Share

ISTRI KEDUA TUAN CEO
ISTRI KEDUA TUAN CEO
Author: VIGIANI NURIKE

KESALAHAN SATU MALAM

Aku mengerjapkan mata selama beberapa saat, cukup terusik dengan suara getaran ponsel yang tak bisa berhenti bergetar entah sejak kapan. Rasanya aku baru saja memejamkan kedua mata ini setelah kulewati hari ini dengan berat, apalagi jika melakukan banyak tugas dari Daniel Noel, atasanku sendiri.

Kuraih ponsel itu dan kulirik dengan enggan, namun dalam hitungan detik aku membulatkan mataku karena yang kulihat adalah nama yang terlihat di layar ponselku.

"Mr. Noel?!! Ada apa malam-malam begini dia telepon? Ini sudah pukul 11 malam, astaga!" gerutuku merasa dongkol.

Kutarik nafas dalam-dalam sebelum menekan tombol hijau di layar ponselku.

"Ya, hallo Mr. Noel?" jawabku dengan suara berat.

"Hallo, benar ini Miss. Lucy Watts?" Sebuah suara pria asing terdengar menyahut. Aku mengerjapkan mata beberapa saat merasa bingung.

"Ya, benar. Maaf ini dengan siapa? Bukankah ini nomor ponsel Mr. Noel?" tanyaku memastikan.

"Maaf, Miss. Watts. Saya tak bisa menjelaskan panjang lebar di sini tapi bisakah Anda datang ke bar X sekarang juga? Ini sangat penting! Karena tuan pemilik ponsel ini sekarang sedang bersama dengan saya dan tak sadarkan diri!" suara pria di seberang sana menyahut dengan panik.

"A-apa?! Tidak sadar? Bagaimana bisa?!" aku berseru kaget.

"Baiklah, aku akan segera ke sana sekarang juga! Tolong kirimkan lokasinya padaku dan jaga Mr. Noel sampai aku sampai untuk menyusulnya!" pintaku seraya bangkit dari ranjang dan segera bersiap-siap.

..

..

Selama kurang lebih 30 menit dengan gerak cepat akhirnya aku bisa sampai di tempat yang dituju, sebuah bar dan klub mewah di Los Angeles. Setelah turun dari taxi aku segera berlari menuju titik lokasi yang ditujukan sang penelepon tadi. Dan benar saja, saat aku sampai di sana aku melihat pemandangan yang cukup mengejutkanku. Kulihat Mr. Noel tampak terbaring di sofa tak sadarkan diri di salah satu ruangan klub vvip dengan kondisi masih memakai setelan jas kerja yang dipakainya pagi tadi. Seorang pria muda dengan memakai seragam waitress hitam putih berdiri di sebelahnya dengan wajah gelisah.

"Apa yang terjadi?" tanyaku dengan wajah panik pada pria muda itu.

"Anda Miss. Watts?" pria itu bertanya memastikan dan aku hanya mengangguk.

"Maaf sebelumnya Miss. Saya tidak tahu harus menghubungi siapa lagi selain Anda di telepon milik tuan itu. Karena hanya Anda yang merespons cepat saat saya menelepon Anda untuk meminta bantuan," ucapnya dengan ekspresi wajah bingung.

"Aku? Bagaimana bisa? Apa kau sudah mencoba menghubungi nomor ponsel lain sebelumnya tadi?" aku bertanya memastikan.

"Sudah Miss, saya hanya menghubungi tiga nomor yang ada di panggilan terakhir di ponsel ini tapi hanya Anda yang cepat meresponsnya. Sedangkan yang lain tidak bisa dihubungi," ujar pria itu seraya memberikan benda berbentuk pipih edisi terbatas milik atasanku, Daniel Noel.

Tangan cekatanku menyentuh layar ponsel guna memeriksa panggilan dalam kontak ponsel milik atasanku itu. Dan benar saja yang dikatakan pria itu tadi, ia sudah menghubungi nomor milik Helen Noel, istri dari atasanku dan Larry Onselan, seorang teman dari atasanku itu.

"Baiklah, tak apa. Bisa ceritakan padaku apa yang terjadi?" tanyaku ingin tahu.

"Saya tidak tahu pastinya Miss, yang jelas saat sebelum tuan ini tak sadarkan diri, dia meminta bantuan saya yang kebetulan lewat di ruangan ini agar ia diamankan dan menghubungi seseorang di telepon miliknya," sahut waitress itu menjelaskan.

Aku pun memeriksa sosok tubuh pemilik perusahaan besar Noel di kota Los Angeles. Wajah tampannya yang tegas dan rambutnya yang hitam legam tampak lusuh dan kusut. Kurasa dia hanya mabuk karena aku bisa mencium bau alkohol menyengat dalam tubuhnya sekarang.

Astaga, sejak kapan Daniel Noel jadi pemabuk berat seperti ini? Karena selama tiga tahun aku bekerja dengannya dan mengenalnya, pria ini tidak pernah semabuk ini. Apakah yang terjadi sebenarnya?

