Masih di kediaman Gabriela, Jakarta Pusat. Saat Gabriela sedang duduk di teras rumahnya, selang beberapa menit akhirnya Sherly dengan mobilnya datang menjemput Gabriela. Melihat kedatangan mobil Sherly, Gabriela segera keluar dan mengunci pintu rumah dan pagar rumahnya. Dari jarak kejauhan sekitar jarak 100 meter ada sebuah mobil Jeep Rubicon Hitam, ya itu adalah anak buah Braga yang di perintahkan untuk selalu menjaga Gabriela dari jauh. Saat mobil Sherly mulai berjalan sekitar lima menit, baru para anak buah Braga mengikutinya dari belakang.
Di dalam perjalanan, Braga menghubungi anak buahnya , yang bernama Jhony. Jhony adalah anak buah kepercayaan keluarga Braga, dan di dalam mobil sudah ada lima pengawal bertubuh tinggi dan tegap dan semua lulusan bela diri yang sering menang kejuaraan dunia.
"Halo Jhony, bagaimana kamu dan tim apa masih mengawasi Gabriela?"
"Halo boss Braga, ya ini kami mengikuti mobil sahabatnya nona Gabriela, kami tidak berani terllau dekat boss, kawatir nanti nona Gabriela akan curiga akan kehadiran kita boss".
"Okay kamu atur sajalah bagaimana baiknya, ikuti dia terus dia mau kemana, jangan sampai dia terluka sedikit pun ya, sampai kalian tidak bisa melindunginya, kalian tahu sendiri kan akibatnya".
"Baik boss, nanti kalau sudah sampai tujuan, saya akan berikan laporan pada boss lagi ya. Saya tutup telfonnya dulu ya boss".
"Okay kalian hati-hati ya jangan pernah ceroboh".
"Baik boss".
Satu jam perjalanan sudah ditempuh menuju tempat bimbingan belajar dimana Sherly bekerja, sesampainya di sana, Sherly langsung mengajak Gabriela untuk menemui pimpinan bimbel. Dia bernama Demyan Wijaya ya wajahnya juga tampan seperti wajah artis Vino Sebastian. Lalu selang beberapa menit Sherly meminta Gabriela untuk masuk ke ruangan pimpinan bimbingan belajar tersebut. Secara perlahan Gabriela mengetuk pintu ruangan Demyan.
"Tokk...Tokkk".
"Ya silahkan masuk. Heii Gabriela ya".
"Ya pak Demyan".
"Hmm eh saya sampai lupa, silahkan duduk, jangan berdiri saja nanti tambah tinggi kamu hahaha".
"Hehehe, ya pak".
"Hmm jadi bagaimana apakah kamu siap dengan tawaran dari saya, mengenai menjadi guru private untuk pelajaran matematika dan bahasa Inggris, apakah kamu bersedia, untuk waktunya nanti terserah kamu saja ya, kalau sekiranya tidak ada kegiatan ya senin sampai hari jumat, tetapi kalau mungkin kamu ada kegiatan, ya bisa seminggu empat kali pertemuan. Masalah salary sudah diberitahukan sama Sherly kan?"
"Saya sudah siap pak Demyan, kebetulan saya sudah dua tahun menganggur, jadi kapan saya sudah bisa mengajar pak?"
"Hmm ini kan hari Jumat ya, bagaimana kalau kamu mulainya senin saja ya, biar hitungan salarynya mudah nanti".
"Baik pak, oh iya masalah CV saya bagaimana pak, apa menyusul saja?"
"Tidak perlu buat apa Gaby, hehehe, saya sudah melihat nilaimu dari Sherly. Jadi sudah cukup, kan Sherly yang sudah merekomendasikanmu".
"Hehehe ya sudah pak, kalau tidak ada hal lain lagi, apakah saya boleh pulang?"Tanya Gabriela
"Hmm ..ya bolehlah, sampai ketemu hari senin ya, nanti saya kasih tahu jadwal kamu ya".
"Ya pak Demyan terima kasih banyak, saya pamit undur diri dulu".
