Share

HASRAT YANG TAK BISA DIBENDUNG

Bisakah kau membantuku agar lepas dari rasa tak nyaman ini, Lucy?” pintanya serak, kini ia mendekatkan tubuhnya semakin dekat denganku hingga membuatku semakin gugup.

"A-apa maksud Anda, Sir?" tanyaku gugup berusaha menjauh dari sentuhan tangannya di bibirku dengan gerakan yang erotis.

Bau alkohol tercium tajam di indra penciumanku sekarang. Astaga, pria ini benar-benar mabuk namun sepertinya ia tak hanya mabuk saja!

Sadar situasiku tak nyaman dan berbahaya maka segera saja aku mencoba menepis sentuhan tangannya di bibirku. Dapat kulihat kini tatapannya padaku pun berubah menjadi nafsu hanya dalam hitungan detik.

"Maaf, Sir. Sepertinya saya tak bisa membantu Anda. Saya mohon pamit,” ucapku lirih dengan wajah gugup luar biasa.

Namun belum sempat aku melangkah keluar, pria yang sudah dirundung nafsu itu pun menarik tubuhku dan mendekapnya dalam pelukannya erat, aku mencoba berontak melepaskan diri tapi tubuh besar dan berototnya jauh dari segalanya dibandingkan dengan tubuh rampingku.

"Sir, tolong lepaskan saya!" seruku mencoba berontak melepaskan diri.

Tapi bukan pria mabuk dan bernafsu namanya jika semua yang ia lakukan adalah untuk menuntaskan hasratnya, hingga tak menggunakan logika di saat seperti ini.

Daniel Noel melumat penuh nafsu bibirku yang masih tertutup rapat, lidahnya mencoba menggelitik berusaha menggoda bibirku agar terbuka, susah payah aku menahannya agar posisiku tetap terkendali dan tak di bawah kendali pria yang sudah hilang akal ini.

Daniel Noel mendesah dan mengeram di antara ciumannya yang dalam saat lidah panasnya berhasil melesak masuk ke dalam rongga mulutku dan mencoba menggelitik di dalam sana. Aku yang kalang kabut merasa kehabisan nafas dan bergerak liar memukul dan mendorong tubuh besarnya yang berat dan kokoh.

"Manis, kau manis sekali, Lucy..,” bisiknya serak dengan mata yang sudah di penuhi kabut nafsu.

"Astaga, Sir! Sadarlah, ini tidak benar!" seruku saat aku berhasil lepas dari ciuman mautnya.

Saat pria itu tengah menyesap aroma bawah tengkuk leherku di saat itu pula aku mendorong tubuhnya sekuat tenaga hingga akhirnya pria mundur menjauh dari tubuhku. Tak buang waktu, segera saja aku melangkah cepat keluar dari kamar mandi dan berlari menuju pintu keluar kamar. Namun sial, aku kalah cepat, Daniel Noel menangkap tubuhku kembali sebelum aku berhasil meraih daun pintu yang ada di depanku.

"Kau tak bisa pergi begitu saja, Lucy! Bantulah aku dan layani aku sekarang, aku berjanji tak akan menyakitimu!" ucapnya seraya menyeret tubuhku yang mencoba berontak melepaskan diri.

"Mr. Noel, sadarlah saya mohon! Anda adalah pria beristri!!" seruku panik mencoba mengingatkan.

"Persetan! Hari ini aku menginginkanmu!"

"Aarrgghh!!” Aku menjerit saat Daniel melemparkan tubuhku di ranjang besar dan segera mengungkungku dengan berat tubuhnya.

Seperti kesetanan, pria tampan yang kini berubah menjadi mengerikan itu melepas paksa pakaian yang masih melekat di tubuhku. Kesal karena aku berusaha menghalangi niatnya dengan kedua tanganku, ia pun menampar wajahku.

"Menurutlah jika kau tak ingin disakiti!" ucapnya dengan suara berat, bisa kurasakan gelombang nafsu setan sudah sampai ke ubun-ubun pria yang kini di atas tubuhku sekarang.

Aku yang hanya wanita lemah dengan tenaga yang tak seberapa tak bisa melawan kekuatan pria dengan postur tegap dan berotot, apalagi dengan kondisi mabuk dan dilingkupi nafsu menyala-nyala seperti sekarang.

