Lisa, turunlah dari pangkuan ku! Perintah Kenandra dengan tergesa-gesa karena sudah terlambat menjemput ibunya padahal hari ini kenandra ada jadwal untuk fitting gaun pengantin bersama Mera dan juga ibunya.
Ia memang tipe cowok yang sayang dengan ibunya, semua perintah ibunya selalu dijalankan karena ia anak tunggal satu-satunya sherly terlalu memanjakan anak laki-laki nya itu.
"Fitting gaun? Ucap Lisa yang masih belum sepenuhnya sadar karena semalam mereka menghabiskan waktu panas bersama.
"Bersama ibumu dan juga wanita itu?
"Iya." jawab Kenandra singkat dan memakai pakaian nya.
"Huh, kenapa harus anak ingusan itu yang menikah denganmu seharusnya kan aku, keluarga mu benar-benar menyebalkan apa kurangnya aku coba karir bagus, dari keluarga baik-baik apa salahnya dengan hanya menjadi seorang artis, benar tidak masuk akal."gerutu Lisa kesal karena akan ditinggalkan kekasihnya.
"Sayang apa kamu menyukai gadis itu? Tanya Lisa penuh selidik kare
Apa kamu bilang aku gendut ? Ucap Amera ketus penuh selidik dan berpikir ulang memperhatikan penampilan tubuhnya di pantulan cermin."Oh, tidak mungkin kalau aku gemuk ini pasti ada yang salah pikir Amera tidak terima kalau dibilang gemuk.Kenandra hanya bisa menghela nafas panjang dan membuang nya dengan kasar.Benar-benar gadis bodoh." pikirnya kenandra kesal."Ada yang bisa kami bantu nona, tanya seorang pelayan karena sedari tadi ia mendengar kegaduhan di kamar itu setelah mendengar apa masalahnya mereka baru memberanikan diri untuk masuk dan membantu."Urus gadis itu, ucap Kenandra ketus dan pergi meninggalkan ruangan itu."Ah... benar-benar memalukan, pikir Amera frustasi."Apakah aku terlalu gemuk, ucap Amera lirih sambil memperhatikan pantulan dirinya di cermin."Maaf nona, badan nona memang kurang pas untuk model baju ini, gaun ini hanya pas untuk mereka yang berdada kecil tidak seperti untuk bentuk dada nona.
Setelah kedua keluarga bertemu akhirnya, rencana hari pernikahan pun ditentukan dan rencana pernikahan diadakan di hotel xxx milik keluarga Hutama Wijaya, semua klien dan juga rekan bisnis semua masuk dalam daftar tamu undangan.Salah satunya adalah Dirga pemegang Atmaja group saat ini. Walaupun Dirga yang menggantikan Danu sebagai direktur utama Atmaja group namun tetap saja semua biaya kehidupan keluarga Atmaja masih tetap ditanggung oleh perusahaan.Dengan wajah gembira Shena mengirimkan sendiri undangan pernikahan nya kepada seseorang yang sangat ia benci yang sekarang duduk di kursi tertinggi diperusahaan yaitu Dirga Darmawan."Tok tok !Terdengar pintu diketuk dari luar Dirga masih sibuk dengan beberapa berkas yang menumpuk."Masuklah!" Perintah Dirga kepada seseorang diluar padahal dirinya merasa tidak punya janji dengan klien manapun. Hanya gadis itu yang berani mengganggu nya pada jam kerja seperti ini ,"pikir Dirga yakin akan
"Tidak!" Jawab Shena tegas."Kami akan tetap menikah!" ucap Shena kesal dan meluapkan seluruh emosi."Punya hak apa paman memerintah, mengatur hidup, Shena harap paman punya batasan untuk itu Shena punya hak memilih hidup sendiri tanpa paman harus ikut campur.Siapa anda? mengatur hidup orang lain."Jadi tolong lepaskan obsesi paman untuk mendapatkan perhatian ku atau apapun yang berhubungan dengan kehidupan Shena," Bentak Shena gusar kembali memerintah Dirga untuk mengeluarkan nya dari ruangan itu.Satu tamparan mendarat di wajah cantik gadis itu terasa panas dan perih dibuatnya. Shena sudah berusaha menghindar namun tetap saja ia tak mampu mengimbangi kekuatan tangan Dirga yang masih mencekam pergelangan tangannya dengan kuat hingga menimbulkan bekas warna merah di pergelangan tangan putih milik shena."Apa kamu sudah puas berbicara? tatapan mata Dirga tajam ke arah Shena."Sekarang tutup mulutmu, ucap Dirga tak mau kalah.
