ホーム / Rumah Tangga / ISTRI CEO / SEBELUM MAMA BANGUN

共有

SEBELUM MAMA BANGUN

作者: ER_IN
last update 最終更新日: 2022-07-03 00:35:26

“Ma,” panggilku lirih.

Melihatku masuk, mama kembali tersenyum membuang wajah sendunya.

“Mama kenapa?”

Mama menggeleng. “Mama tidak apa-apa, Mama hanya sedih.” Mama mengusap wajah yang meninggalkan bekas luka bakar hampir separuhnya. “Tapi Mama tetap bersyukur bisa kembali melihatmu Sayang.”

“El akan selalu sama Mama.” Kusambut pelukan hangat mama.

“Papamu, apa dia menjagamu dengan baik?”

“Apa yang mama khawatirkan? Tentu saja Papa menjagaku dengan baik.”

Aku mengalihkan pandangan dari tatapan mama, jika terus menatapnya aku tidak akan bisa berbohong. Mana mungkin aku berkata jujur dengan mama jika selama mama dalam keadaan koma papa menjodohkanku dengan anak seorang yang membantu menyokong dana di perusahaan papa.

Di saat mama koma perusahaan papa nyaris bangkrut, keadaan yang sedang dilanda pandemi membuat bisnis properti papa mengalami tekanan, para investor menghentikan pemasukan dana sepihak sementara papa butuh banyak biaya untuk kebersihan dan juga perawatan.

Bayangan satu bulan lalu kembali berputar. Saat itu aku memergoki papa bersama Tante Mayang di dalam kamar. Aku sengaja pulang tidak membawa mobil karena pikirku mungkin akan macet jadi kuputuskan untuk pulang menggunakan ojek saja agar lebih cepat kembali ke rumah sakit menunggu mama.

Kulihat mobil papa terparkir di halaman rumah.

“Tumben papa di rumah,” gumamku.

Baru saja kaki berdiri di depan pintu utama gelak tawa terdengar begitu akrab, aku masih diam mematung di depan pintu. Sesaat kemudian hening, tak ada lagi suara canda tawa, kubuka pintu perlahan, tak ada orang, di mana mereka? Batinku mulai tak tenang.

Kulangkahkan kaki menaiki tangga satu persatu, hingga di depan kamar papa dan mama aku mendengar suara desahan sesekali diiringi tawa manja.

Kutempelkan telinga di daun pintu.

"Ah, geli Mas."

Aku kenal suara itu, suara Tante Mayang.

Dadaku bergemuruh, mama terbaring di rumah sakit semenatra di rumah papa melakukan hal menjijikan bersama Tante Mayang.

Kutendang pintu kamar papa, terlihatlah dua sosok manusia saling tindih meski masih menggunakan pakaian lengkap.

“Elsha,” ucap papa dengan wajah panik.

“Menjijikan, benar-benar tak tahu malu!”

“El, Papa bisa jelaskan.”

“Apa Papa kehilangan akal? Mama sedang terbaring berjuang untuk hidupnya, sementara Papa di rumah… astaga.”

“Ok, Papa salah, kita bicarakan dulu.”

Papa hendak meraih tanganku, aku dengan cepat menghindar.

Tak ada lagi pandangan mengagumkan untuknya, yang ada hanya sebuah kekecewaan.

“El, Papa dan Tante Mayang sudah menikah siri," ungkapnya tanpa rasa bersalah.

Aku ternganga mendengar ucapan papa. “Apa! Papa menikah lagi, kenapa Papa tega ngelakuin itu sama El dan mama?”

“Itu karena Papa butuh orang lain untuk menyiapkan semuanya, sementara mama… lihatlah mamamu tidak bangun-bangun.”

Aku menggeleng tak percaya, apa di otak laki-laki hanya selakangan yang mereka pikirkan?

“Papa benar-benar membuatku muak!” kutinggalkan papa dan wanita simpanannya. Air mata jatuh di pipi, bagaimana jika mama tahu papa menikah lagi? Mama cepatlah bangung.

“Hello Papa, Mama, aku datang.” Kuhentikan langkahku saat melihat Citra dengan suara manjanya memanggil Papa. Dia yang sudah kuanggap adikku sendiri ternyata ikut dalam konspirasi besar ini. Ah, tentu aja, mana mungkin dia tidak tahu.

“El.” Papa memegang bahuku.

“El, bukanya lo bilang mau nginap di rumah sakit.” Citra menutup mulutnya.

Tadi sebelum aku pulang untuk mengambil beberapa buku kuliah memang ia bertanya aku akan pulang atau tidak, dan aku menjawab tidak karena aku pikir memang tak akan pulang. Namun, aku teringat tugas kuliah yang belum aku selesaikan jadi terpaksa harus pulang.

