Jakarta pagi yang cerah, aku Gabriela Orlando, aku sudah lulus dari kuliah jurusan Manajemen Bisnis. Sudah dua tahun ini aku belum mendapatkan pekerjaan, di rumah tiap hari hanya makan , tidur dan olahraga terus saja seperti itu. Ibuku seorang manajer salah satu hotel di Jakarta Pusat, sementara ayahku adalah seorang pengusaha khusus percetakan kalender,kartu nama dan lain-lain.
"Walau aku lulus kuliah dengan nilai terbaik entah apa yang membuatku susah mendapatkan pekerjaan, sekalinya dapat pekerjaan gajinya di bawah upah minimum tidak sesuai dengan ijasahku. Aku ingin sekali mempunyai penghasilan sendiri tanpa harus merepotkan kedua orang tuaku, dan aku ingin sekali mempunyai perusahaan sendiri nantinya, ya tapi mau bagaimana, kerja saja belum dari mana aku bisa mendirikan perusahaan sendiri".Gumam Gabriela
Hari ini padahal cuaca sangat cerah sekali, tetapi kenapa hari-hari Gabriela tidak bisa secerah pagi ini. Mungkin karena Gabriela belum mendapatkan pekerjaan hingga detik ini. Lalu saat Gabriela sudah membersihkan diri dan bersiap untuk jogging di sekitar taman perumahannnya, sahabat baiknya yang bernama Sherly datang menemuinya dan ikut jogging pagi ini.
"Heii Gaby, ayo jogging, jadi tidak?" Tanya Sherly
"Jadilah, masa tidak jadi, oh iya bagaimana apakah kamu sudah mendapatkan kabar baik dari pamanmu, barang kali di perusahaan pamanmu masih terima lowongan".
"Hmm maaf Gaby, belum ada lowongan yang kosong di perusahaan pamanku, tetapi aku ada tawaran menarik bagaimana?"
"Tawaran menarik apa maksudmu?"Tanya Gabriela
"Ya jadi aku kan bekerja di salah satu bimbingam belajar, nah kebetulan mereka lagi mencari guru private pembimbing yang bisa mengajar secara private untuk anak-anak SD khususnya kelas 3 dan 4, gimana lumayan lho Gaby salarynya, ya sekitar 6 juta per bulan".
"Hmm tetapi mata pelajaran apa?"
"Simple hanya matematika dan bahasa inggris, aku berani rekomendasikan kamu karena nilai-nilaimu untuk kedua mata pelajaran itu kan bagus sekali".
"Ya sudah okay kalau begitu, dari pada aku menganggur, sambil menunggu lowongan pekerjaan di kantor, aku terima saja lah".
"Ya sudah selesai jogging nanti kita siap-siap dan langsung ke tempat bimbelku ya, karena atasanku sudah menunggu kabar dari kamu".
"Okay kebetulan masih ada satu set CV lagi, nanti sekalian aku bawa surat lamarannya ya".
"Sudah tenang saja, surat lamarannya bisa menyusul, kan aku yang merekomendasikanmu, jadi tidak perlu data-data itu, kamu siap ya langsung kerja".
"Okay siip, makasih ya Sherly".
"Ya sama-sama Gaby".
Akhirnya setelah berjalan beberapa meter Gabriela dan Sherly sampai di sebuah taman, di situlah mereka olahraha Jogging, dan di sebuah taman itu ada sebuah sedan mewah Roll Roys putih, dan kacanya tidak bisa terlihat dari luar. Ya itu adalah mobilnya tuan Braga seorang pengusaha sukses berdarah Jepang dan Indonesia, nama lengkapnya adalah Braga Ueda.
Braga sudah lama memperhatikan Gabriela, semenjak duduk di bangku kuliah, entah apa yang membuat Braga begitu menyukai Gabriela sehingga Braga seoalah-olah dibuat mematung setiap kali melihat Gabriela tertawa dan tersenyum dengan cantiknya. Di dalam mobil sang supir pribadi Braga yang bernama Alfons, memberanikan diri bicara dengam Braga.
