Share

3. INFO ARCA

Author: Aksara Ocean
last update Huling Na-update: 2022-06-13 16:54:50

IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU

3. INFO ARCA

~Aksara Ocean~

“Bu, gimana?” tanya Pak Kirman padaku.

Aku yang tengah berpikir langsung menatapnya dengan pandangan dalam, dia yang sudah aku anggap keluarga, apakah dia juga akan membohongiku?

“Pak, apakah Bapak akan tetap berdiri di pihak saya sampai akhir?” tanyaku pelan.

“Maksud Ibu apa?” katanya bingung. “Jelas saya akan setia pada Ibu, Ibu lah yang membawa saya ke sini. Walau harus melalui izin Tuan, tapi Ibulah yang memperjuangkan izin itu. Sehingga Tuan setuju untuk mengangkat saya yang rendahan ini menjadi supir di keluarga terpandang seperti kalian, Bu!” kata Pak Kirman tulus. “Dengan bantuan Ibu lah, anak saya bisa sekolah, keluarga saya bisa makan enak, dan istri saya tidak perlu mencuci pakaian orang lagi.” Kembali Pak Kirman menyambung ucapannya.

Ah, aku menahan tangis karenanya. Betapa tulusnya Pak Kirman, dia menatapku sebagai dewa penolongnya. Dia membuat aku merasakan menjadi manusia yang berguna, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Tapi suamiku juga tulus, dahulunya. Mertuaku juga tulus, dahulunya. Tapi kenapa mereka mulai berbohong padaku? Bukankah aku selalu baik pada mereka? Bukankah setiap permintaan mereka aku turuti dengan segera?

Suara wanita di tempat suamiku sana, mertuaku yang tiba-tiba sudah ada di Indonesia, lalu apa lagi setelah ini? Kejutan apa lagi yang akan menantiku?

Jika mereka tidak ke Singapura? Lalu mereka kemana selama tiga minggu ini?

Aku mengantar mereka sendiri ke bandara saat itu, dan aku yakin mereka benar-benar berangkat ke Singapura karena dengan mata kepalaku sendiri aku melihat mereka menaiki pesawat itu.

Tapi, kenapa mereka sudah ada di rumah yang ada di Setia Budi? Apa mereka kembali lebih cepat, tanpa sepengetahuanku? Tapi kenapa? Apa tujuannya?

“Pak, jemput saja Mertua saya. Tapi … jangan sampai mereka tahu kalau saya sudah ada di sini,” kataku mengingatkan.

Walau aku ragu, sih. Rasanya tak mungkin juga mertuaku itu akan bertanya pada Pak Kirman yang mereka anggap orang rendahan, karena mertuaku mempunyai sifat yang sama persis dengan suamiku. 

Mereka tidak mau berinteraksi lebih banyak dengan orang-orang yang tidak satu level dengan mereka. Yah, walau begitu aku tetap menyuruh Pak Kirman untuk berjaga-jaga.

“Baik, Bu,” kata Pak Kirman sopan.

“Jangan sampai ada yang tahu, kalau saya sudah pulang ke sini!” kataku lagi menegaskan. ‘’Dan satu lagi, dengarkan apapun pembicaraan mereka, Pak!” pintaku dengan nada memohon.

“Baik, Bu, saya mengerti,” kata Pak Kirman.

Setelahnya tubuh tuanya mulai berlalu pergi meninggalkan cafe ini, aku kembali mengambil ponselku dan berusaha kembali menelepon nomor suamiku. Namun sepertinya ponsel Mas Farhan kembali tidak aktif, aku meremas ponselku dengan kuat.

Apa yang kau lakukan, Mas? Apa yang kau lakukan di belakangku? Hatiku gusar bukan kepalang.

Astaghfirullah, Ya Allah. Kenapa berat sekali cobaan yang kau berikan? Apakah aku mampu?

Ting! 

Suara ponsel ku terdengar, panggilan masuk. Aku segera mengangkatnya saat melihat Arca lah yang menelepon, pas sekali karena ceritanya tadi belum selesai.

