Home / Romansa / ISTRI BISU Tuan Terhormat / 61. Kehilangan dan Penderitaan

Share

61. Kehilangan dan Penderitaan

Author: desafrida
last update Last Updated: 2025-07-19 14:10:45

Gavin dengan sekali hentakan kuat mendobrak pintu depan rumah yang terkunci rapat. Kayu berderak, engsel mengaduh, dan daun pintu pun terbuka lebar menampilkan lorong rumah yang remang dan sepi.

Mereka masuk dengan langkah hati-hati.

Adrian langsung menuju kamar utama. Lampu kamar masih menyala. Tempat tidur tampak rapi. Di atas nakas, barang-barang pribadi Liora yang sederhana masih tersusun. Ia pun membuka lemari. Semua pakaiannya masih ada.

"Ke mana dia?" gumam Adrian. Tapi dadanya mulai sesak.

Tak ada tanda-tanda kepergian secara sukarela. Tidak ada pakaian yang dibereskan. Dan kopernya pun masih di sana.

Gavin pun bingung. Lalu dia kembali keluar kamar. Langsung naik ke lantai dua. Namun nyatanya ia melihat ruang di sana justru terlihat belum pernah disentuh. Semua sama. Tak ada tanda kehidupan.

Adrian tetap di bawah, memindai setiap sudut. Sesuatu terasa tidak beres. Sangat tidak beres.

Mereka kembali bertemu di ruang tengah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Chopra
Kasihan nya liora ku ini🥹🥹🥹
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • ISTRI BISU Tuan Terhormat   65. Mata dan Telinga Baru Adrian

    Keesokan harinya, Adrian tidak ikut sarapan. Ia masih terbaring di ranjang besarnya, menatap kosong langit-langit kamar yang tak pernah terasa sepi seperti pagi ini. Kepalanya berat, pikirannya kalut. Setiap detik yang berlalu tanpa kabar dari Liora membuat dadanya semakin sesak. Seolah dunia hanya menunggu kehancuran, dan ia, penyebab sekaligus korban dari semuanya.Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu. Pelan, sopan, tapi cukup membuatnya tersadar dari lamunannya.“Masuk,” gumamnya malas. Ia pikir itu ART yang biasa mengantarkan makanannya.Namun yang muncul bukanlah sosok berseragam abu-abu itu, melainkan Clara.Adrian mengerutkan kening. Ia bahkan tidak tahu kalau wanita itu masih di rumah ini, apalagi sampai bermalam. Clara melangkah masuk membawa nampan berisi bubur dan teh hangat. Dengan santai, ia meletakkannya di atas meja kecil di dekat sofa, lalu berjalan mendekati ranjang tanpa dipersilakan.Seolah-olah tidak pernah ada ancaman dari Lior

  • ISTRI BISU Tuan Terhormat   64. Sejak Awal Luca ...

    Cepat-cepat Adrian menjawab panggilan dari Gavin. Sambil melangkah ia ke lantai atas untuk mendengarkannya. Berharap ada kabar baik.“Tuan… untuk malam ini pencarian belum bisa dilanjutkan. Kami sudah menemukan ke arah mana mobil itu pergi di persimpangan pertama, selanjutnya belum ditemukan. Kalau terus dipaksa, rekanku ini akan kehilangan fokus jika tidak istirahat.”Adrian terdiam beberapa detik. Hatinya kecewa mendengar kabar itu tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.“Ka- kalau begitu lanjutkan pencariannya besok sepagi mungkin! Aku ingin Liora segera ditemukan, Gavin!” tegasnya.“Mengertu Tuan!” jawab Gavin.Panggilan berakhir.Perasaan Adrian hampa. Namun emosinya meninggi. Apalagi saat mengingat perdebatan yang baru saja terjadi di meja makan.Sementara itu di ruang yang minim cahaya, Liora masih terduduk lemah dengan kaki dan tangan di rantai. Ia memegang perutnya. Bukan hanya karena l

  • ISTRI BISU Tuan Terhormat   63. Dia Masih Istriku!