"Maaf tuan Braga, sebenarnya ada apa dengan kedua wanita cantik itu, sepertinya tuan sering sekali memperhatikan mereka. Maaf saya lancang tuan Braga.
"Hmm tidak apa-apa, aku hanya menyukai wanita yang rambutnya di ekor kuda itu yang pakai kaos ketat putih".
"Wah ya memang cantik sekali ya tuan, tetapi apakah tuan sudah mengenal sebelumnya?"
"Aku dulu sahabat kecilnya. Saat itu aku masih berumur 10 tahun dan dia masih berumur 5 tahun, dia mungkin tidak ingat siapa aku, tetapi aku selalu memperhatikanya sudah lama , aku dulu tinggal di sini...namun karena ayahku bertugas sebagai duta besar, mau tidak mau aku ikut pindah, dia tidak tahu kalau aku ini kakak Bram kesayangannya, ya aku tidak pernah memberitahukanya nama asliku Braga Ueda, dia hanya memanggilku Bram.
"Lalu kenapa tidak turun sekarang tuan Braga?"Tanya sang supir
"Jangan dulu, belum saatnya, aku masih banyak urusan, tolong ya nanti koordinasi sama semua pengawal untuk selalu menjaga Gabriela..Ya Wanita itu namanya Gabriela, dulu saat masih kecil, dia selalu aku panggil dengan sebutan Princess. Ya karena dari kecil memang dia sudah sangat cantik".
"Saya sangat setuju kalau tuan Braga menikahi nona Gabriela".
"Hahaha ....ya itu pasti sebentar lagi, setelah semua urusanku selesai. Ya sudah jalan ke kantor sekarang".
"Baik tuan Braga".
Akhirnya Braga meninggalkan taman itu dan segera menuju ke kantornya. Dari kejauhan Sherly selalu memperhatikan mobil sedan mewah hitam ini, Sherly bingung kenapa mobil itu selalu ada kalau dia dan Gabriela sedang berolahraga di taman. Melihat Sherly melamun, Gaby alias Gabriela mendekat dan menepuk pundak Sherly.
"Heiii...door...Sherly...Sherly habis olahraga koq melamun, kamu habis lihat apa sich".
"Hahaaa kamu ini bikin kaget aja, itu lho aku perhatikan sedan mewah yang ada di taman tadi koq sering ya dia ada di sini, asalkan kita jogging dia pasti ada".
"Ahh kamu ini ada-ada saja, mungkin dia memang mau ngadem di taman kali, kan udaranya segar".
"Yah kamu dibilangin tidak percaya, sedan mewah itu selalu ada kalau kita berdua lagi jogging, ini bukan kebetulan,pasti ada sesuatu ini".
"Hahahaa lebay kamu ahh, ini pasti kebanyakan nonton sinetron jadi lebay kamu hahhahaa".
"Ya sudah lihat saja nanti, pasti dia itu sedang mengincar salah satu dari kita".
"Hahahaa kan mulai lagi baperan kamu kayak krupuk melempem, sudahlah pulang yuk, matahari dah mulai nongol..nanti kulit kita belang kayak Zebra".
"Ya sudah pulang yuk, aku lapar sekali Gaby, ya sudah ya kita berpisah di sini, nanti aku jemput saat mau berangkat ke bimbel ya, ya sekitar dua jam dari sekarang lah, aku mau mandi dan makan dulu. Nanti aku datang ke rumahmu ya, inget tidak perlu bawa surat lamaran, cukup bawa badan saja karena aku yang rekomendasikan kamu, atasanku sudah setuju dan ingin berbicara langsung sama kamu".
"Okay aku tunggu ya Sherly, aku juga mau mandi dan makan dulu, see you".
"See you too Gabriela".
Gabriela dan Sherly akhirnya masing-masing kembali ke rumah mereka. Dua jam lagi mereka bertemu lagi, Sherly nanti akan mengajak Gabriela ke tempat bimbelnya, agar Gabriela mempunyai kesibukan.