[Assalamualaikum, Aya. Kamu baik-baik saja?] Suara Arca terdengar panik di seberang sana.

"Waalaikumsalam, aku baik-baik saja," kataku mencoba terdengar biasa.

[Aku khawatir sekali, karena kamu sambungan telepon kita tiba-tiba saja mati] kata Arca. [Dan setelahnya malah kamu enggak bisa dihubungi] katanya lagi.

Suaranya Arca teredam oleh suara kegaduhan yang berada di belakangnya, maka aku pun langsung bertanya karena penasaran.

"Itu suara apa, Ca?" tanyaku ingin tahu.

[Oh, itu suara orang memasang pelaminan. Persiapan untuk pesta karena tiga hari lagi aku akan memfoto pengantin yang akan menikah] kata Arca pelan.

Suara langkahnya terdengar di telingaku, mungkin Arca sedang beranjak pergi dari sana karena suara-suara itu memang cukup mengganggu untuk kegiatan kami yang sedang menelpon.

[Jadi gimana? Kamu baik-baik aja, kan?" tanya Arca lagi.

"Tentu saja, aku cukup baik. Aku tadi habis di telepon oleh Mas Farhan, makanya nggak bisa jawab panggilan kamu,” kataku santai.

[O—Oh, aku kira kamu kenapa.] katanya tergagap entah karena apa.

“Iya,” kataku lagi. “Jadi kamu kenapa buat lelucon kek begitu? Mau ngeprank aku?” tanyaku berusaha tetap santai.

[Itu bukan prank, kamu nggak percaya sama aku?] Tanyanya dengan nada tersinggung. [Aku pernah bohong sama kamu, Ya?] Tanyanya lagi.

“Maaf, bukannya gitu. Tapi kamu ada bukti?” tanyaku tak enak.

Bagaimanapun juga Arca memang tidak pernah berbohong pada kami semua, khususnya padaku. Dia adalah wanita yang suka ngomong langsung, tanpa basa-basi.

[Aya, kamu hanya akan sakit melihatnya. Cukup turuti kata-kataku, tetaplah di sana] katanya dengan nada lirih.

“Bagaimana aku bisa percaya, jika kamu nggak punya bukti? Suamiku masih baik seperti biasanya, masih mesra seperti biasanya, masih memperlakukan aku seperti biasanya, dia masih memperlakukan aku seperti ratu,” kataku dengan nada bergetar. “Lalu bagaimana aku bisa percaya sama kamu, Ca? Sulit banget, loh,” kataku dengan bulir bening yang mulai mengalir.

[Sayaka, memperlakukanmu seperti ratu, dan mencintaimu seperti tidak ada hari esok, bukan berarti dia tidak bisa mengkhianatimu. Cukup! Cukup aku yang ditinggalkan oleh tunanganku dulu. Sakitnya tidak akan bisa kau tanggung, Aya. Jadi aku mohon, tetaplah di sana] kata Arca panjang lebar. 

Aku tertegun saat mendengar ucapannya, kami terdiam untuk beberapa saat. Arca terdengar tengah menghela nafas panjang di sana, sebelum mengutarakan sesuatu yang membuat lututku sangat lemas dan juga tenagaku tiba-tiba hilang entah kemana.

[Aya, kalau kamu nggak percaya sama aku, nggak apa-apa. Aku maklum! Karena kamu lebih dulu kenal sama suamimu, daripada aku. Tapi ingat, seorang teman tidak akan membiarkan temannya jatuh kedalam lubang pengkhianatan] katanya tegas. [Dan kamu tahu? Aku lah yang akan menjadi fotografer pernikahan mereka nanti] katanya lagi.

Sekali lagi, duniaku terasa runtuh. Tak mampu menahan gempuran demi gempuran kejutan yang diucapkan Arca, Allah … Ya Allah ….

[Aya, kamu masih di sana?] suara Arca terdengar memasuki gendang telingaku.