"Oh, Tuhan. Apakah hari ini aku harus kehilangan kehormatan yang selama ini aku jaga? Bahkan kekasihku sendiri, Willyam tak pernah menyentuhku seperti ini."

Kini tubuhku polos dengan tanpa sehelai benang, dapat kulihat tatapan lapar Daniel Noel saat pandangannya tak lepas menyapu polos tubuhku di bawahnya. Seperti tak peduli dengan rintihan dan jeritan memohonku, ia mulai bergerak leluasa menjelajah setiap jengkal kulit tubuhku yang meremang ketakutan.

"Indah, kau indah sekali, Lucy..,” bisiknya di antara ciuman panasnya di kulit dadaku yang menonjol.

"Sir, saya mohon! Tolong lepaskan saya! Saya sekretaris Anda bukan jalang! Saya pastikan Anda akan menyesal setelah melakukannya!" seruku di antara tangis yang pecah.

"Aku tak peduli, karena saat ini aku hanya menginginkanmu. Aku pastikan aku akan bertanggung jawab padamu."

"Anda pria beristri, Sir! Tolong sadarlah!!" seruku kembali mencoba bangkit dari ranjang dengan sisa kekuatan yang kumiliki.

"Jangan mengujiku lagi! Sebelum aku bertindak kasar dan menyakitimu lagi!" Sungutnya dengan tatapan tajam kemudian melemparkan tubuhku kembali ke ranjang.

Dengan gerakan cepat, pria mengerikan itu kini melepas kain segitiga yang masih melekat menutupi tubuh bagian paling menonjol miliknya itu. Aku menggeleng dan bergerak liar menepis setiap sentuhan dan ciumannya di tubuhku. Ciumannya panas dan membabi buta hingga kemudian...

Aku menjerit kesakitan saat kurasakan sakit nyeri seperti terbelah di kulit bagian sensitif dan inti tubuhku yang telah terbuka paksa. Air mata menetes kembali dari pelupuk mataku kini.

Air mata kesakitan, air mata hina dan hancur secara bersamaan yang kurasakan sekarang ini. Aku hancur sekarang dan menjadi wanita hina bagai jalang setelah kehormatan yang aku jaga selama ini diambil paksa oleh pria terhormat yang selama ini aku kagumi dalam diam.

Seketika pandanganku mengenai Daniel Noel langsung berubah. Pria dingin, gagah, penuh wibawa dan berkharisma yang selama 3 tahun ini kukenal sekarang berubah dalam sekejap mata karena kesalahan satu malam.

Seperti tak peduli dengan rasa sakitku, Daniel terus bergerak tanpa jeda di atas tubuhku hingga peluh mulai membanjiri seluruh tubuhnya.

"Ooh, kau nikmat sekali, Lucy. Aku tak mau berhenti dan tak ingin berhenti..., ought!" Racaunya dengan pinggul yang semakin bergerak hardcore tanpa jeda. Semakin melesakkan miliknya yang panjang dan besar hingga ke dalam dasar liang milikku yang terasa sakit, sesak dan nyeri.

Aku menangis terisak tanpa henti karena merasa hancur dan hina. Sungguh seperti mimpi rasanya harus mengalami malam menyedihkan ini. Malam yang tak mungkin aku lupakan seumur hidupku nanti.

"Maafkan aku Willyam, maafkan aku.., hiks!" jeritku dalam hati di antara isak tangis yang tak bisa berhenti.

Daniel Noel terus melakukannya berulang kali, tanpa jeda, tanpa ampun dan tanpa belas kasihan sama sekali. Seolah hati nuraninya sudah mati dan tertutup oleh hasrat dan gairah yang menyala-nyala.

Hingga aku merasa lelah dan lemah untuk bisa bergerak lagi apalagi membuka mata. Tubuhku terasa rontok seperti tanpa tulang. Tak ada kenikmatan yang kurasakan karena aku tahu dan sadar kalau perbuatan ini salah, sangat salah! Hingga membuatku sekarang seperti wanita hina bagai jalang, karena melakukan malam pertama dan pergumulan panas ini dengan pria beristri. Istri yang jauh lebih dari segalanya dariku yang bukanlah apa-apa. Dalam sekejap semua impian dalam hidupku hancur karena sebuah kesalahan satu malam oleh hasrat yang tak bisa dibendung dari seorang pria yang aku kagumi dalam diam. Daniel Noel, atasanku sendiri.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status