"Silahkan Gaby".
Setelah selesai bicara dengan pimpinan bimbel, Gabriela segera keluar dari ruangan itu dan memesan taxi online untuk pulang ke rumah, melihat Gabriela keluar dari ruangan Demyan, Sherly mendekat ke arah Gabriela.
"Heii Gaby, bagaimana sudah bicara sama pak Demyan , hmm so bagaimana, kamu jadi kan bergabung di sini?"
"Ya jadi koq, tetapi aku mulainya hari senin saja , biar hitungan salarynya mudah kata pak Demyan".
"Hmm terus, bagaimana menurutmu pak Demyan itu, tampan kan orangnya?"
"Hadehhh Sherly kamu ini, selalu saja tidak bisa melihat lelaki tampan sedikit, memang tunanganmu mau di kemanain, hahaha, dasar, ya sudah aku pulang dulu ya, taxi onlinenya sudah tiba, sampai ketemu hari senin ya Sherly".
"Ya okay, kamu hati-hati ya , jangan lupa berkabar kalau sudah sampai rumah ya".
"Siap, ya sudah awas jangan tidak setia sama tunanganmu".
"Yeyy biarkan sajalah, di sini ya lain lagi, tunangan ya beda lagi, lagi pula masih jauh lebih tampan pak Demyan, hahaha'.
"Hmm dasar kamu ya dari jaman kuliah tidak pernah berubah, ya sudah aku jalan dulu ya".
"Ya hati-hati Gaby".
"Okay kamu juga ya"
Gabriela lalu segera menaiki taxi online yang dia pesan, dari arah berlawanan, orang suruhan Braga masih terus berjaga dan mengawasi Gabriela dari jauh.
"Heiii jangan dulu putar balik, biarkan taxi nona Gabriela jalan dulu, yang ada nanti kita ketahuan kalau kita sedang mengikutinya".Jhony bicara dengan pengawal yang sedang menyetir mobil Jeep Rubicon hitam itu
"Ohh okay Jhony'.
"Ya hati-hati, jangan sampai kita ceroboh, wah gawat bisa-bisa gaji kita nggak turun nanti, kamu tahu kan boss Braga kalau sudah kasih ulitimatum, kita sudah pasti tidak bernyawa lagi besok, sudah tunggu dulu biar taxinya jalan duluan dulu'.
"Okay Jhony.
Lalu Jhony melaporkan kepada Braga, kalau Gabriela baru saja dari Bimbel Pelita jaya, ternyata bimbel tempat Gabriela bekerja nanti itu merupakan salah satu saham milik Braga Ueda juga, lalu Braga menelfon Demyan.
"Tutttsss...Tuttssss'
"Halo ya boss Braga, ada yang bisa saya bantu, apa boss mau berkunjung ke sini ya?"
"Hmm Demyan, aku hanya mau bertanya apa benar tadi ada wanita muda yang bernama Gabriela datang ke bimbel kita ya".
"Ya betul boss Braga, saya mau dia menjadi guru private di sini, karena kita butuh banyak pengajar private boss, dan saya juga sudah jelaskan salary yang akan dia dapatkan sekitar Rp.6.000.000,- perbulannya".
"Hmm tambahkan lagi ya salarynya, kamu kasih saja Rp.10.000.000,-".
"Baik boss Braga, hmm apakah ada lagi yang perlu saya bantu?'Tanya Demyan
"Hmm tidak perlu, kapan Gabriela masuk dan mengajar di bimbel kita Demyan?"
"Saya minta hari senin saja boss Braga biar mudah hitungan gajinya?"
"Ya ada pesan untukmu ya, nanti batas kerja Gabriela hanya sampai tiga bulan ya, selebihnya biar menjadi urusanku, karena aku jauh lebih membutuhkan dia nantinya'.
"Maaf maksudnya untuk apa Boss Braga hanya memberi waktu tiga bulan, kan Gabriela tidak pernah aneh-aneh orangnya'.