“Ya, aku masih di sini,” kataku pelan.

[Tetaplah di sana jika kamu nggak mau sakit hati lebih dalam. Tapi, kalau kamu masih tidak percaya dengan ucapanku… Pulanglah dan datang ke alamat yang aku kirim nanti, dua minggu lagi. Karena saat itulah, ijab kabul suamimu dengan wanita lain dilaksanakan] katanya tegas.

Ya Allah Mas, kamu tega? 

*******

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sartini Cilacap
Semangat Sayaka
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • IKRAR TALAK UNTUKKU ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU   Hai guys..

    Assalamualaikum, hai guys. Terimakasih banyak karena kalian udah baca cerita aku, dan berhubung Sayaka sudah tamat, aku harap kalian mau membaca cerita aku yang lain.1. PILIH KASIH (Membungkam mertua dan ipar secara elegan)Ana harus berjuang untuk menegakkan keadilan bagi suaminya, dilengkapi dengan mertua yang pilih kasih, dan ipar yang julid. 2. Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua LemasPerjuangan Ellena di tengah keluarga toxic suaminya.3. KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU (BARU)Keysa yang seorang dosen, harus menelan pil pahit, saat seorang pebisnis muda yang bernama Risa Andromeda mengaku sebagai selingkuhan suaminya yang seorang Abdi negara dan juga keturunan keraton.Terimakasih semuanya, semoga Allah semakin melimpahkan rezeki dan juga kesehatan untuk kita semua...Bye.. ❤️❤️Aksara Ocean.. ❤️🥰

  • IKRAR TALAK UNTUKKU ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU   152. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian C)

    152. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian C)Wak Lukman dan Paklek Jamal langsung berpandangan, dengan kening yang mengernyit Paklek Jamal beralih menatap Arga. Ayah dari Mas Putra serta Mas Bobby itu kemudian mengangguk kecil."Apakah Nak Arga tahu kalau Aya adalah seorang janda?" tanyanya dengan lembut.Arga langsung mengangguk, "saya tahu, Paklek!" sahutnya dengan mantap."Apakah Nak Arga juga tahu kalau Aya sedang mengandung?" tanya Paklek Jamal lagi.Arga kembali mengangguk, "saya tahu, Paklek!" Lenganku disenggol oleh Arca dan dia tersenyum kecil, "teruslah bahagia setelah ini, Ya!" bisiknya padaku. Aku langsung mengangguk dengan mantap."Baiklah, yang paling penting adalah hal itu. Nak Arga tahu kalau Aya adalah seorang janda dan dia juga tengah mengandung. Jadi tidak akan ada penyesalan di lain hari, karena Nak Arga dari awal sudah tahu kalau akan menikahi janda yang mempunyai anak!" Paklek Jamal tersenyum kecil."Sayaka adalah anak perempuan satu-satunya di keluarga ini, k

  • IKRAR TALAK UNTUKKU ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU   151. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian B)

    151. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian B)"Bagaimana? Kalian bebas memilih!" tanya Mira sekali lagi. "Tapi ingat! Aku hanya sekali memberikan penawaran, kau harus bangkit, Han! Buktikan pada Sayaka dan juga orang-orang yang sudah merendahkanmu kalau kau juga bisa kembali berada di puncak!" katanya santai.Mata Farhan membola, dia tiba-tiba saja bersemangat. Memikirkan kalau Sayaka, Arga, dan yang lainnya saat ini tengah mengolok-oloknya, membuat Farhan diselimuti amarah.Jika saja Sayaka tidak mengusirnya tadi maka kejadian ini tidak akan terjadi. Mantan istrinya itu benar-benar wanita jahat!"Dan bukankah kalian bilang, Maura berselingkuh? Tidak adakah keinginanmu untuk balas dendam?" tanya Mira lagi. "Laki-laki itu harus dihancurkan, bukankah dia mengambil istrimu?" Lanjutnya sambil mengulum senyum.Gejolak di mata Farhan semakin menggebu, dia menatap Arni dengan pandangan mantap."Aku akan ke Singapura, dan kembali saat sudah berada di puncak!" katanya dengan tegas. "Mama teta

