naik ke lantai 11 menuju apartemen Lee Kwon. Pintu lift terbuka, saat Naveah akan melangkan kakinya ke apartemen Lee Kwon ia melihat Lee Kwon sedang berpelukan denga
Siang nanti sekitar jam sembilan biro perjalanan wisata akan menjemput Naveah. Jadwal kunjungan ke berbagai tempat sudah Naveah ia terima dari Anneth sejak ia sampai di Thailand. Naveah benar-benar memanfaatkan waktu liburannya untuk menyenangkan diri dan menghilangkan penat kerja.“Ibu aku sudah sampai Thailand kemarin” tulis Naveah pada laman instagramnya sambil menandai instagram ibu mertuanya.Kalau sesuai jadwal Naveah baru sampai hotel lagi sekitar jam delapan malam, ia mempersiapkan perbekalan berupa power bank karena takutnya baterai Hp nya habis saat ia gunakan untuk mengabadikan foto dan video liburannya. Selesai sarapan Naveah menuju loby hotel tempatnya menginap, mobil biro wisata sudah stand by untuk mengantarnya jalan-jalan ke berbagai tempat hari ini.Tempat pertama yang akan Naveah kunjungi adalah Wat saket. Wat Saket sendiri merupakan sebuah kuil Budha yang dikenal dengan sebutan gunung emas, dari tempat ini Naveah bisa melihat keindahan sek
Pukul enam sore pesawat yang ditumpangi Navaeah mendarat di Korea, dia langsung ke rumah mertuanya sesampainya di bandara dengan diantar oleh sopir pribadinya. Dua jam di rumah Ibu mertuanya Naveah pamit pulang karena Naveah perlu melakukan banyak persiapan untuk acara pertemuan besok dengan W Company."Ibu Naveah pulang dulu ya" Naveah pamit sambil memeluk Ibu mertuanya yang mengantar perempuan itu sampai depan pintu."Hati-hati sayang, sering-seringlah main ke sini" pesan Ibu mertua pada Naveah.Naveah masuk ke dalam mobil, melambaikan tangan pada Ibu mertuanya. Mobil mulai melaju meninggalkan rumah Ibu Lee Kwon. Jam sepuluh malam Naveah sampai di gedung apartemennya, dia turun dari mobil dan bersiap memasuki loby apartemen. Naveah tidak menyangka dia akan bertemu dengan Dongman, cinta pertamanya saat SMA.Dongman adalah kakak kelas Naveah yang terkenal cerdas, tampan dan punya perilaku yang baik sehingga banyak diidolakan oleh siswi-siswi di SMA nya du
"Baik kakek, kami akan segera ke sana" Lee Kwon mengakhiri telpon dari kakeknya.Setelah menerima telp Lee Kwon tidak masuk ke dalam apartemennya melainkan turun ke lantai 10 untuk bertemu dengan Naveah. Ting-tong, ting-tong suara bel berbunyi di apartemen Naveah, Naveah bergegas melihat siapa tamu yang berkunjung ke apartemennya melalui layar monitor di dekat pintu.“Kenapa lagi sih ini” Naveah menggerutu dalam hati. Naveah pun membukakan pintu untuk Lee Kwon.“Ada apa?, Kenapa tiba-tiba datang kes sini?" tanya Naveah pada Lee kwon dengan sewot.“Aku tidak ada waktu untuk menjelaskannya sekarang, ayo ikut aku” ajak Lee Kwon sambil menggandeng tangan Naveah.“Sebentar, jangan seperti ini jelaskan dulu kita mau kemana, kamu tidak lihat aku hanya memakai kaos dan celana ¾ seperti ini?"Naveah menghentikan langkah Lee Kwon.“Ah, maaf aku benar-benar buru-buru, kalau begitu kamu bisa berganti pakai