"Hmm Demyan kamu masih mau bekerja sama saya kan, kalau masih jangan pernah bertanya lagi, karena bukan urusanmu ya".
"Maafkan saya boss Braga, saya sudah lancang'.
"Ya sudah lain kali jangan lagi ikut campur yang bukan urusanmu ya, aku sudah menggajimu, cukup ikuti perintahku, sampai sini paham kan Demyan?"
"Paham bosss Braga, sekali lagi maafkan saya".
"Ya sudalah, saya tutup dulu telfonnya, ingat hanya boleh tiga bulan saja Gabriela kerja di sana menjadi guru private ya, jangan sampai dia terlalu letih, ada apa-apa sama Gabriela dan kecapaean, saya yang akan beri perhitungan sama kamu"?
"Baik boss Braga siap, maafkan saya'.
"Ya sudah , aku harus lanjutkan pekerjaan lagi. Kembalilah pada pekerjaamu.
"Baik boss Braga.
Sesampainya di rumah Braga yang berada di Swiss, Braga hanya menurunkan Gaby dan beberapa koper mereka. Rumah yang tidak kalah besar dengan Braga Mansion yang ada di Jakarta, Indonesia, namun designnya lebih terlihat gaya Bram pada waktu itu."Hmm...kalau melihat rumah ini, aku jadi terigat rumah kamu dulu Bram. Persis sekali bagunannya."Ohh kalau rumah yang dulu itu hanya rumah dinas Gaby sayang, tetapi kalau yang ini rumah baruku, sengaja aku design persis, karena biar membuatku selalu ingat kenangan kita 19 tahun yang lalu, dimana kamu selalu minta masakin masakan ayam goreng kremes sama aku hahaaa."Ya masakanmu enak, lebih enak dari restauran, kenapa tidak buka restauran saja, kalau kamu juga ada bakat di kuliner."Hmm..ya nanti aku pikirkan ya, nanti kamu ya yang mengelola, aku tidak mungkin memegang restauran, urusanku di luar masih banyak, belum lagi menjalankan amanat dari Braga sahabatku yang kaya raya itu."Hadehh Brag
Setelah melewati perjalanan yang panjang, akhirnya dengan pesawat pribadi milik Braga, mereka tiba di Swiss. Gaby yang masih tertidur di dalam pesawat, membuat Braga alias Bram tersenyum simpul, lalu membangunkannya dengan mencium kedua mata Gaby secara lembut."Mmuuaacchh"Braga mencium Gaby, heii Gaby sayang, sudah sampai sayang, coba lihat ada dimana kita."Hmm..iyakah sudah sampai, wow..dimana ini Bram, jangan bilang kita di Swiss."Yap betul sayang, inilah negara impianmu kan Swiss, untuk princessku tidak pernah masalah buatku."Hikksss..hikksss"Bram makasih ya, aku pikir kamu akan melupakan semua janjimu, ternyata aku salah cinta sejati itu memang masih ada"Heii..seharusnya kamu senang my princess Gaby sayangku, ya sudah kita turun sekarang ya, terserah apapun yang mau kamu lakukan, karena kamu ratu pilihanku."Hehehe"Gaby tertawa bahagia dan memeluk erat Braga."Sudah pelukannya, nanti kalau aku tiba-tiba menginginkan itu
Kembali ke kediaman Braga Mansion, tak terasa sudah pagi, seperti biasa beberapa pengawal masih senantiasa menjaga kediaman Braga, namun tiba-tiba, kedatangan tante Lidya membuat tekejut semua pengawal, terutama Alfons. Segera dia keluar dan menghadap tante Lidya yang merupakan tante kandung dari Braga, ya sifatnya paling angkuh dan sering merendahkan seseorang."Heii...Alfons, bawakan tolong koper-koper saya ya. Mana Braga apakah dia sudah berangkat ke kantor?"Tanya Lidya"Selamat pagi nyonya Lidya, ya mari saya sudah siapkan kamarnya, maaf tuan Braga sedang liburan sepertinya."Liburan kemana, dengan siapa,jangan bilang dengan wanita kampung masa kecilnya itu ya."Hmm..maaf saya kurang tahu nyonya Lidya."Ahh..kamu ini alasan saja, jangan pura-pura tidak tahu, kamu itu salah satu orang kepercayaan Braga. Tidak mungkin Braga tidak memberitahumu."Tidak nyonya, saya benar-benar tidak mengetahui sama sekali kali ini."Ya sudah mana bib