  • IKRAR TALAK UNTUKKU ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU   150. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian A)

    IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU150. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian A)~Aksara Ocean~"Bantu kami, Dek! Kakak mohon!" Arni memohon pada Mira, sedangkan wanita yang berstatus sebagai adik tengahnya itu hanya menatap tapi belum mau menanggapi. Dia hanya diam dan mengamati."Tante, aku mohon bantu kami. Hanya Tante lah yang kami punya sekarang ini!" Farhan ikut memohon.Potongan kejadian yang terjadi beberapa saat lalu kembali masuk ke dalam memorinya, dan dia kembali bergidik ngeri membayangkan Maura yang terkapar bersimbah darah, teriakan orang-orang yang ketakutan, dan Tasya yang ditangkap polisi.Farhan dan Arni tidak pernah membayangkan kalau Tasya akan digiring ke kantor polisi segera, mereka kira semuanya akan baik-baik saja dan bisa kabur entah ke mana. Tapi terlambat, karena ternyata di cafe itu ada beberapa polisi yang tengah meminum kopi. Dan mereka segera mengamankan Tasya dan di giting langsung ke kantor, semua orang di sana menjadi sa

  • IKRAR TALAK UNTUKKU ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU   149. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian C)

    149. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian C)Aku hanya tersenyum dengan manis dan menanggapi ucapan mereka dengan santai. Kekehan kecil aku berikan saat Mama Arga memelukku dari samping dan bersandar di bahuku.“Mama nggak pernah punya anak perempuan, Arga itu nggak ada manis-manisnya, Ya. Mama harap anak kamu nanti perempuan, ya,” katanya dengan lembut sambil mengusap perutku dengan sayang. “Mama pengen cucu perempuan!” katanya lagi.Ya Allah, aku cukup terharu mendengarnya, beliau menyayangiku dan akan menyayangi anakku juga. Apakah saat ini aku boleh berteriak kesenangan? Memiliki keluarga yang baik dan menyayangiku seperti saat ini adalah impianku dari dulu.“Iya, Papa juga pengen cucu perempuan. Baru anak kedua kalian nanti laki-laki,” kata tuan Widjaja sambil tersenyum singkat. “Tapi sebenarnya apapun yang Allah kasih, kami tetap akan bahagia. Di rumah ini akan ada tawa anak kecil lagi,” katanya dengan lembut.Ya Allah, mereka benar-benar menghargaiku, dan aku sangat bahagia. Demi All

  • IKRAR TALAK UNTUKKU ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU   148. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian B)

    148. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian B)“Loh, kok nyolot sih, Mbak? Ini fakta, kami ngeliat langsung kalau Mbak selingkuh!” sahut Tasya dengan santai, adikku itu benar-benar hebat. “Kedok aja mengusir kami, ternyata mau nutupin perselingkuhan kalian, ya? Wah! Wah! Aku nggak nyangka!” ujarnya lagi.“Eh, apa maksud kamu? Jangan fitnah, ya!” seru Maura tidak terima.Aku langsung bergegas mencekal lengannya dan melihat dia dari atas ke bawah, Maura benar-benar sudah berubah. Dia bahkan tidak terlihat takut sedikitpun saat ini, dan malah santai. Padahal dia saat ini tengah ketahuan berselingkuh!“Kamu benar-benar keterlaluan, Ra! Kamu mengkhianati pernikahan kita padahal kita baru saja menikah!” ujarku menahan geram. “Dasar wanita murahan!” kataku dengan ketus.“Hei, Bung! Bukankah itu terlalu kasar?” Lelaki bernama Anton itu ikut campur, dia langsung berdiri di sebelah Maura dan menatapku dengan tajam.“Nggak usah ikut campur kamu, dasar pasangan pezina!” cecarku padanya. “MAS!” Maura mem

