Share

Gold Digger Man

Bodoh, kenapa kau menciumnya!

Aku menyesal dengan apa yang kulakukan barusan. Terlibat dengan pria high profile seperti dia berbahaya, aku sedang terlibat kasus dengannya dan aku menciumnya! Dan dia adalah  some creature with badge "be an Earl" that will be angaged with a aristocrat beatiful lady! You out of your mind  Charlotte!

Apa yang kupikirkan...!

Sebuah pesan masuk ke ponselku.

'Harus kukatakan aku terkejut.'

Aku membalasnya dengan cepat

**Itu hanya ciuman terima kasih, untuk bantuanmu. Aku mungkin terlalu berlebihan. Jangan dipikirkan. I'm sorry, I just don't know what I'm doing. **

Sebuah balasan lain.

**Don't say sorry. Kita akan bertemu lagi nanti. Sleep well Charlotte. **

Aku membenamkan kepalaku ke bantal. Lord, I kiss him. Stupid Charlotte, what have you done.

-------- --------

Dua hari setelahnya.

"Charlotte, ada Tuan Bowen dan Tuan Brown mau menemuimu." Telepon dari Lily masuk ke mejaku. Ada apa ini, kenapa mereka tiba-tiba datang ke sini tanpa pemberitahuan.

"Baiklah, suruh mereka masuk." Aku merapikan dokumen di mejaku. Menunggu Lily mengantar mereka ke ruanganku.

Aku berdiri menyalaminya. Wajah Tuan Alan terlihat lelah dari terakhir kali aku melihatnya. Tampaknya tekanan perceraian ini membuatnya lelah secara fisik maupun mental. Siapapun akan merasa begitu sebenarnya.

"Tuan Bowen, apa yang membawa kalian kesini..." Aku memandu mereka duduk di sofa ruanganku.

Aku melirik Ethan yang membawa tas dokumennya. Dia tampak menawan seperti biasa, aku harus menahan napas saat mata kami bertemu. Ciuman itu membuat segala sesuatunya salah.

Ny. Anna telah meneleponku sebelumnya, anak-anaknya datang padanya dan berbicara padanya. Dia berkata anak-anaknya akan mendukungnya.

Seharusnya dengan tekanan anak-anaknya nanti Tuan Bowen akan bekerjasama dan  ini tidak akan menjadi kasus yang memusingkan lagi, bagian sulitnya telah terlewati. Tinggal tandatangan dokumen perceraian, dengar pendapat dan ini akan selesai tanpa perlu terlalu menguras pikiran.

"Nona Charlotte, aku yang memutuskan bicara padamu, karena Anna sudah tak mau mendengarku lagi dengan kepala jernih. Aku sudah tahu Anna sudah membuka cerita kami pada putra kami. Dan aku mengakui semua kesalahanku...Tapi tetap aku tidak menginginkan perceraian dengan Anna."

"Kenapa kau sangat berkeras Tuan Bowen."

"Aku tahu siapa Lionel, dia hanya memanfaatkan Anna. Dari dulu dia hanyalah perayu ulung yang sering memanfaatkan wanita. Aku tak akan menyerahkan Anna padanya... Lionel perayu itu tak akan mendapatkan Anna, aku akan pastikan itu." Aku menghela napas, jadi jalan panjang ini belum selesai.

"Tuan Bowen, saya bukan penasihat pernikahan, tapi Anda tidak melihat masalah dengan jernih disini. Bagi Ny. Anna masalahnya bukanlah Lionel, tapi Anda. Lionel adalah semacam pembebas bagi jiwanya dan Anda adalah seseorang yang dia tidak inginkan." Tuan Alan Bowen terdiam didepanku.

"Nona Charlotte, aku dan Anna kami sudah bersama 35tahun, jelas kami sudah mengenal diri kami masing-masing. Aku memang banyak melakukan kesalahan buruk bertahun-tahun yang lalu. Kami telah banyak berkompromi, walau aku tahu tak mungkin menghapus semua kesalahan yang kubuat padanya. Kami bertahan, dia bertahan demi anak-anak. Aku tidak ingin melepaskan keluargaku. Aku menghormati keteguhannya bertahan bersamaku bertahun-tahun demi anak-anak kami. Tidak ada kata bercerai dariku sampai kapanpun. Lionel bangsat itu yang membuatnya berubah seperti itu. Dia baik-baik saja sebelumnya, dan kami berdua walaupun kami memang tak seperti dulu, tapi kami baik-baik saja sampai Lionel muncul." Pembicaraan panjang ini tampaknya tak berguna, kami hanya berjalan disana. Orang tua ini keras kepala dengan pendapatnya.

"Charlotte,... " sekarang giliran Ethan bicara.  "Kau tahu Lionel lebih aku menyelidiki sendiri Lionel untuk beberapa saat. Selama dua puluh tahun ini sejak bercerai dengan istri pertamanya, dia telah beberapa kali "cohabitation" bersama beberapa wanita kaya. Dia flamboyant dan penipu wanita. Dan jika dia sudah puas dengan wanita-wanita itu dia meninggalkannya. Semua bisnis yang dikelolanya tidak ada yang berkembang. Dia hanya memanfaatkan bisnisnya untuk menipu. Data yang kukumpulkan ada disini." Dia memberikan bundel dokumen padaku. Foto para wanita yang bersama Lionel. Pria ini walaupun tua sudah lima puluh tahun tapi memang seperti masih berusia empat puluh, tubuh dan wajahnya masih gagah. Dan data beberapa perusahaan Lionel.