Dua jam sudah berlalu dengan cepat, Gabriela tengah bersiap dengan setelan kemeja dan celana panjang, saat sedang merapikan bajunya , ibu Gabriela juga baru mau berangkat kerja menuju hotel.
"Gaby sayang, lho kamu tadi dari jogging ya sama Sherly?"
"Jadi mami sebentar tetapi, hmm mami mau berangkat kerja ya".
"Ya ...oh iya kamu...mau kemana sudah rapih dan cantik, mau melamar pekerjaan ya".
"Hmm ya mami , kebetulan di tempat bimbel yang Sherly bekerja sedang mencari guru private, ya lumayanlah salarynya, dan hanya mengajar dua mata pelajaran matematika dan bahasa inggris kelas 3 dan 4 SD. Ya aku ambil saja ya mami dari pada aku menganggur, aku tidak ingin selalu merepotkan mami".
"Ya sudah mami dukung-dukung aja, tetapi memangnya kamu bisa mengajar Gaby, hehehe menjadi guru itu tidak mudah lho, harus sabarnya ekstra apalagi anak-anak SD".
"Tenang mami aku sudah siap koq akan hal ini".
"Ya sudah mami jalan dulu ya, nanti pulang maleman mungkin, kamu hati-hati ya Gaby, mmuuaachh".
"Siap mami juga hati-hati ya, mmuuaacchh".
Sesampainya di rumah Braga yang berada di Swiss, Braga hanya menurunkan Gaby dan beberapa koper mereka. Rumah yang tidak kalah besar dengan Braga Mansion yang ada di Jakarta, Indonesia, namun designnya lebih terlihat gaya Bram pada waktu itu."Hmm...kalau melihat rumah ini, aku jadi terigat rumah kamu dulu Bram. Persis sekali bagunannya."Ohh kalau rumah yang dulu itu hanya rumah dinas Gaby sayang, tetapi kalau yang ini rumah baruku, sengaja aku design persis, karena biar membuatku selalu ingat kenangan kita 19 tahun yang lalu, dimana kamu selalu minta masakin masakan ayam goreng kremes sama aku hahaaa."Ya masakanmu enak, lebih enak dari restauran, kenapa tidak buka restauran saja, kalau kamu juga ada bakat di kuliner."Hmm..ya nanti aku pikirkan ya, nanti kamu ya yang mengelola, aku tidak mungkin memegang restauran, urusanku di luar masih banyak, belum lagi menjalankan amanat dari Braga sahabatku yang kaya raya itu."Hadehh Brag
Setelah melewati perjalanan yang panjang, akhirnya dengan pesawat pribadi milik Braga, mereka tiba di Swiss. Gaby yang masih tertidur di dalam pesawat, membuat Braga alias Bram tersenyum simpul, lalu membangunkannya dengan mencium kedua mata Gaby secara lembut."Mmuuaacchh"Braga mencium Gaby, heii Gaby sayang, sudah sampai sayang, coba lihat ada dimana kita."Hmm..iyakah sudah sampai, wow..dimana ini Bram, jangan bilang kita di Swiss."Yap betul sayang, inilah negara impianmu kan Swiss, untuk princessku tidak pernah masalah buatku."Hikksss..hikksss"Bram makasih ya, aku pikir kamu akan melupakan semua janjimu, ternyata aku salah cinta sejati itu memang masih ada"Heii..seharusnya kamu senang my princess Gaby sayangku, ya sudah kita turun sekarang ya, terserah apapun yang mau kamu lakukan, karena kamu ratu pilihanku."Hehehe"Gaby tertawa bahagia dan memeluk erat Braga."Sudah pelukannya, nanti kalau aku tiba-tiba menginginkan itu
