Share

Bab 11

Bab 11

Malam semakin dingin. Pulang dari rumah Mbak Niken, kami lansung berbaring di kamar.

Dika sudah berada di kamarnya. Mas Firman aku lihat dia belum tidur. Matanya masih menatap langit-langit.

"Mas."

"Hemm."

"Mikirin apa?"

"Mikirin Mas Andra," jawabnya, dengan sorot mata yang masih menatap langit-langit.

Aku menggeserkan badan, mendekat. Mas Firman menyambutku, dia mengelus pelan kepalaku.

"Nggak nyangka aku kalau Mbak Niken sakit," ucapku. Mas Firman mengangguk.

"Iya, Dek, sama!" balasnya. Aku menghela napas sejenak.

"Semoga Mas Andra kuat," ucapku.

"Iya, aamiin. Kalau menurut, Mas, Mbak Niken itu memaksakan keadaan. Jadi seperti itulah jadinya," ucap Mas Firman.

"Entahlah, Mas. Aku juga nggak habis pikir," balasku.

"Iya, dan Mas Andra selalu menuruti keinginan istrinya. Bagus sih, tapi kalau nggak mikir keadaan dan kemampuannya, kan rusak sendiri," ucap Mas Firman.

"Iya, Mas. Semoga saja setelah mendapat penyakit itu, Mbak Niken bisa intropeksi diri, dan bisa sedikit menge
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status