Share

I'm The Boss!
I'm The Boss!
Author: Linanda Anggen

01. Pria berbahaya

"Lebih baik kau mati saja, Vincent! Salahmu sendiri terlalu memercayaiku." Seorang pria menyeringai sambil menodongkan pistol ke sahabat sekaligus atasannya yang berada di pinggir jurang. Lokasi itu berada di salah satu pulau kecil di British Columbia, Kanada yang langsung berbatasan dengan Samudra Pasifik.

"Cih! Kau sudah kuanggap saudara, tapi kau malah menghianatiku. Kau memang brengsek, Axel!" Pria dengan banyak bekas luka di sekujur tubuhnya itu meludah. Matanya menyorot tajam ke arah pria berparas tampan dengan kumis tipis yang sedang mengancamnya dengan senjata api. Tubuhnya lemas karena sebelum mengalami ini, ia sudah diberi racun yang membuat persendiannya lemas.

Pria itu adalah Vincent Cadmael. Dia adalah ketua kelompok mafia Foxbite yang tersohor dan paling ditakuti. Namun, saat ini dia harus menelan pil pahit karena sahabat sekaligus orang kepercayaannya malah berkhianat dan ingin membunuhnya.

Pengkhianatan itu karena kekuasaan dan juga cinta. Axel Kent mencintai kekasih dari Vincent—Karina Gaby. Karina merupakan model papan atas yang karirnya sedang naik daun. Sebuah fakta mengejutkan, wanita itu malah memilih Axel ketimbang Vincent. Padahal baru saja Karina bercinta dengan Vincent dan keduanya sama-sama mendapatkan puncak kenikmatan. Memang sungguh sangat miris.

"Kau sudah dibutakan oleh cinta. Kau bahkan bodoh mau menandatangani surat ini," ejek Karina. Wanita itu memperlihatkan sebuah dokumen yang berisi pengalihan kekuasaan dan harta atas nama Vincent ke Axel.

"Tenang saja, aku pasti akan menjaga kelompok dan hartamu dengan baik. Aku janji tidak akan semena-mena dan boros," seringai Axel.

Vincent memang bodoh. Padahal mendiang ayahnya sudah pernah mengatakan bahwa Axel bukanlah sahabat yang baik dan Karina tidak pantas untuknya. Dulu dia tidak percaya, sampai pada akhirnya dia mengalaminya sendiri.

"Matilah kau, BODOH!!!"

Dor!!!

Tubuh Vincent pun terjatuh dari atas jurang dan menghilang ditelan oleh ombak Samudra Pasifik yang begitu tinggi.

***

Pulau Vancouver, Kanada.

Mata seorang pria dengan banyak perban di wajahnya terbuka lebar. Seolah baru saja mengalami mimpi buruk, napasnya terengah-engah. Terdengar samar-samar suara orang-orang yang ada di sekelilingnya. Mereka berseragam putih-putih dan terlihat begitu sibuk. Namun, ada salah satu dari mereka yang memakai baju berbeda, gadis cantik dengan mata bulat yang indah.

"Kau sudah sadar?" tanya gadis itu sambil menatap lekat pria yang wajahnya penuh perban.

"Nona, tolong jangan masuk ke sini. Ini adalah ruang khusus, tidak boleh ada yang masuk kecuali petugas medis. Saya takut tuan besar akan marah," pinta seorang dokter pria paruh baya dengan tegas.

"Aku hanya ingin melihatnya! Memang tidak boleh? Dia adalah maha karyaku!" Suara gadis itu makin samar. Dia dibawa paksa keluar oleh petugas medis yang berada di ruangan itu.

"Maafkan kami, Nona Lyra."

Telinga pria yang wajahnya diperban itu kembali mendengar suara-suara percakapan. Kali ini, para petugas medis yang semuanya laki-laki itu membicarakan gadis tadi.

"Nona Lyra sangat antusias karena rekonstruksi wajah Tuan Gavin merupakan desainnya."

"Jika proyek ini berhasil, tuan muda pasti akan menjadi sangat tampan."

"Wajahnya pasti seratus persen berubah karena sudah hancur terhantam batu karang."

"Oh, Tuhan ... aku tidak dapat membayangkannya."

"Kau tahu bagaimana bisa Tuan Gavin mengalami kecelakaan?"

"Aku tidak tahu, bahkan aku baru dengar setelah ada insiden itu jika Nona Lyra mempunyai kakak sepupu."

Pria yang sedang mereka bicarakan adalah Vincent Cadmael yang identitasnya sudah berubah menjadi Gavin Darien. Sebelum mengalami kejadian tragis satu tahun lalu, dia juga memiliki paras yang tampan. Tubuh atletis dengan tinggi 185 centimeter, alis tebal, mata berwarna hazel, hidung mancung, dan bibir tipis. Namun, seperti apa rupanya setelah di operasi plastik?