Jam menunjukan pukul sembilan pagi, Naveah masih tertidur pulas di kamarnya. Tirai jendela masih tertutup rapat sehingga cahaya yang biasanya masuk melewati kaca-kaca jendela tidak bisa masuk karena terhalang oleh tirai cendela. Sabtu pagi biasanya Naveah sudah produktif menjalankan aktivitas dengan olahraga seperti jogging di taman dekat apartemen ataupun belajar memasak tapi karena kesibukan rapat sampai malam membuat Naveah memilih untuk tidur.Kamar Naveah berada di lantai dua apartemen, di dalam kamarnya terdapat beberapa ruangan seperti ruang membaca, kamar mandi, dan juga ruang ganti. Ruang baca adalah tempat favorit Naveah setelah balkon. Naveah sering menghabiskan waktunya dengan membaca buku kisah orang-orang sukses, buku investasi, buku mengelola keuangan ataupun novel ringan yang tidak terlalu berat untuk dibaca saat libur. Paling tidak dalam satu tahun Naveah bisa membaca 12-15 judul buku.Terlahir dengan keterbatasan finansial membuat Na
Selesai sarapan Naveah meminta izin Ibunya untuk mandi sebelum mereka pergi belanja. Naveah beranjak naik ke lantai dua menuju kamar nya. Saat mengecek Hp yang sedang di cash dia melihat ada panggilan masuk dari Dongman. Naveah pun menelpon Dongman balik, tut tut menunggu panggilan Naveah dijawab oleh Dongman. Tidak lama kemudian Dongman mengangkat telpon Naveh."Naveah, apa kamu masih tidur?" tanya Dongman."Tidak Hyung, aku barusan dari lantai bawah jadi tidak dengar kalau hp ku berbunyi" kata Naveah. Dongman sebenarnya ingin mengajak Naveah ke luar untuk makan dan bertemu dengan teman-teman sekolahnya nanti malam, Dongman sedikit ragu perempuan menerima ajakannya untuk pergi atau tidak."Ada yang bisa aku bantu hyung" kata Naveah memecah keheningan."Sebenarnya aku mau mengajak mu untuk pergi bersama nanti malam kalau tidak keberatan" ucap Dongman."Pergi kemana Hyung, berdua atau banyak orang?" tanya Naveah balik."Ki
"Aku baru tahu ternyata perempuan itu adalah seorang penulis" gumam Naveah dalam hati.Solmi terlihat tidak senang melihat acara yang tengah berlangsung di lantai dua, apalagi kalau berjumpa dengan Nari.Biarpun mereka pernah dekat dulu tapi saat perempuan itu meninggalkan anaknya untuk menikah dengan pria lain ia begitu membencinya. Tapi dia bersyukur karena dia bisa memperoleh menantu sebaik Naveah sekarang."Sayang kita langsung saja ke toko buku yang ingin kamu kunjungi" Solmi mengajak Naveah agar tidak fokus pada pameran yang tengah berlangsung di tengah-tengah lantai dua.Solmi yakin kalau Naveah tahu hubungan antara Lee Kown dan putranya meskipun menantunya itu tidak pernah bertanya langsung pada nya."Baik Ibu" Naveah menggengam tangan Ibu nya ke toko buku yang ia maksud.Naveah tengah memilih buku yang berada di rak-rak buku di toko tersebut. Sedangkan Solmi menunggu putrinya itu sambil duduk membaca buku di tempat yang telah di
"Kamu menginap di sini saja hari ini, lagian besok kan hari minggu" pinta Solmi."Ibu, lain kali ya" ucap Naveah dengan berat hati menolak permintaan mertuanya.Setelah mengantar mertuanya pulang ke rumah, Naveah pergi menemui temannya yang bernama Seohyun. Seohyun tinggal di sebuah apartemen yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah mertuanya. Perjalanan dari rumah Solmi ke apartemen Seohyun membutuhkan waktu kurang lebih dua puluh menit saja.Tok Tok, Naveah mengetuk pintu apartemen Seohyun. Perempuan itu mencoba menghubungi temannya karena pintunya tidak dibuka-buka."Aku sudah di depan" ucap Naveah pada Seohyun melalui telpon."Oke, aku baru selesai mandi tadi, sorry ya" jelas Seohyun.Lima menit kemudian Seohyun pergi membukakan pintu untuk Naveah."Lama sekali" perempuan itu memeluk Seohyun yang mengenakan baju tidur berwarna navy."Ya, kamu ini kenapa coba?" Seohyun kaget dengan kelakuan Naveah yang tidak b