  • IKRAR TALAK UNTUKKU ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU   147. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian A)

    IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU147. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian A)~Aksara Ocean~"Dia siapa?" tanya aku dengan cepat.Gigiku mengatup dengan rapat menahan amarah yang siap memuncak, melihat istriku sendiri Tengah berada di pelukan lelaki lain membuat aku benar-benar muntab.Dan yang lebih parahnya Maura terlihat menikmati pelukan itu setelahnya mereka melakukan cipika-cipiki dengan sangat akrab. Aku sangat membenci bagaimana laki-laki itu terlihat menatap Maura dengan tatapan kekaguman."Dia adalah Mas Anton, Mas!" jawab Tasya dengan nada histeris."Anton? Anton siapa?" tanyaku cepat."Temennya Mbak Maura, kami ketemu sama dia waktu aku dan Mbak Maura pulang tengah malam waktu itu." sahut Tasya pelan. "Dan kemarin Mbak Maura juga keceplosan kalau Mas Anton itu adalah orang yang mengejar cintanya dari dulu!" Lanjutnya lagi.Aku lantas mencengkram bahu Tasya dengan kedua tanganku hingga dia meringis kesakitan, namun aku tidak peduli kepanikan yang aku

  • IKRAR TALAK UNTUKKU ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU   127. POV SAYAKA (Gertakan untuk Mira!) (Bagian B)

    IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKUBAB 68MAMA ARGA~Aksara Ocean~“Lama amat, sih?” ujar Mas Putra sambil cemberut.Aku hanya tertawa dan mengedipkan mataku padanya, dan dia langsung mencebikkan bibirnya dengan sinis. Hanya lima belas menit, dan dia sudah mengatakan lama. Hmm, laki-laki memang tidak punya stok sabar yang melimpah.Aku melirik sekilas pada makanan yang sudah terhidang di meja, dan Alhamdulillah, masih aman. Makanan milikku tidak berkurang satu potong pun, ternyata Mas Putra menepati janjinya untuk tidak menyentuh makanan yang aku pesan.Makanya aku memberikan senyuman manis untuknya dan mengacungkan kedua jempolku, mengapresiasi dirinya yang sudah bisa menjaga tangan dan mulutnya agar tidak mencomot makananku.“Maaf ya, Mas. Di toilet tadi ngantri,” kataku memberikan penjelasan. “Ngantri, ngantri, ngantri apa? Emangnya di toilet jualan minyak goreng?” tanyanya sewot.Aku langsung tergelak, akan sangat lucu jika ada penjualan minyak goreng d

  • IKRAR TALAK UNTUKKU ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU   146. SIAPA LAKI-LAKI ITU? (Bagian C)

    146. SIAPA LAKI-LAKI ITU? (Bagian C)"Keliatan, kok. Ngapain dia ke sini? Jauh amat dari rumahnya," ujar Mama setelahnya, dia duduk kembali dan menyesap es cendolnya melalui sedotan. "Udah ngusir kita, dia malah enak-enak kongkow di cafe," ujar Mama dengan ketus."Nah, bener ini! Kadang-kadang aku sampai jeran loh, Mas. Nasib Mas buruk banget, dapat istri dua-duanya nggak genah!" sahut Tasya menyetujui Mama. "Yang ketiga ini, cari yang baik dan nggak pelit sama keluarga, Mas." Tasya memberi wejangan lagi."Mbak Aya nggak pelit!" kataku membela diri."Tapi dia pembangkang! Masak suami mau nikah lagi, dia nggak ngizinin!" balasnya masuk akal. "Cari yang penurut dan juga baik!" katanya dengan penuh penekanan."Cerewet amat kamu, Sya! Lagian siapa yang mau cari istri lagi, sih? Mas sama Mbak Maura masih sah, sebagai suami istri!" kataku sambil menggeleng pelan."Udah diusir gini, Mas masih mau sama dia?" tanya Tasya dengan nada mengejek. "Masak nggak punya harga diri, Mas!" Lanjutnya peda

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status