“El, maaf Tante bukanya mau merebut papamu,” ucap Tante Mayang yang sudah berdiri di sampingku.

“Lalu apa? Tante benar-benar manusia tidak tahu malu, seharusnya Tante sadar diri, karena mama Tante bisa keluar dari rumah setan itu!” sergahku menunjuk wajah Tante Mayang yang berubah tegang.

“El, sudah. Ini salah Papa, jangan salahkan Tante Mayang.”

Aku terbahak mendengar ucapan papa.

“Oh, so sweet sekali, penghianat memang pantasnya sama pemulung yang suka ngorek sampah, mengambil barang sisa!”

“Apa lo bilang, lo ngatain nyokap gue pemulung?” Citra pasang badan, berdiri di depanku dengan tatapan tidak suka.

Sekarang baru terlihat wajah aslinya. Kemarin dia bersikap baik kepadaku bahkan tak jarang barangku ia pinjam dan kami sering berbagi. Namun, tidak kusangka jika dia juga menginginkan papa.

“Memang itu kenyataanya, kan? Apa lo lupa dulu lo dan nyokap lo pemulung untuk menutup hutang bokap lo, heh?” Kutinggalkan mereka.

Citra masih terus mengumpat tak terima dengan ucapanku, sementara papa masih mengejarku dan meminta untuk bicara, aku tak peduli. Papa benar-benar membuatku kecewa, yang ada dalam pikiranku hanyalah mama. Mama pasti akan sangat terluka.

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • ISTRI CEO    Aku akan menjadi satu-satunya

    Seperti malam sebelumnya Aksa kembali dalam keadaan mabuk, dua orang yang mengantarkannya gegas keluar setelah membaringkan tubuh Aksa di atas dipan. Aku menghela nafas berat, kenapa dia harus melakukan ini setiap malam? Apa bebannya lebih berat dariku? Rasanya tidak mungkin karena dia memiliki apapun yang dia punya dan dia bisa melakukan apapun yang dia mau.“Cassandra, aku sangat merindukanmu,” lirihnya. Aku tak menghiraukan ucapan Aksa dan terus membuka satu persatu atribut lengkapnya, ya atribut ngantor maksudnya.“Casandra, kenapa kamu ninggalin aku,” ucapnya lagi.Ah, itu rupanya alasan dia mabuk karena kekasihnya meninggalkannya, kasihan sekali tetapi aku justru ingin tertawa.“Cassandra apa kamu lupa apa yang telah kita janjikan.” Kali ini Aksa menarik kuat tanganku hingga aku terjatuh dalam pelukannya.“Lepaskan Tuan,” lirihku sembari mengalihkan tangannya yang melingkar di pinggangku.Aksa membuka mata perlahan mungkin dia masih sedikit sadar. “Kamu rupanya.” Dia mendorong

  • ISTRI CEO    PILIHAN YANG SEMAKIN SULIT

    “Besok malam aku tidak akan menundanya lagi,” ucap Aksa sebelum pergi meninggalkanku.Aku beringsut mundur dengan tubuh gemetar, takut itu yang kurasakan saat ini, sebenarnya memberikan keturununan untuk Diamond Group bukanlah perkara buruk, tetapi aku tidak ingin melakukan hal itu dengan orang yang seperti Aksa. Aku ingin melayani orang yang aku cintai. Tangisku pecah begitu saja.Kurapikan kembali baju yang sudah berserakan, mengenakan dengan cepat takut jika pemuda itu kembali masuk dan berubah pikiran. Aku harus mencari cara agar bisa menolak Aksa, atau mungkin aku bisa kabur dari sini. Aku berlari cepat menuju pintu, sialnya pintu terkunci dari luar, aku benar-benar seperti tawanan di sini. Tubuhku luruh ke lantai, bagaimana aku akan membawa mama pergi jika aku keluar dari sini saja aku tidak bisa.Kutatap jendela kaca. Mungkin aku bisa keluar dari sana. Namun, saat memandang tingginya jendela nyaliku menciut, itu terlalu tinggi. Jika aku jatuh bukannya bisa membawa mama keluar

