/ Romansa / I Know It's Not Easy / 2. Merawat Suami

공유

2. Merawat Suami

작가: MyLFmuniroh
last update 최신 업데이트: 2021-08-11 22:07:45

“Kamu duduk di sini tidak perlu ke dapur biar aku yang mengmbilkan makanan dan air minumnya” kata Naveah sambil membantu Lee Kwon duduk di sofa ruang tamu.

Tidak berapa lama Naveah datang sambil membawa air minum dan juga terlur goreng yang sudah dia masak barusan.

“Makan ini untuk memulihkan tenaga mu” Naveah  memberikan piring berisi telur goreng pada Lee Kwon. Ekspresi pria itu tampak berubah melihat masakan yang diberikan Naveah pada nya. Pria itu tidak bisa menyembunyikan keinginannya untuk tertawa.

“Haha, kamu ini memang lucu Naveah ini baru pertama kalinya dalam hidup ku dimasakin telur saat sakit padahal pada umumnya orang sakit dibuatkan bubur” Lee Kwon mengejek Naveah sambil memegangi piring berisikan telur goreng.

“Kalau tidak mau jangan dimakan, tuan muda kalau saja saya tahu bagaimana memasak bubur pasti sudah saya lakukan” Naveah mencoba merebut piring berisi telur yang dipegang Lee Kwon.

“Menantu kesayangan Ibu, suami mu ini hanya bercanda. Terima kasih sudah mempedulikan kesehatan suami mu” Lee Kwon mulai memakan telur buatan Naveah sambil tersenyum. Sedangkan Naveah masih sewot karena dirinya baru saja ditertawakan.

“Kamu juga pasti belum makan kan?” Lee Kwon mencoba menyuapkan potongan telur goreng pada Naveah.

“Aku, tidak mau kamu saja yang makan” Naveah menolak suapan telur dari Lee Kwon.

“Aku sudah memotong telurnya dan membuang tenaga untuk menyuapi mu, ayo makan ini” desak Lee Kwon, dengan terpaksa Naveah akhirnya mengikuti kemauan Lee Kwon.

Selesai makan telur Naveah dan Lee kwon menghabiskan waktu bersama dengan menonton acara tv. Mereka duduk di tempat yang berbeda, Lee Kwon duduk di sofa sedangkan Naveah duduk di karpet dekat sofa.

“Naveah kamu tidak lapar?" tanya Lee Kwon.

“Aku pikir tadi kita jadi berangkat ke restoran jadi aku melewatkan waktu makan di kantor, sekarang aku lapar” Naveah tersenyum tipis pada Lee Kwon.

“Dasar kamu ini, besok-besok jangan lewatkan jadwal makanan mu lagi” Lee Kwon mencubit pipi Naveah.

“Kamu ini hobi sekali sih mencubit pipi ku, sakit tahu” Naveah memegangi pipinya lagi yang jadi korban kejahilan Lee Kwon.

Pria itu mengambil ponselnya dan memesan beberapa makanan melalui aplikasi online untuk dimakan bersama Naveah. Empat puluh menit kemudian makanan yang mereka pesan datang, Lee Kwon dan Naveah makan sambil menonton acara tv. Naveah duduk di karpet sedangkan Lee Kwon di sofa. Sambil makan dan nonton tv keduanya ngobrol banyak hal mulai dari pekerjaan hingga kejadian-kejadian yang terjadi saat mereka tidak tidak bertemu selama tiga bulan ini, tidak terasa malam pun semakin larut.

“Huah” Naveah menguap sambil menutup mulutnya.

“Aku pulang dulu ya” Naveah menghadapkan wajahnya ke belakang melihat Lee Kwon yang duduk di sofa. Pria itu kemudian mengangguk pada Naveah.

“Ayo aku antar ke apartemen mu” Lee Kwon mengelus kepala Naveah. Naveah agak kaget dengan perlakuan Lee Kwon padanya.

