Share

Bab 166 Menepis

Penulis: Yuni Masrifah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-13 19:12:16

Gala berdiri cukup lama menatap Nabila dan juga Ello. Lalu berjalan mendekati Nabila. Ia meraih tangan Nabila. Namun, wanita itu dengan cepat menepis tangan Gala. Nabila pun mundur beberapa langkah.

Sementara Bianca, ia hanya tersenyum puas melihat Nabila memergoki Gala yang tengah disuapin olehnya.

“Jangan sentuh aku, Mas. Ternyata seperti ini yang kamu bilang bisnis. Ternyata kamu telah menipuku. Tega kamu, mas!” ujar Nabila.

Gala menggelengkan kepalanya pelan. Bukan keinginannya melakukan itu semua. Namun, sebuah keadaan yang mengharuskan ia melakukannya.

“Sayang, aku bisa jelaskan semua sama kamu. Semua tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku-”

“Cukup, Gala! Kamu sudah menyakiti Nabila. Kenapa kamu tega menipu istrimu?” timpal Ello.

Gala menoleh ke arah Ello, melirik tajam ke arah kakak kandungnya itu.

“Diam! Ini urusan gue sama istri gue. Elu tidak usah ikut campur! Lebih baik lu diam saja” tunjuk Gala ke arah wajah Ello.

Ello hanya tersenyum miring melihat kemarahan Gala. Tampak s
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 172 Nyaris Melukai

    “Suara apa itu?” gumam Nabila.Nabila bangun dari posisi tidurnya. Lantas ia turun dari tempat tidur, kemudian keluar dari kamarnya, ingin memastikan suara apa yang baru saja ia dengar.Nabila mengedarkan pandangan, guna mencari sumber suara yang sempat ia dengar barusan.“Apa mungkin ada maling masuk, ya, ke sini? Ya Tuhan … jangan sampai itu terjadi,” batin Nabila.Nabila mengendap-endap berjalan ke ruangan lain. Satu persatu ruangan ia periksa. Pertama ia memeriksa kamar sebelah yang tidak ia tempati. Namun, setelah Nabila memeriksa kamar tersebut, ia tidak menemukan siapa pun di dalam sana.Lanjut Nabila berjalan ke arah ruangan lain, yakni ruang tengah dan dapur. Setelah diyakini ruang tengah tidak ada yang mencurigakan, Nabila lanjut berjalan ke arah dapur.Tubuhnya cukup bergetar menahan ketakutan. Takut jika kecurigaannya tentang adanya maling masuk, benar adanya.Di pojok ruang tengah Nabila melihat sapu berdiri bersandar di tembok, tak jauh dari tempatnya berdiri. Diraihnya

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 171 Menerima

    “Ya, aku bersedia dengan lamaran kamu, Ello!”Ello yang telah berada di ambang pintu, seketika membulatkan mata. Ia membalikkan badan menghadap ke arah Nabila.“Ka-kamu serius, Nabila?” tanya Ello, suaranya seketika menjadi gugup.Nabila tersenyum kecil lantas menganggukkan kepalanya.Ello tak menyangka, apakah ia tidak salah dengar dengan ucapan Nabila? Ataukah ini hanyalah mimpi? Saking tidak percayanya, Ello sampai diam-diam mencubit tangannya sendiri. Terasa sakit, berarti Ello memang sedang tidak bermimpi.Ello berjalan cepat lalu memeluk Nabila. Merasa terharu atas perjuangannya mendapatkan hati Nabila, kini telah ia capai.“Terima kasih, Nabila. Aku … aku bingung harus berkata apa lagi. Aku bahagia kamu menerimaku. Aku tidak akan berjanji untuk bisa membahagiakanmu. Tapi aku akan buktikan bahwa aku akan berusaha menjadikan kamu yang terbaik. Perlahan, kebahagiaan itu akan datang menghampirimu,” ucap Ello.Nabila menerima pelukan Ello. Tak terasa air matanya menetes hingga memba

