Share

Bab 46 Garda Terdepan

Penulis: Yuni Masrifah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-05 20:54:14

“Apa-apaan ini? Kenapa saya ditarik-tarik begini? Siapa kamu?” pekik Nabila terkejut.

“Loh, Pak Ujang, Bu Nira!” Nabila membekap mulutnya sendiri saat melihat sopir Gala dan oma Nira.

“Iya, Nabila. Ini saya dan Pak Ujang. Saya minta maaf karena sudah membuat kamu ketakutan,” ucap oma Nira.

Nabila menghela napas kasar, tidak mengerti apa yang diinginkan oleh oma Nira, sehingga membuatnya nekat melakukan hal itu kepadanya.

“Tapi kenapa Ibu melakukan hal ini kepada saya?” tanya Nabila bingung.

Oma menghela napas kasar, menatap Nabila dengan serius.

“Panggil saya Oma, Oma melakukan ini karena Oma tidak mau kamu pergi dari rumah. Sandi sangat membutuhkan kamu, Nabila. Oma percaya, kamu bisa menjaga dan mengurus Sandi, dan juga menjadi ibu susu yang baik baginya. Gala juga pernah cerita, kalau Sandi selalu tenang jika berada dekat sama kamu. Oma mohon, jangan pergi, ya!” mohon oma Nira.

Nabila terdiam, apakah ia harus menuruti permintaan oma Nira? Lantas, bagaimana dengan Erina?

“Tapi-”

“Er
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 145 Akrab

    Nabila melihat Oma Nira yang tampak gembira dengan gelak tawa yang riuh menghiasi seluruh ruangan. Di samping Oma Nira, Bianca tengah bercerita yang membuat Oma Nira sangat terhibur.Oma Nira maupun Bianca belum menyadari kedatangan Nabila. Melihat wanita tua itu begitu dekat dengan Bianca, membuat Nabila kembali bertanya-tanya, sedekat apakah keluarga Bianca, sehingga bisa akrab seperti itu?Mbok Min menyadari ketidaknyamanan pada diri Nabila. Ia pun lantas menarik tangan Nabila untuk keluar dari kamar itu.“Em … kamu mau minum? Biar Mbok minta buatin di belakang. Kebetulan Mbok sudah beberapa kali ke sini. Jadi, Mbok sudah kenal dengan pekerja di sini. Mau minum apa, Nabila?” tanya mbok Min.Nabila tersenyum getir ke arah mbok Min. Lantas ia hanya meminta satu gelas air putih saja.Mbok Min menoleh ke arah Bianca. Ia menggelengkan kepalanya pelan. Wanita tua itu kemudian segera pergi ke dapur.Nabila menatap keakraban kedua wanita yang berbeda usia itu. Entah kenapa, ia merasa tidak

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 144 Oma Sakit

    “Mau apa lu nelpon istri gue?” tanya Gala pada Ello di sambungan telepon.Dari seberang telepon, Ello hanya tertawa kecil. Mendengar suara Gala yang terdengar kesal, seperti guyonan baginya.“Kenapa? Kamu takut aku godain istri kamu?” celetuk Ello.Gala mendengus kesal, ucapan Ello selalu terdengar menyebalkan di telinganya.“Lu belum jawab pertanyaan gue, mau apa lu nelpon istri gue?” tanya Gala mengulang.“Santai, dong adik kecil … aku nelpon Nabila karena ada suatu hal penting yang harus aku sampaikan. Oma sakit, Oma ingin kalian datang ke sini menjenguknya,” jawab Ello.Gala terkejut mendengar kabar tentang Oma Nira. Tidak menyangka ternyata keadaan Oma Nira sedang tidak baik-baik saja.“Kenapa lu nggak nelpon ke nomor gue? Kenapa mesti ke nomor Nabila? Oh … gue tahu, pasti di balik ingin mengabari tentang kabar Oma, lu mencari kesempatan, kan, supaya lu bisa mengobrol dengan Nabila? Lu nggak bisa seenaknya seperti itu. Nabila telah sah menjadi istri gue. Nggak ada yang bisa mengg