Kembali ke kediaman Braga Mansion, tak terasa sudah pagi, seperti biasa beberapa pengawal masih senantiasa menjaga kediaman Braga, namun tiba-tiba, kedatangan tante Lidya membuat tekejut semua pengawal, terutama Alfons. Segera dia keluar dan menghadap tante Lidya yang merupakan tante kandung dari Braga, ya sifatnya paling angkuh dan sering merendahkan seseorang."Heii...Alfons, bawakan tolong koper-koper saya ya. Mana Braga apakah dia sudah berangkat ke kantor?"Tanya Lidya"Selamat pagi nyonya Lidya, ya mari saya sudah siapkan kamarnya, maaf tuan Braga sedang liburan sepertinya."Liburan kemana, dengan siapa,jangan bilang dengan wanita kampung masa kecilnya itu ya."Hmm..maaf saya kurang tahu nyonya Lidya."Ahh..kamu ini alasan saja, jangan pura-pura tidak tahu, kamu itu salah satu orang kepercayaan Braga. Tidak mungkin Braga tidak memberitahumu."Tidak nyonya, saya benar-benar tidak mengetahui sama sekali kali ini."Ya sudah mana bib
Kembali ke Gaby dan Braga yang sedang menuju suatu tempat, dua jam perjalanan akhirnya mereka tiba di sebuah bandara yang terkenal yaitu bandara Soekarno Hatta, Braga sudah menyiapkan pesawat pribadinya untuk mengajak Gaby jalan-jalan, untuk mengobati rasa rindu mereka karena sudah terpisah lama, dan sebagai kado terindah untuk Gaby, Gaby pun belum menyadari kalau Braga juga sudah menyiapkan kado lainnya untuk wanita yang sangat dia cintai. Braga alias Bram terus menggandeng tangan Gaby dengan erat dan membawanya ke dalam pesawat pribadinya. Gaby bingung dan tidak bisa berkata apa-apa, dia baru merasakan hidup seperti tuan putri."Hmm..Bram ini kita mau kemana sich, ini pesawat pribadimu ya, perasaan kita tadi lewat bandara lancar-lancar saja."Hahaa..ya lah kan menggunakan pesawat pribadiku, mereka semua mengenalku, sudahlah jangan cerewet masuk sayang, duduklah dulu, kita tunggu pilotnya sebentar ya. "Lalu apakah ada pramugarinya juga di sini?"Tanya Gaby"Adal
Tiga jam berlalu, jam sudah menunjukkan pukul 23.00 malam. Akhirnya Rachel terbangun setelah tadi meminum obat dari Sherena, dan dia melihat sekelilingnya sudah sepi dari suara-suara lalu lalang seseorang baik itu yang ingin menjenguk pasien, maupun pasien yang sedang dalam pengobatan. Tak lama suster jaga masuk untuk memeriksa keadaan Rachel."Hmm…nona Rachel selamata malam, maaf ya nona mau cek tensi dan suhu tubuh dulu ya,"Oh..iya suster silahkan, oh iya tadi kalau tidak salah saya mendengar ada suara ramai-ramai seperti suara histeris ada apa suster."Hmm..itu nona Rachel, pasien kamar VVIP sebelah, baru saja meninggal tiga jam yang lalu, karena sebuah kecelakaan di tempat pekerjaan, dan kondisinya sangat mengenaskan, kepalanya terpisah dari badannya nona."Haduhhh…suster jangan buat saya takut dong, serius sudah meninggal orangnya baru tiga jam yang lalu."Ya tentu sudah meninggalah nona, kepalanya sudah terpisah dari badanya, tiga jam ya
Kembali ke Rachel si wanita cantik yang angkuh, masih dalam keadaan kesal, Rachel tiba di rumah sakit terdekat, dia teringat di rumah sakit ini dia mempunyai sahabat yang bekerja sebagai dokter umum, Rachel awalnya enggan untuk masuk ke ruang pemeriksaan, karena dia kawatir sahabat dokternya itu akan menertawainya, karena Rachel memakai baju yang tidak biasa, yaitu daster ibu-ibu, hahaha bisa kebayang kan kesalnya dia, dan malunya dia, sehingga dia menggunakan masker di wajahnya, agar media tidak mempublikasikannya. Dan benar saja, yang bertugas malam ini adalah sahabatnya yang bernama dokter Sherena. Namun sang dokter saat membaca nama pasien "Rachel Wu". Dokter itu langsung terkejut. Apakah ini Rachel Wu anak pengusaha yang sudah dikenalnya itu."Hmm…tunggu anda Rachel Wu, hahaaa…Rachel ya , heii bukalah maskermu?"Tanya Dokter Sherena"iihhh…sssttt diam Sherena, jangan terlalu kencang, aku malu tahu, aku kalau tidak terpaksa, aku tidak mau berpenampi