“Tidak perlu, kamu ini kenapa sih tiba-tiba baik gini sama aku, padahal biasanya kamu cuek banget” Naveah menyingkirkan tangan Lee Kwon yang masih menyentuh kepalanya. Lee Kwon hanya bisa tersenyum melihat tingkah Naveah.

Naveah mencoba berdiri tapi karena tidak hati-hati ia hampir jatuh tapi untungnya Lee Kwon dengan cepat menarik tangan kanan Naveah sehingga Naveah jatuh di sofa, kepala Naveah tepat di atas paha Lee Kwon. Mereka pun saling berpandangan satu sama lain.

“Ah maaf” saking kagetnya Naveah buru-buru bangun dan pergi dari apartemen Lee Kwon.

“Hai kamu sudah mengemasi barang-barang mu untuk berangkat besok kan?” tanya Lee Kwon pada Naveah sebelum keluar dari pintu apartemen.

“Sudah dong” kata Naveah dengan percaya diri. Naveah pun melangkahkan kakinya keluar dari apartemen Lee Kwon.

Tiba-tiba ada suara hp berbunyi tapi bukan hp milik Lee Kwon melainkan milik Naveah. Lee Kwon mencoba mengambil Hp Naveah yang ada di dalam tas wanita berwarna hitam polos. Selain hp, di dalam tas Naveah juga terdapat dompet dan satu kotak berisi permen. Saat Lee Kwon akan mengangkat panggilan telp, Lee Kwon bertanya-tanya siapa yang menghubungi Naveah malam-malam begini, di layar hp terlihat panggilan berasal dari seseorang yang diberi nama Hyung. Tanpa berpikir panjang Lee Kwon mengangkat panggilan tersebut.

“Halo Naveah, aku akan kembali ke Korea tiga hari lagi, bisakah kita bertemu? tanya pria yang ada ditelpon.

“Hp Naveah tertinggal di apartemen ku, kamu bisa menelponnya lagi besok” kata Lee Kwon tegas dan langsung mematikan panggilan tersebut.

Di tempat lain seseorang yang barusan menghubungi Naveah sedikit kecewa karena bukan Naveah yang mengangkat telponnya. Pria itu hanya bisa menarik nafas dalam-dalam karena gagal menghubungi Naveah malam itu. Padahal pria itu sangat berharap kalau Naveah yang mengangkat telponnya. 

Lee Kwon yang mengangkat telpon dari Hp Naveah juga sedikit penasaran dengan pria yang barusan menelpon istrinya itu malam-malam. “Siapa juga ini, apa dia tidak tahu ini sudah malam dan kenapa juga pria itu meminta bertemu dengan Naveah, mungkinkah Naveah sedang dekat dengan pria ini” gumam Lee Kwon dalam hati. Pria itu akhirnya meletakkan kembali HP Naveah ke dalam tas dan naik ke lantai atas untuk tidur di kamar nya. 

Naveah yang sudah kembali ke apartemen baru ingat kalau dia membawa tas yang berisi berbagai macam keperluannya tertinggal di apartemen Lee Kwon. "Naveah kenapa bisa juga kamu lupa dengan barang bawaan mu sendiri" Naveah memukul halus kepalanya.

"Kalau aku ambil sekarang, aku pasti mengganggu istirahat pria itu, lagi pula ini sudah malam jadi lebih baik besok saja aku ambil" pikir Naveah.

Perempuan itu kemudian bergegas mengganti baju nya dengan baju tidur, dan membersihkan wajahnya dari make up. Setelah selesai dengan rutinitas perawatan wajahnya, perempuan itu menuju tempat tidurnya. Merebahkan tubuhnya yang lelah bekerja hari itu dan kemudian berdoa sebelum tidur.

"Semoga aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik, tenang dan bisa membahagiakan orang-orang yang menyayangi ku. Semoga Ibu mertua dan kakek senantiasa diberi kesehatan" doa Naveah malam itu.