'Gadis itu suka seenaknya, tapi kalau tidak ada dia mungkin aku bisa mati. Paling beruntung, aku akan hidup dengan wajah cacat,' batin Vincent.

***

Lyra duduk termenung di taman depan laboratorium khusus milik ayahnya. Tuan Gilbert Darien—ayah Lyra memang seorang pensiunan dokter bedah plastik sekaligus ilmuwan yang meneliti obat-obatan. Ayahnya juga merupakan salah satu ilmuwan yang dipercaya oleh banyak kelompok mafia untuk membuat racun sebagai senjata.

Lyra yang merupakan putri tunggal dari tuan Gilbert itu sangat tertarik dengan masalah rekonstruksi wajah. Kebetulan dia menemukan Vincent di tepi laut saat sedang snorkeling setahun lalu di pulau pribadi milik keluarganya. Awalnya dia mengira jika pria itu sudah mati karena wajahnya hancur.

Vincent mengalami koma selama empat bulan setelah ditemukan. Jika dia adalah orang yang mempunyai fisik lemah, mungkin akan mati. Namun, dia bukanlah orang biasa karena sedari kecil tubuhnya sudah terlatih mengalami luka fatal. Hidup sebagai seorang mafia membuatnya banyak mengalami kejadian yang hampir meregang nyawa.

"Nona Lyra! Ahh ... rupanya Anda di sini. Tuan besar mencari Anda." Seorang pria tua menggunakan seragam berjas hitam datang menghampiri gadis cantik yang sedang duduk termenung itu.

"Untuk apa ayah mencariku? Harusnya dia tahu kalau aku sedang menunggu Kak Gavin sadar," omel Lyra.

"Beliau bilang ada sesuatu yang perlu dibicarakan. Ini mengenai Tuan Muda Gavin," jelas Pak Edo—kepala pelayan keluarga Darien.

"Cih!!! Apalagi sih yang mau dibahas?!" gerutu Lyra sembari bangkit dari tempat duduknya. Ia berjalan cepat mendahului Pak Edo.

"Tunggu saya, Nona Lyra!"

***

Mansion utama Keluarga Darien.

Lyra berjalan cepat menuju ruang tengah tempat ayahnya biasa bersantai. Dilihatnya pria tua dengan rambut yang sudah memutih semua sedang menyesap secangkir teh hangat.

"Kenapa Ayah memanggilku?" tanya Lyra sembari mendudukkan tubuhnya di sofa yang berada di seberang ayahnya.

"Kau lagi-lagi ke laboratorium? Kau sangat terobsesi dengan pria itu," decak Tuan Gilbert.

"Tentu saja! Aku yang mendesain wajahnya, tentu aja aku penasaran dengan hasilnya! Apa memang dokter bedah kebanggaan Ayah itu bisa membuat wajahnya sesuai dengan ekspektasiku?!" oceh Lyra.

"Kau tidak tahu siapa dia sebenarnya, maka dari itu kau tidak takut. Dia itu pria berbahaya," ungkap Tuan Gilbert sedikit khawatir.

"Memangnya dia siapa? Dia hanya orang menyedihkan tanpa identitas yang jatuh dari atas jurang hingga wajahnya hancur." Lyra melipat kedua tangannya di dada sembari membuang muka.

Tuan Gilbert mencoba menjelaskan pada putrinya secara sabar, "Awalnya Ayah mengira dia hanya salah satu anggota kelompok mafia Foxbite yang sengaja dibunuh dan dibuang karena tato serigala di punggungnya. Tapi, setelah Ayah selidiki lebih lanjut, dia ternyata adalah Vincent Cadmael—ketua kelompok mafia Foxbite yang dinyatakan meninggal tahun lalu."

Lyra tercengang. Wajahnya melongo seakan tidak percaya. Sepengetahuannya Vincent Cadmael adalah sosok kejam mengerikan yang paling ditakuti oleh para kelompok mafia lainnya.

"Ayah bercanda, 'kan? Mana mungkin Kak Gavin adalah Vincent yang itu?"

"Terserah kau saja mau percaya atau tidak, memang itu kenyataannya." Tuan Gilbert sepertinya sudah pasrah jika putrinya tidak percaya.

"Dia tidak mau bilang mengenai identitasnya. Apa dia hilang ingatan?" gumam Lyra.

"Bisa hilang ingatan atau dia memang sengaja menyembunyikannya. Kau tahu sendiri, dia tidak banyak bicara setelah sadar dari koma," ujar Tuan Gilbert sembari menyesap tehnya.

Mendengar perkataan ayahnya, terbitlah sebuah senyuman di wajah Lyra. "Aku akan membuatnya berbicara. Kita mendapatkan jackpot!"

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status