Kembali ke Gaby dan Braga yang sedang menuju suatu tempat, dua jam perjalanan akhirnya mereka tiba di sebuah bandara yang terkenal yaitu bandara Soekarno Hatta, Braga sudah menyiapkan pesawat pribadinya untuk mengajak Gaby jalan-jalan, untuk mengobati rasa rindu mereka karena sudah terpisah lama, dan sebagai kado terindah untuk Gaby, Gaby pun belum menyadari kalau Braga juga sudah menyiapkan kado lainnya untuk wanita yang sangat dia cintai. Braga alias Bram terus menggandeng tangan Gaby dengan erat dan membawanya ke dalam pesawat pribadinya. Gaby bingung dan tidak bisa berkata apa-apa, dia baru merasakan hidup seperti tuan putri."Hmm..Bram ini kita mau kemana sich, ini pesawat pribadimu ya, perasaan kita tadi lewat bandara lancar-lancar saja."Hahaa..ya lah kan menggunakan pesawat pribadiku, mereka semua mengenalku, sudahlah jangan cerewet masuk sayang, duduklah dulu, kita tunggu pilotnya sebentar ya. "Lalu apakah ada pramugarinya juga di sini?"Tanya Gaby"Adal
Tiga jam berlalu, jam sudah menunjukkan pukul 23.00 malam. Akhirnya Rachel terbangun setelah tadi meminum obat dari Sherena, dan dia melihat sekelilingnya sudah sepi dari suara-suara lalu lalang seseorang baik itu yang ingin menjenguk pasien, maupun pasien yang sedang dalam pengobatan. Tak lama suster jaga masuk untuk memeriksa keadaan Rachel."Hmm…nona Rachel selamata malam, maaf ya nona mau cek tensi dan suhu tubuh dulu ya,"Oh..iya suster silahkan, oh iya tadi kalau tidak salah saya mendengar ada suara ramai-ramai seperti suara histeris ada apa suster."Hmm..itu nona Rachel, pasien kamar VVIP sebelah, baru saja meninggal tiga jam yang lalu, karena sebuah kecelakaan di tempat pekerjaan, dan kondisinya sangat mengenaskan, kepalanya terpisah dari badannya nona."Haduhhh…suster jangan buat saya takut dong, serius sudah meninggal orangnya baru tiga jam yang lalu."Ya tentu sudah meninggalah nona, kepalanya sudah terpisah dari badanya, tiga jam ya
Kembali ke Rachel si wanita cantik yang angkuh, masih dalam keadaan kesal, Rachel tiba di rumah sakit terdekat, dia teringat di rumah sakit ini dia mempunyai sahabat yang bekerja sebagai dokter umum, Rachel awalnya enggan untuk masuk ke ruang pemeriksaan, karena dia kawatir sahabat dokternya itu akan menertawainya, karena Rachel memakai baju yang tidak biasa, yaitu daster ibu-ibu, hahaha bisa kebayang kan kesalnya dia, dan malunya dia, sehingga dia menggunakan masker di wajahnya, agar media tidak mempublikasikannya. Dan benar saja, yang bertugas malam ini adalah sahabatnya yang bernama dokter Sherena. Namun sang dokter saat membaca nama pasien "Rachel Wu". Dokter itu langsung terkejut. Apakah ini Rachel Wu anak pengusaha yang sudah dikenalnya itu."Hmm…tunggu anda Rachel Wu, hahaaa…Rachel ya , heii bukalah maskermu?"Tanya Dokter Sherena"iihhh…sssttt diam Sherena, jangan terlalu kencang, aku malu tahu, aku kalau tidak terpaksa, aku tidak mau berpenampi