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 170 Melamar

    Delapan bulan kemudian“Assalamualaikum ….”Di depan sebuah rumah sederhana di perkampungan yang masih sangat asri, berdiri seorang lelaki dengan satu kantong kresek besar berwarna putih berlogo minimarket, di depan pintu.Nabila yang tengah membuat kue untuk berjualan, segera beranjak dari dapur, saat ia mendengar seseorang mengucapkan salam di depan rumah.Setelah pintu dibuka, tampaklah lelaki yang tak lain adalah Ello. Lelaki itu berdiri dengan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya yang tampan, jika di hadapan Nabila.“Waalaikum salam … maaf lama, aku sedang membuat kue untuk jualan besok,” ucap Nabila.Ello kemudian menyodorkan kantong kresek besar itu kepada Nabila.“Makanan dan kebutuhan lainnya buat kamu. Boleh aku masuk?” tanya Ello.Nabila menerima pemberian Ello, lalu mempersilahkan Ello masuk ke dalam. Mereka berdua pun duduk di ruang tamu rumah sederhana itu.“Terima kasih, tapi sebaiknya kamu tidak usah repot-repot seperti ini. Setiap kali kamu datang ke sini, pasti ad

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 169 Dilema

    Ello membulatkan matanya, refleks ia menginjak rem mendadak. Membuat Nabila terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Ello. Beruntung mereka telah memasang sabuk pengaman.“Maaf, Nabila, aku refleks. Kamu serius, mau bercerai sama Gala?” tanya Ello tak menyangka.Tidak disangka, Ello akan mendengar ucapan seperti itu dari mulut Nabila. Ucapan yang membuatnya sulit berkata-kata.“Ya, aku serius. Kenapa?” tanya Nabila balik.Ello menggelengkan kepalanya dengan cepat. Lantas ia kembali melajukan mobilnya.“Tidak apa-apa, hanya kaget saja. Apakah kamu sudah yakin dengan keputusan kamu itu?” sahut Ello.Nabila menghela napas kasar. Ia menunduk seraya meremas ujung bajunya.Nabila memejamkan matanya sejenak, lalu membukanya lagi. Berusaha meyakinkan diri, bahwa dengan jalan itu, mungkin ia bisa terlepas dengan rasa sakit oleh pengkhianatan Gala, walau pun itu tidak mudah.“Ya, aku sudah yakin,” ujar Nabila.Ello mengangguk, di dalam hatinya, ia tersenyum penuh kemenangan. Setidaknya ia tidak

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 168 Pergi

    “Tega kamu, Mas!” ucap Nabila.Gala tersentak, ia pun menoleh ke belakang. Di sana, Nabila tengah berdiri dengan derai air mata yang telah membasahi pipinya.“Nabila, aku bisa jelaskan semuanya. Aku-”“Cukup, Mas! Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi. Aku sudah dengar dan melihat semuanya. Menikahlah, semoga kalian bahagia,” potong Nabila.Nabila pun membalikkan badan, kemudian keluar dari ruangan itu. Gala hendak berlari mengejarnya. Namun, dengan cepat Bianca menarik tangan Gala. Mencegah lelaki itu pergi darinya.“Lepas, Bianca. Aku harus mengejar istriku!” sentak Gala.Bianca terus memegangi tangan Gala hingga sangat kuat. Saat Gala berbalik badan hendak melepaskan paksa tangan Bianca, Gala melihat hidung Bianca kembali mengeluarkan darah.“Ya Tuhan, Bianca!” ucap Gala.Gala pun segera memanggil dokter. Kedua orang tua Bianca pun sangat panik atas kondisi Bianca.Nabila berlari keluar dari lorong rumah sakit. Ello tak tinggal diam, ia mengejar wanita itu, hingga mereka berhenti di

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 167 Orang Ketiga

    Di rumah sakit, Gala, Nabila, Ello serta kedua orang tua Bianca tengah menunggu di depan ruang ICU.Ibunya Bianca lantas mendekati Nabila, dan duduk di sebelahnya.“Setelah melihat ini, kamu pasti paham, kan? Kenapa Tante meminta kamu untuk membiarkan Gala bersama Bianca,” bisik ibunya Bianca yang bernama Neti itu.“Ya, aku paham, Tante. Tapi bagaimana dengan aku? Bagaimana dengan anak yang aku kandung?” tanya Bianca.Neti menghela napas panjang. Ia pun meraih dan mengusap punggung tangan Nabila.“Kamu hanya hamil, Nabila. Tapi kamu tidak sakit seperti Bianca. Dia anak Tante satu-satunya. Tante akan sangat merasa bersalah jika Tante membiarkan dia sakit, kalau sebenarnya ada yang bisa membuatnya semangat lagi untuk tetap hidup. Gala, dia yang bisa membuat Bianca bangkit dan kembali semangat menjalani hidupnya. Bianca tidak mau minum obat jika Tante membiarkan Gala pergi. Apa jadinya jika hal itu terjadi? Tante tidak mau kehilangan anak Tante satu-satunya,” pungkas Neti.Nabila terdiam

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status