    Kening Adrian mengerut melihat gambar di layar handphone itu. Terlihat jelas mereka menggunakan topeng.“Topeng? Sudah pasti ini pelakunya!” ucap Gavin.Tangan Adrian kembali mengepal. Semakin erat.“Ikuti mobil ini, cari ke mana dia pergi!”“Ada banyak sekali persimpangan. Ke mana mereka pergi dan sejauh apa, itu pasti membutuhkan waktu—”“Aku tidak peduli, Gavin! Cepat temukan Liora, segera! Aku tidak peduli berapa sulit, berapa pun bayaran orang-orang itu, aku akan bayar!” potong Adrian.Gavin mengangguk. “Maaf. Kalau begitu, aku harus segera menemui seseorang. Sebaiknya aku antar Tuan pulang.”Adrian tidak ada pilihan lain. Berdiam diri di sana pun tak akan membuat Liora tiba-tiba kembali. Akhirnya dia diantar pulang oleh Gavin.Sampai hari sudah malam, kabar kelanjutan ke mana mobil itu pergi, belum di temukan. Seperti prediksi Gavin. Terlalu banyak persimpangan. Tidak semua ada cctv. Semua harus di cek satu per satu. Memakan waktu.**Clara datang malam itu dengan gaun pastel el

  • ISTRI BISU Tuan Terhormat   62. Ancaman daan Cambukan

    Adrian berbalik dengan cepat, mendekati Gavin yang masih berdiri mematung dengan ponsel di tangannya.“Cari CCTV di sekitar lingkungan ini. Semua. Mulai dari pintu masuk kompleks sampai jalan utama,” perintahnya tajam. “Periksa siapa pun yang terlihat mencurigakan dalam tiga hari terakhir.”Gavin tampak ragu. “Itu... akan memakan waktu. Kita harus koordinasi dengan pemilik rumah, toko, bahkan kantor kelurahan untuk aksesnya. Belum lagi kalau harus menelusuri rekaman jam per jam—”“Aku tidak peduli berapa lama,” potong Adrian, suaranya seperti belati yang menancap. “Dan aku tidak mau alasan. Aku butuh hasil. Secepat mungkin.”Ia melangkah ke arah ruang tengah. Gavin mengikutinya."Aku tidak bisa melibatkan polisi. Tapi aku juga tidak bisa duduk diam."Adrian menoleh ke Gavin lagi. “Kerahkan siapa pun yang kau butuhkan. Aku akan biayai semuanya. Gunakan koneksimu, sewa ahli IT, hacker pun kalau perlu. Buka semua kamera, dan cari tahu siapa yang membawa Liora pergi.”Gavin menarik napas,

  • ISTRI BISU Tuan Terhormat   61. Kehilangan dan Penderitaan

    Gavin dengan sekali hentakan kuat mendobrak pintu depan rumah yang terkunci rapat. Kayu berderak, engsel mengaduh, dan daun pintu pun terbuka lebar menampilkan lorong rumah yang remang dan sepi.Mereka masuk dengan langkah hati-hati.Adrian langsung menuju kamar utama. Lampu kamar masih menyala. Tempat tidur tampak rapi. Di atas nakas, barang-barang pribadi Liora yang sederhana masih tersusun. Ia pun membuka lemari. Semua pakaiannya masih ada."Ke mana dia?" gumam Adrian. Tapi dadanya mulai sesak.Tak ada tanda-tanda kepergian secara sukarela. Tidak ada pakaian yang dibereskan. Dan kopernya pun masih di sana.Gavin pun bingung. Lalu dia kembali keluar kamar. Langsung naik ke lantai dua. Namun nyatanya ia melihat ruang di sana justru terlihat belum pernah disentuh. Semua sama. Tak ada tanda kehidupan.Adrian tetap di bawah, memindai setiap sudut. Sesuatu terasa tidak beres. Sangat tidak beres.Mereka kembali bertemu di ruang tengah.

  • ISTRI BISU Tuan Terhormat   60. Saat Adrian Mendatangi Liora

    Setelah selesai makan, Adrian kembali ke kamarnya yang sepi. Langkahnya lambat, berat. Tak ada suara, tak ada siapa pun. Hanya bayangan Liora yang seolah menetap di setiap sudut ruangan itu.Ia menjatuhkan tubuh ke atas ranjang, memejamkan mata. Tapi bukan ketenangan yang ia dapatkan. Ucapan Luca tadi terus terngiang.Anak itu merasa bersalah. Lalu bagaimana dirinya yang sudah menyiksa Liora? Dia terus-terusan menyangkal rasa bersalahnya? Giginya mengatup. Tangannya mengepal.Kenapa anak sekecil Luca bisa menampar kesadarannya seperti itu?Adrian menarik napas panjang.Dia tahu, jauh dalam lubuk hatinya dia takut. Bukan pada Liora. Tapi pada dirinya sendiri. Pada kemungkinan bahwa selama ini dia memang sudah menyimpan rasa bersalah yang tidak dia inginkan. Bahwa egonya telah menghancurkan satu-satunya wanita yang tetap bertahan di sisinya bahkan ketika dia terus menghina dan mengancamnya.“Kenapa aku harus mengakuinya? Aku tidak merasa b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status