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 143 Menjaga Hati

    Seorang wanita cantik berlari menghampiri Gala. Membuat Nabila bertanya-tanya, siapakah wanita itu?“Hai, kebetulan sekali kamu di sini. Baru saja aku mau main ke rumah kamu. Gimana kabar kamu, Gala?”Tanpa diduga, wanita itu mencium pipi kiri dan kanan Gala. Membuat Nabila membulatkan matanya. Beberapa langkah, Gala mundur karena terkejut dengan apa yang dilakukan wanita itu.“Em … kabar aku baik, Bianca. Kamu kapan pulang dari luar negeri?” tanya Gala.“Kemarin lusa aku baru pulang. Bagaimana kabarnya Mami sama Papi kamu? Kangen banget tahu, nggak, sama kalian? Aku juga turut berduka cita atas meninggalnya Delima. Kamu yang sabar, ya.” Wanita yang bernama Bianca itu mengusap lengan Gala.Nabila menatap Gala lalu Bianca. Nabila tidak tahu Bianca siapanya Gala, sebab sebelumnya Gala tidak pernah bercerita siapa Bianca.“Oh iya, Ello apa kabarnya? Sudah menikah belum dia? Pengen, deh, kita kumpul-kumpul bareng lagi kayak dulu. Kamu, aku dan Ello. Kalian itu kakak beradik yang sangat se

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 142 Puas

    “Huhhh!”Nabila menghela napas lega, setelah melewati perang di bawah selimut bersama Gala. Begitu pun dengan Gala, senyumannya kian merekah setelah melihat wajah Nabila yang tampak puas. Kini, mereka tengah berbaring lemas di dalam satu selimut yang sama.“Terima kasih, Sayang. Kamu bisa saja membuatku bahagia. Sebagai tanda terima kasihnya, setelah ini aku akan membawa kamu ke suatu tempat. Sekarang kamu mandi duluan, lalu dandan yang cantik,” ucap Gala.“Mau ke mana memangnya, Mas? Apakah kamu mau mengajak aku pergi jalan-jalan lagi?” tanya Nabila, wajahnya terlihat sumringah.Gala menggelengkan kepalanya pelan.“Lebih dari itu, Sayang. Sebaiknya kamu cepetan mandi,” jawab Gala.Nabila mengangguk, lantas ia bergegas pergi menuju kamar mandi. Tubuhnya yang polos, ia pun membalutnya dengan kain selimut.Di bawah guyuran air dingin, Nabila merasakan ketenangan jiwa. Belum pernah ia merasakan hal senyaman ini, setelah banyaknya masalah yang selalu datang silih berganti menghampiri hidu

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 141 Bayi Tua

    Akhirnya keluarga Mona pergi tanpa membawa barang-barang yang pernah Gala berikan termasuk mobil. Mereka hanya membawa pakaian dan barang-barang hasil dari uang mereka sendiri. Ibarat kata, hukum tabur tua memang benar adanya. Mereka yang serakah akan uang, dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang secara instan, kini mereka harus menerima balasan yang telah mereka perbuat.“Terima kasih, Pak Gala. Saya sangat suka dengan rumah ini. Desainnya, halaman yang cukup luas, serta lokasinya sangat strategis,” ucap Ibnu.“Sama-sama, Pak Ibnu. Syukurlah kalau Pak Ibnu suka, ini kunci rumahnya. Kalau begitu, saya pamit pulang,” sahut Gala.Gala dan Ibnu pun berjabat tangan. Gala telah deal melepas rumah itu kepada Ibnu.Setelah urusan selesai, Gala pun mendekati mobilnya, lalu mengemudikan mobilnya seorang diri. Ia pun menyuruh pak Ujang yang sedari tadi menunggu di luar, untuk membawa mobil yang pernah ia belikan untuk keluarga Mona.Setelah perjalanan cukup lama, Gala dan pak Ujang

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 140 Jangan Mimpi

    “Saya Akbar, ini Mona istri saya dan itu anak kami, Nadin. Em … mohon maaf, Mas Ibnu, ada keperluan apa, ya, sehingga Mas Ibnu datang ke rumah kami?” tanya Akbar begitu penasaran.Ibnu kemudian menoleh ke arah sopirnya sambil memberi kode.Sopir Ibnu mengangguk, lantas membuka tas yang mereka bawa. Dikeluarkannya sebuah buku sertifikat rumah lalu ditunjukkan kepada Akbar dan keluarganya.Akbar lalu menerima sertifikat rumah itu, lalu melihat dan membacanya.“Loh, ini kan sertifikat rumah ini. Kenapa bisa sama Mas Ibnu? Ada apa ini sebenarnya?” tanya Akbar, ia mengerutkan kedua alisnya.Mona dan Nadin tercengang. Belum paham maksud kedatangan Ibnu dan menunjukkan sertifikat tersebut.“Benar, ini adalah sertifikat rumah ini. Pemilik sah rumah ini yang sebelumnya yaitu pak Gala, telah menjual rumah ini kepada saya. Mohon maaf, saya harus mengatakan hal ini kepada kalian. Mohon pengertiannya, untuk segera mengosongkan rumah ini sekarang juga,” jawab Ibnu.Nadin berdiri sambil menatap taja

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status