"Bisakah kau membantuku memapahnya sampai ke dalam mobil? Dan ini sebagai ucapan terima kasihku karena kau sudah menjaga tuan ini dengan baik,” ucapku pada pria muda yang masih tampak berdiri di depanku itu seraya memberikan beberapa dolar untuknya

"Oh, baiklah Miss. Terima kasih,” sahut pria itu kemudian ia pun mulai membantuku memapah tubuh tinggi kokoh pemilik perusahaan raksasa Noel Corporation di Los Angeles, California.

Aku memapah Mr. Noel ke dalam mobil taxi yang sudah di pesan, dan saat itu pun Mr. Noel tersadar.

"Ahh, aku ada di mana?" tanyanya serak dengan mata setengah terpejam.

"Sir, ini saya Lucy sekretaris Anda. Anda akan saya antarkan pulang ke mansion sekarang,” sahutku seraya membenarkan posisi duduknya.

"Jangan! Antarkan aku ke villa Blue Moon!" perintahnya.

"T-tapi, Sir..?"

"Lakukan Lucy, cepat!" perintahnya tegas padaku.

"Baik."

Maka segera saja, kami meluncur menuju ke villa Blue Moon, villa milik keluarga Noel yang letaknya ada di pinggiran kota Los Angeles. Setahuku villa itu jarang dikunjungi oleh keluarga Noel, jika tidak ada hal penting. Lalu kenapa kali ini Mr. Noel memerintahku untuk ke sana? Apakah istrinya ada di sana sekarang, Karena itu ia memintaku untuk mengantarkannya ke sana?

"Ssstt..., sial! Daniel Noel mengumpat kasar.

Kulihat dahinya mulai mengeluarkan butiran keringat. Nafasnya pun mulai terdengar memburu dan panas. Ia tampak gelisah dan berkali-kali melonggarkan dasinya kemudian membuka beberapa kancing atas kemejanya dengan tak sabaran.

"Sir, apakah Anda baik-baik saja? Apa perlu kita ke rumah sakit saja sebaiknya?" tanyaku cemas.

"Jangan, tak perlu. Aku hanya merasa tak nyaman dan panas," sahutnya dengan tatapan sayu.

Perjalanan menuju villa yang hampir setengah jam pun akhirnya sampai. Keadaan Mr. Noel sudah tak karuan. Saat itu aku bisa merasakannya ketika aku berusaha membantunya berjalan menuju ke dalam villa.

Tubuhnya panas dan nafasnya semakin memburu.

"Bawa aku ke dalam kamar,” perintahnya serak.

"Apakah Mrs. Noel ada di sini, Sir?" tanyaku ingin tahu.

"Tidak, dia sejak berada di Canada,” jawabnya lirih.

Mendengar jawaban itu, aku pun enggan bertanya kembali. Karena sekarang aku tahu, kenapa istri Mr. Noel tak merespons saat waitress itu meneleponnya tadi. Ternyata sekarang Mrs. Noel sedang berada di luar negeri, dan urusan apalagi jika bukan untuk syuting atau pemotretan? Karena memang Helen Noel adalah seorang selebriti Hollywood papan atas yang sudah tak diragukan lagi kesibukannya.

"Bisa tolong kau isi air di dalam bathub, Lucy? Aku ingin berendam...,” pinta Mr. Noel, kali ini suaranya lirih dan tatapannya semakin sayu. Nafasnya pun tak beraturan seperti menahan sesuatu yang ia rasakan dalam tubuhnya. Sebenarnya apa yang terjadi?

Namun, aku berusaha menepis keingin tahuanku, maka dengan cepat aku pun menuju ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamar mewah villa milik Daniel Noel itu dan mengisi penuh bathub dengan air hangat.

Saat aku hendak berbalik badan, aku menjerit kaget karena tiba-tiba Mr. Noel sudah ada tepat di depanku, dan yang membuatku semakin terkejut kini ia sudah melepas jas kerja yang dikenakannya hingga tinggal tersisa kain segitiga dengan logo branded, di pusat tubuhnya yang kini dapat kulihat dengan jelas tampak begitu menonjol, sesak dan terasa penuh seperti ingin keluar dari sarangnya.

"Mr. Noel?! Maaf, sebaiknya saya permisi keluar,” ucapku gugup dengan mengalihkan pandangan kotorku ke area terlarang yang sempat kulihat tadi dan berjalan keluar.

"Tunggu! Bisa kau bantu aku Lucy?" Mr. Noel memegang tanganku tiba-tiba sebelum aku melangkah keluar.

"Bantu??" Aku mengerjapkan kedua mataku berulang kali saat tatapanku bertemu dengan dua mata biru tajam yang kini tampak sayu milik pria berwajah manly dengan wajah rupawannya yang luar biasa.

"Tolonglah aku agar lepas dari rasa tak nyaman ini..."

***

Comments (2)
goodnovel comment avatar
didi supardi Kontrakan aman nyaman bersih
menarik nih... ayo terus menulis
goodnovel comment avatar
Angga Aqila
ler bingittsss
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status