Gilang, ayolah angkat ponsel mu,"gumam shena dengan gelisah berjalan mondar-mandir dengan menempelkan ponselnya di daun telinganya, berharap orang yang ia hubungi segera mengangkat ponselnya.Entah kenapa saat seperti ini Gilang malah susah dihubungi, Shena kembali putus asa sedang kan Amera baru dalam perjalanan menuju rumah sakit setelah dapat kabar dari pelayannya."Apa mungkin Gilang berada diruang kerjanya? pikir Shena dan cepat mencari keberadaan Gilang."Ayah, shena mohon bertahanlah! Doa Shena dalam hati dan Shena terus berlari menyusuri lorong rumah sakit mencari keberadaan Gilang, namun sepertinya pria itu menghilang bak ditelan bumi."Bukankah Gilang tadi yang mengantar ayah kesini kenapa cepat sekali perginya pria itu apa dia tidak khawatir dengan keadaan ayah. Pikiran Shena penuh pertanyaan kenapa Gilang harus menghilang diwaktu genting seperti ini.Pikiran Shena sangat kacau ia sudah mondar-mandir ke sana kemari namun tidak menemukan
Sejenak shena teringat perjanjiannya yang dibuat dengan Dirga, "Aku harus membatalkan pernikahan ini sedang kan pernikahan akan berlangsung lima hari lagi.Tinggal hari ini saat yang tepat untuk shena mengatakan nya. Shena sudah bertekad ingin membuat ayah dan Amera hidup bahagia. Shena harus bisa mengatakan nya pada Gilang toh semua yang terjadi kini akibat dari ide konyol itu sehingga membuat kehidupan keluarga Atmaja benar-benar hancur."Gilang ada yang ingin Ku bicarakan dengan mu."kata Shena dan mendekat disebelah Gilang."Katakanlah !" ucap Gilang tanpa curiga sedikitpun kepada shena."Kita bicara di luar saja, setelah berpamitan dengan ayah dan Amera, shena pun keluar dari ruangan itu diikuti oleh Gilang di belakangnya.Sebenarnya Shena tak sanggup untuk mengatakan ini semua, tapi pria brengsek itu terus saja mengirimi pesan berupa ancaman.Tinggal hari ini saat yang tepat untuk shena mengatakan nya. Shena sudah bertekad ingin membua
Sedangkan disudut lain Shena menangisi semua takdir yang menimpa dirinya, shena hanya bisa pasrah menerima kenyataan bahwa pernikahan yang selama ini ia impikan akan sirna begitu saja."Semua karena pria brengsek itu, Kenapa ayah dulu harus mengadopsi pria tidak tahu diri itu."ucap Shena meluapkan kekesalannya , seandainya tidak ada pria brengsek itu pasti hidup akan bahagia.Pria itu sudah mengambil ayah sejak kecil , ayah lebih menyayangi nya dari kami berdua karena selama ini ayah menginginkan anak laki-laki untuk menjadi penerus nya.namun setelah dewasa pria itu lebih memilih bersama keluarga nya dari pada ayah yang selama ini selalu memberikan kasih sayang.Dirga Darmawan adalah anak asuh Danu Atmaja. Kedua orang tua Dirga dulu orang yang miskin untuk sekedar makan saja susah maka dari itu mereka menitipkan Dirga kepada ayah. Ayah menyayangi Dirga seperti anak sendiri bahkan ayah selalu mengutamakan kepentingan Dirga dari pada anak-anak gadisnya y
Amera POV.Hari ini adalah awal babak baru kehidupanku akan dimulai. Aku berjalan menuruni tangga yang sudah dihiasi dengan bunga mawar berwarna putih, bunga kesukaanku memakai Gaun pengantin berwarna putih dengan mahkota kecil di kepala aku berjalan ke pelaminan pernikahan dengan dijemput seorang pria paruh baya berambut pirang yang penampilan nya sungguh elegan dan berwibawa ia adalah pria pemilik central group ayah dari pria yang beberapa menit lagi akan menjadi suamiku, pria paruh baya itu tersenyum ramah padaku memintaku mengulurkan tangan dan menggandeng ku menuju ke pelaminan.Pernikahan ini sungguh meriah dihadiri oleh banyak tamu undangan banyak pasang mata yang melihatku sehingga membuat diriku begitu canggung, gugup dan ingin segera mengakhiri acara sakral yang menyiksa ini.Sedangkan di depan penghulu Kenandra sudah siap, sejenak ia nampak melihatku terpana namun setelah itu kembali menoleh ke arah penghulu yang kini mengajaknya berbicara seriu
Kenandra sudah memperhatikan sejak lama sikap Shena sewaktu masuk ke gedung pernikahan, ia mencoba mendekati nya memastikan apa yang dilihatnya itu salah."Hem… ""Apa kamu menyesal? Tanya Kenandra menjurus ke inti masalah."Untuk apa menyesal,"jawab Shena tidak habis pikir dengan semua ucapan Kenandra."Bukankah seharusnya kamu lah mempelai wanitaku ? Tanya Kenandra dengan maksud menyindir ia memperhatikan dengan seksama gadis yang dulu sempat menolak dirinya."Cih...! tak Sudi aku menikah dengan mu, balas Shena sengit. Namun batinnya menjerit karena menjerumuskan adiknya sendiri ke pria yang salah."Jadi karena itu kamu mengirim adik kesayanganmu untuk menikah dengan ku, Apa kamu tidak takut aku akan menyakiti adikmu? Ucap kenandra lirih yang bermaksud memprovokasi pikiran Shena."Jangan macam-macam dengan adikku, pria brengsek,"ucap Shena yang kini terpancing amarahnya. Ucapan Kenandra berhasil menggoyahkan pondasi kep