Perempuan dengan tinggi 170 cm, rambut hitam sebahu itu akhirnya memejamkan mata dan tidur dengan nyenyak malam itu. Hari-hari yang melelahkan dapat ditaklukannya hari itu.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • I Know It's Not Easy   27. Prediksi yang tidak salah

    "Naveah sudah lama kita tidak berbincang seperti ini" ucap Dongman yang tengah berada di ruang tamu di ruang kerja Naveah. "Benarkah?, mungkin karena Hyung terlalu banyak aktivitas di luar" ucap Naveah sembari meminum teh. "Aku ingat betul kita terakhir berbincang santai saat ulang tahun mu, berarti hampir satu bulan lebih kita tidak bertemu ya" Dongman mengingatkan Naveah. "Apakah ini benar-benar hyung yang aku kenal?, aku tidak menyangka hyung bisa mengingat dengan detail kapan terakhir kali kita bertemu" ucap Naveah heran. "Tidak ada hal yang aku lupakan kalau ada hubungannya dengan diri mu Naveah" ucapan Lee Kwon mengagetkan Naveah. "Sejak kapan orang di depan ku ini belajar menggombali aku seperti ini" gurau Naveah. "Aku tidak tahu, mungkin sejak kita sudah lama tidak bertemu" ucap Dongman santai sembari menatap Naveah yang duduk di depannya. "Haha, dasar!" Naveah tidak kuasa menahan tawa nya. "Habis aku liha

  • I Know It's Not Easy   26. Baru Permulaan dari Rencana Nari

    "Kau pikir aku akan diam saja, aku tidak membiarkan perempuan mana pun bisa menggantikan posisi ku di hati mu sayang" ucap Nari sembari menatap foto nya dengan Lee Kwon di layar hp nya. Sudah satu bulan setengah Nari meninggalkan Korea dan tinggal di Taiwan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Perempuan itu tidak hanya fokus menyelesaikan pekerjaannya tapi juga tengah menyusun rencana untuk bisa memiliki Lee Kwon. "Aku yakin kemunculan berita ini di Korea akan mengangkat nama mu sebagai wartawan" ucap Nari melalui telpon pada teman sekolahnya dulu yang kini berprofesi sebagai seorang wartawan di salah satu stasiun tv ternama di Korea. "Haha, aku tidak percaya dengan siapa aku bicara sekarang, benarkah kamu Nari teman smp ku dulu" ucap Nana disambungan telpon. Nari terlihat memainkan rambut panjangnya dengan senyuman licik mendengar perkataan dari Nana. Perempuan itu tak mempedulikan opini teman lama nya tentang dirinya yang sekarang.

  • I Know It's Not Easy   25. Kecurigaan Nari

    Nari duduk termenung di kursi nya, perempuan itu mulai meneteskan air mata. Memejamkan matanya, dan mengepalkan tangannya di atas meja kerjanya. Dia menatap layar laptop yang ada di depannya, sebuah foto dari pria yang dicintainya."Kau bilang sibuk, lalu apa ini semua!" teriak Nari di ruang kerjanya. Perempuan itu mendapat laporan dari informannya kalau Lee Kwon menemani Naveah di pulau Jeju. Informannya mengirim foto-foto kebersamaan Naveah dan Lee Kwon."Aku tidak percaya kenapa semua laki-laki sama, tidak hanya mantan suami ku tapi kamu juga seperti itu Lee Kwon" Nari terisak menahan rasa sakit di hati nya. Perempuan itu merasa dipermainkan oleh pria yang ia sangka akan mencintainya dengan sepenuh hati.Suara teriakan dan isak tangis Nari tersengar oleh asisten pribadinya. Asisten pribadi nya yang bernama Young Ae terlihat khawatir dan mondar-mandir di depan ruang kerja Nari.Tok-tok, Young Ae memberanikan diri mengetok pintu ruang kerja Nari. Tidak a

  • I Know It's Not Easy   24. Kau tidak Marah?