"Dan saat ini... kami mengetahui di saat sekarang, dia berhubungan dengan satu wanita lain, wanita muda yang disembunyikannya. Charlotte, aku sudah berkali-kali bicara dengan Anna, tapi dia sama sekali tak mau mendengarku, dia mengatakan aku mengarang semua cerita ini. Lionel sudah memukaunya, membuat akal sehatnya ditutup oleh laki-laki itu. That bastard... I wish could smack his head." Tuan Alan menyumpah.

"Kau boleh selidiki semua informasi ini Anna, Anna adalah klienmu, kau harus membeberkan apa yang sebenarnya. Aku tak berniat mengurung Anna dalam pernikahan kami jika dia tidak menginginkannya. Dia akan mendapatkan kebebasannya, sekarangpun dia sudah jarang tinggal bersamaku, dua tahun ini dia kebanyakan bersama Andrew di Paris. Dan beberapa bulan ini dia sering di London karena terpikat oleh Lionel."

Satu bundel lagi dokumen dikeluarkan oleh Ethan berisi foto dan data seorang wanita. Aku perlu memastikan sendiri semua informasi ini sebelum bicara dengan Anna. Jika ini benar, pria ini tak pantas untuk dipercaya.

"Nona Charlotte, aku ingin yang terbaik untuk Anna, jika dia tetap ingin bercerai, aku tahu setelah lima tahun aku mungkin tak bisa menahannya, dan aku akan memberikan apa yang menjadi haknya di pengadilan. Tapi tidak akan membiarkannya bersama penipu itu. Penipu itu tidak pantas bersamanya. Dan kumohon padamu untuk membeberkan fakta ini padanya. Aku akan membayarmu jika kau ingin menyelidiki."

"Membelikanmu gaun untuk acara di Paris." Dia tersenyum lebar dengan gigi terlihat semua dan alis dinaik turunkan. Terlihat seperti Mr. Bean sedang tersenyum. Aku selalu merasa geli jika dia memasang wajah lucu itu didepanku.

"Hmm... tak bisakah aku memakai gaun hitam biasa saja."

"No...no... acaranya dihadiri orang-orang terkenal. Aku harus memastikan kau  punya gaun cantik. Ayolah tak akan memakan waktu lama membelikanmu satu gaun cantik."

Aku belum sempat menjawab. Sebuah lengan melingkar di bahu Joshua. Aku langsung melihat ke belakang. Ahh... pretty woman.

"Josh ... nice to meet you here." Sebuah ciuman langsung mendarat ke pipi Josh. Josh terkejut, tapi kemudian tersenyum ketika dia melihat siapa yang menyapanya.

"Susan, kembali ke London."

"Aku punya sedikit perkerjaan disini, minggu depan kau ke Paris? Untuk pernikahan sepupumu? Dia juga mengundangku. Kita bisa bertemu disana."

"Tentang itu. Aku punya teman untuk menemaniku selama di Paris."

"Ohh, really... " dia kelihatan sedikit kecewa. Wanita cantik berambut gelap dan memakai baju kerja berwarna putih itu menoleh ke arahku.

"Hai, Aku Susan, senang bertemu denganmu."

"Charlotte, senang bertemu denganmu juga." Aku membalas salam formalnya.

"Kalian rekan kerja..."

"Iya, kami satu kantor." Aku menjawab dengan cepat. Takut bila tiba-tiba Josh mengatakan aku pacarnya.

"Josh, makan malam denganku...malam ini. Sudah lama kita tidak bertemu." Wanita itu melanjutkan bicara dengan Josh. Josh menatapku. Dia mungkin takut akan membuatku menangis lagi.

"Aku sedang ada kasus yang harus kuselesaikan secepatnya Susan. Jadwalku padat sekali. Maaf aku tak bisa menemanimu disini ."

"Ohh, sayang sekali ... Well, kabari aku jika kau bisa. Aku akan disini sampai Selasa. Sudah lama kita tidak bicara."

"Tentu, aku akan meneleponmu..."

"Baiklah, aku harus pergi. Senang berjumpa denganmu Josh, Charlotte..." Aku menatap kepergiannya.

"Dia cantik? Kenapa kau mengiyakan ajakan makan malamnya." Josh menghela napas. Dia kesal? Karena aku menyuruhnya pergi dengan wanita itu?

"Ayo kita pergi malam ini, ini akhir pekan."

"Kau malah mengajakku dibanding wanita cantik itu. Kau tak salah memilih?"

"Iya aku memilih mengajakmu Charlotte, daripada bersama wanita itu. Cukup jelas bagimu, malam ini ke apartmentku. Jangan kemana-mana." Garis rahangnya mengeras dengan bibir terkatup rapat. Dia marah dan itu terlihat sexy disaat bersamaan. Selama bersama dengannya aku belum pernah melihat Josh yang kesal. Mungkin pernah saat dia kesal dengan staffnya. Tapi ini sedikit berbeda.

"Kau kesal..." Aku menyeringai dan dia diam menatapku.

"Dan kau kelihatan menikmati kekesalanku. Bukankah begitu."

"Well, ..." aku memajukan wajahku ke arahnya. Kuputuskan untuk mendorong ini lebih jauh, mungkin akan menyenangkan melihat reaksinya. "Kau kesal karena aku mendorongmu ke wanita secantik dan sesexy itu, kupikir semua pria akan bersedia melalukan apapun untuk bersama wanita secantik itu... "

"Charlotte, kau sedang memancing sesuatu? Apa yang kau harapkan..."

"Melihat sisi dirimu yang lain..." Sebuah seringai muncul di wajah Josh mendengar jawabanku.

"Kau akan melihatnya." Dia menatapku dengan pandangan yang belum pernah kuterima selama ini.

Aku menggigit bibirku.

Sepertinya ini akan menarik.

LOVELY LUNA

*Cohabitation =tinggal bersama tanpa ikatan pernikahan ( kalo org indo bilang kumpul kebo) *

| Like

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status