  • ISTRI CEO    JANGAN PAKSA

    “Ngapain berdiri di situ kayak orang enggak berguna, cepat bantu aku.” Aksa menatapku yang berdiri melipat tangan di dada tak jauh darinya. Kuhampiri cepat dirinya dan membantu dia naik ke atas kursi roda. Dasar sombong, apa salahnya minta bantuan baik-baik.Tanpa ucapan terima kasih ia meninggalkan aku ke kamar mandi untuk membasuh diri. Seharusnya ini bisa digunakan untuk kabur. Sedikit berjinjit kuhampiri pintu, secepat kilat aku sudah berdiri di depan pintu dan menyentuh handle pintu tersebut.“Jangan coba-coba untuk kabur, atau orang tuamu akan merasakan akibatnya,” ucap Aksara dari dalam kamar mandi.Astaga, apa dia punya indra ke tujuh? Padahal aku sudah berusaha tak membuat suara. Bagaimana dia bisa tahu? Terpaksa aku kembali duduk di atas ranjang karena takut dengan ancamannya. Jujur saja aku tak punya nyali untuk melawannya, aku bukan gadis kuat nan tangguh. Aku dibesarkan bagai putri sejak kecil walau akhirnya aku harus berada di sangkar neraka seperti ini.“Berikan bajuk

  • ISTRI CEO    AKU BUKAN CASANDRA

    Berdiri seorang diri menatap cakrawala malam bertabur bintang. Kudekap tubuh yang dingin karena dersik angin malam membelai begitu kencang. Kulirik jam yang ada di pergelangan tangan, sudah hampir tengah malam tetapi Aksa belum juga kembali, entah kemana perginya lelaki itu.Kenapa aku memikirkannya? Bukankah lebih bagus jika dia tidak di sini, aku lebih leluasa merenda nasib yang tak berpihak kepadaku ini. Kembali kutengadahkan wajah menatap bintang yang berkelip. Bayang-bayang mama menari indah di mata, sedang apa wanitaku itu? Apakah dia baik-baik saja? Aku bahkan tak punya ponsel sekedar untuk menghubunginya. Kuseka air mata yang sudah memenuhi kelopak mata.“Jangan menangis Elsha, kamu sekarang harus menjadi wanita yang kuat.” Kutepuk dada berkali-kali, dada yang terasa amat sesak. Sesak dan sakit sekali, bahkan cintaku masih berlabuh untuk seorang lelaki yang telah menjalin cinta denganku lebih dari tiga tahun. Entah bagaimana perasaannya setelah tahu aku menikah dengan orang y

  • ISTRI CEO    AKSARA

    “Kenapa Mama enggak pernah jujur sama Elsha? Kenapa Mama simpan semuanya sendiri?” tanyaku, kuhapus air mata yang membasahi pipi mama.“Mama tidak bisa sayang, Mama takut Els akan membenci Mama.”Aku memeluk tubuh mama.“Elsha akan selalu sama Mama, Elsha akan selalu bersama Mama membalas Mayang dan Cakra atas semuanya penderitaan Mama. Tak akan sedikitpun kulepaskan mereka.” Tanganku mengepal kuat. Akan kulakukan berbagai cara untuk menghancurkan mereka satu persatu.“Maaf Sayang, maaf Mama harus menyeret dalam situasi ini.”Mama memelukku dengan erat sebelum ia dibawa keluar oleh seorang pelayan.Aku menatap punggung yang mulai menjauh tersebut. Tekad untuk membawanya pergi dari rumah itu, akan kulakukan apapun untuk menghukum mereka.Setelah ijab kabul terdengar, aku dibawa keluar oleh pelayan berjalan diatas altar menghampiri suamiku yang terduduk di atas kursi roda, aku tak ingin melihat lelaki itu, hatiku dipenuhi dendam.Pernikahan kami berjalan lancar, kulihat senyum sumringah

  • ISTRI CEO    HANUM MAHESWARI BAG 3

    “Hanum, itu anakku, kan!” seru Mas Dimas, ia mencekal erat tanganku.“Bukan, ini bukan anakmu, Mas.” Aku mencoba mengelak tapi ia bersikeras untuk melakukan tes DNA. Aku tak ingin bersama lelaki itu lagi. Aku tak ingin menderita bersamanya lagiAyah melakukan berbagai cara agar Mas Dimas tak datang ke rumah, hingga harus meminta kepada Mas Cakra untuk mengaku menjadi ayah dari anakku. Sejak setahun bersama keluarga kami ayah melihat Mas Cakra begitu baik, ia juga bertanggung jawab kepada ibunya, terlebih ia mampu mengembangkan perusahaan ayah yang hampir bangkrut. Mas Cakra menerima keinginan ayah karena merasa berhutang budi, dan akhirnya ia mengakui di depan Mas Dimas bahwa anak yang baru saja lahir tersebut adalah anaknya. Ia sendiri yang memberi nama Elshanum Cakrawinata. Kami belum menikah, aku masih ingin sendiri, aku masih ingin sendiri, hingga Elsha menginjak usia dua tahun ayah meminta Mas Cakra untuk menikahiku. Tidak dipungkiri kasih sayangnya kepada Elsha sudah seperti ana

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status