    "Lee Kwon, kita ke tempat Ibu dan Kakek kapan?" tanya Naveah yang duduk bersender di tempat tidur sembari memainkan ponselnya."Terserah kamu saja" ucap Lee Kwon dengan suara mengantuk."Kalau begitu sekarang saja" ujar Naveah tiba-tiba.Lee Kwon tidak mengiyakan ide Naveah, pria itu malah mengganti posisi tidurnya membelakangi Naveah."Lee Kwon" panggil Naveah yang masih fokus melihat sesuatu di ponselnya.Pria itu tetap tidak menjawab dan melanjutkan tidurnya, "sia-sia aku mengajak orang ini pergi ke sini kalau hanya dihabiskan untuk tidur saja" ujar Naveah menggelengkan kepalanya melihat Lee Kwon masih tertidur.Naveah yang tidak tahu mau melakukan apa di dalam kamar akhirnya malah mengantuk dan kembali tidur di samping Lee Kwon."Perempuan ini, bisa-bisa nya dia tidur tanpa dosa seperti ini" Lee Kwon menatap Naveah yang tertidur dengan pulas di sampingnya.Pria itu membelai kepala Naveah, menyentuh pipi Naveah dan kemudian

  • I Know It's Not Easy   23. Tidur di Kamar yang Sama

    "Apa yang kamu katakan sepertinya ada benar nya, kadang aku juga berpikiran seperti itu untuk menenangkan pikiran ku tapi lagi, pikiran itu akan kembali hinggap di kepala ku di saat-saat tidak terduga, contohnya saat ini. Kenapa aku jadi emosional begini? maaf aku malah curhat dan membuat mu tidak bisa tidur" Naveah mengusap air matanya.Lee Kwon ikut menitihkan air mata mendengar cerita Naveah, pria itu tidak menyangka dibalik ketangguhan yang selalu diperlihatkan oleh Naveah di depan nya, ternyata ada bagian di mana istrinya begitu rapuh dan terluka. Hati Lee Kwon ikut sakit mendengar kehidupan masa lalu Naveah. Pria itu mengusap air mata di pelupuk mata nya tanpa Naveah tahu. Lee Kwon beruntung lampu di kamar sudah dimatikan kalau tidak dia akan malu."Ngomong-ngomong aku baru kali ini melihat mu menangis seperti ini, dan pertama kali juga mendengar kisah hidup mu yang tidak mudah. Lain kali ungkap kan dan ceritakan apa yang kamu alami pada ku. Aku akan setia

  • I Know It's Not Easy   22. Curahan Hati Naveah pada Lee Kwon

    "Dia yang selama ini kamu cari?" tanya pak Park pada Hyungshik sembari menyentuh pundak anak laki-laki nya itu. "Iya ayah" jawab Hyungshik sembari melihat Naveah yang ke luar dari ruangan. "Dia sudah menikah, ayah harap perasaan mu pada nya hanya sekedar rasa terima kasih dan tidak lebih dari itu" nasehat pak Park pada anak nya. "Iya aku tahu" ucap Hyungshik dengan nada tidak bersemangat. "Tenanglah, ayah akan mencarikan perempuan yang tidak kalah menarik dari dia untuk mu" pak Park menyemangati Hyungshik. "Tapi ayah, apakah hubungan dia dengan suaminya baik-baik saja" tanya Hyungshik penasaran. "Ayah tidak tahu pasti, dari informasi yang ayah dapatkan suaminya masih menjalin hubungan dengan mantan pacar nya" ucap pak Park. "Sayang sekali" Hyungshik menggelengkan kepala nya. "Dia anak muda yang luar biasa, ayah sangat suka dengan cara berpikir Naveah itulah kenapa ayah mau bekerjasama dengan TF Group" puji pak Park.

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status