Selang beberapa menit, Rachel pun keluar dari kamar tamu dengan langkahnya yang tidak nyaman karena menggunakan baju bibi Runi yang berbau aroma minyak angin, Braga menahan ketawanya, lalu Braga memerintahkan Jhony untuk mengantarkan Rachel ke rumah sakit terdekat. Melihat Rachel sudah pergi menuju rumah sakit, Braga lalu berangkat menuju rumah Gaby, ya Braga alias Bram mau memberi kejutan pada Gaby, karena mereka sudah lama tidak bertemu, Braga mendapatkan pesan singkat dari Eric kalau Gaby ada di rumah, segera Braga menggunakan mobil lamanya yang berjenis Grand Ceerokee. Lalu dia segera masuk mobilnya dengan beberapa coklat di tangannya dan sebuah kalung indah yang sudah lama dipersiapkan oleh Braga untuk kado ulang tahunnya Gaby, Braga membelikan kalung termahal di dunia dan hanya ada tiga di dunia. Kalung ini dia persembahkan untuk wanita yang paling dia sayangi. "Okay kalung sudah, cokelat juga sudah, parfumku yang seperti biasa saat dulu aku pakai dari aku berumur sepuluh tahu
Masih di kediaman Braga mansion, setelah selesai memasak semua masakan kesukaan Braga, Braga lalu secara perlahan memasuki dapur kembali. Braga berencana untuk mengerjai Rachel, dia memanggil bibi Runi dan meminta menaruh banyak lada di makananya dan memberikan udang yang sudah dihaluskan, ya Braga sudah menyiapkan ini jauh-jauh hari sengaja suatu saat untuk mengerjai Rachel, karena Braga tahu Rachel alergi sekali dengan yang namanya lada dan udang."Hmm bibi Runi sebentar ambilkan dua tempat terpisah, kita kerjain Rachel hahaha."Hehehe tuan muda Braga jangan ahh, kasian nona Rachel."Ahh sudah bibi Runi tenang saja, sekarang ini sudah saya siapkan tolong semenit saja di masak lagi tambahkan nah ini dia lada dan udang kering yang sudah saya haluskan, bibi tahu kan Rachel itu paling alergi sekali dengan yang namanya udang dan lada hahahah, kita kerjain dia balik bibi, biar dia tidak semena-mena lagi sama orang. Nah sini biar saya yang tumis masakannya."Astaga
Setelah selesai mengantarkan minuman untuk Rachel, akhirnya bibi Runi kembali menuju dapur, karena mau menyiapkan makan malam untuk Braga dan para pengawal Braga Mansion, Alfons yang masih berjaga di dapur, melihat tingkah Rachel dari kejauhan, dia hanya menggelangkan kepalanya, wanita secantik dan sepintar Rachel tidak disangka akan memiliki sikap yang tidak bisa memanusiakan manusia. Alfons lalu memberikan pengertian kepada bi Runi untuk selalu sabar menghadapi Rachel."Hmm bi Runi, yang sabar ya, memang nyonya Rachel begitu, sudah dari dulu, bawelnya tidak tahan, saya kalau dah lihat dia datang, lebih memilih diam, tetapi bi Runi tidak perlu cemas, saya sudah kirim videonya saat bi Runi disiram air jeruk, jadi bi Runi tidak usah takut sama dia ya."Justru saya bingung, koq bisa tuan muda Braga mau ya dijodohin sama nyonya Rachel yang sikapnya kasar, padahal setahu bibi Runi, tuan muda pernah cerita sudah punya kekasih, namun masih di rahasilakan identitasnya."Hmm