“Bukankah dia adalah seorang IronClaw yang hebat dan aku hanya bos gangster tanpa keterampilan apapun? Bukankah itu yang dikatakannya padaku tadi?” Diego menjawab dengan ejekan."Bajingan!" Mike bergumam sembari memaki Diego. Mike bangun perlahan dan berusaha menahan rasa sakitnya saat ini, untuk mempersiapkan diri melawannya."Aku baik-baik saja, Bos. Hanya tertembak di lengan bukan berarti aku akan langsung kalah dengan bajingan itu." ucap Mike dengan napas terengah.Maia mengangguk mengerti, kemudian pandangannya ia edarkan pada Monica yang terisak di samping anak buahnya yang lain."Monica, apa Valeria baik-baik saja?" Maia masih sempat bertanya tentang keadaan bayinya pada Monica."Setelah banyak keburukan yang kami alami, aku masih bisa menjaga Valeria untukmu, Ruby. Jika bisa, tolong akhiri kekejaman ini," jawab Monica dengan lirih. Maia mengangguk lagi sembari mengusap lelehan air matanya."Ayo kita mulai!" ucap Luna yang telah menunggunya dengan senyuman mengejek lalu segera
“Melihatmu sudah berani membunuh banyak orang dan terlihat nyaman berdiri di kumpulan anak buah Diego, itu artinya kau sangat siap menyambutku,” ucap Maia dingin."Tenang saja, aku tidak akan mengecewakanmu yang sepertinya sangat ingin melawanku. Mari kita lihat seberapa banyak kemampuan dan setinggi apa kepercayaan dirimu untuk melawanku,”“Aku juga akan lihat seperti apa wanita murahan yang dulu selalu menjilat kakiku, kini dipelihara sebagai anjing oleh ular seperti Diego." Sambung Maia tanpa tersenyum dan menatap tajam ke arah Luna.“Terima kasih, aku anggap itu pujian. Ah, aku semakin bersemangat untuk menguji kemampuanku setelah latihan setahun ini. Kuharap kau tidak menyimpan tenagamu, Maia Queen yang hebat." Luna membalas dengan nada sindiran. Ia terlihat siap dengan membuka jaket kulit di tubuhnya.Maia sedikit terkesiap melihat bentuk tubuh Rose yang dikenalnya dulu lemah, kini terlihat lebih tegap dan padat. Di len
"Wanita bajingan! Kau memakaikan bom pada tubuh anakku?! Kau benar-benar iblis sesungguhnya, Rose!" teriak Maia yang sangat marah, tapi suaranya tidak cukup sampai ke telinga Luna.Jadi, wanita it uterus saja bicara dengan pengeras suara di tangannya.‘Tidak hanya di pada putramu tapi juga di pinggang wanita itu.’‘Jadi tembak mati saja aku sesukamu kalau kau tidak sayang dengan nyawa ketiganya. Pemicu bomnya ada pada bos kami dank au kenal dia. Diego.’‘Dia akan tahu jika aku mati, maka pemicu bomnya akan langsung ditekannya dan anak-anak ini akan langsung… Booom!!!’Luna sangat santai, berikut tawa mengerikan yang tetap terdengar darinya.‘Jadi keluarlah sekarang atau akan kupukuli anak-anak ini sampai mati tepat di pantauanmu!’‘Dan ya, beritahukan pada para anak buahmu agar tidak melakukan pergerakan lagi atau kalian semua akan melihatku dan keluargamu ini meledak di tempat ini!’ Luna kembali mengancam.Semua orang memang diam dan membuat Luna tertawa puas, tapi dia tidak tahu jik
Seorang anak buah Diego menghampiri Luna dengan panik hingga Luna dan Leo serta Monica menoleh ke arah yang sama.“Nona, Bos belum datang tapi kita sudah diserang! Banyak orang-orang kita yang sudah mati tertembak di batas masuk wilayah depan!” anak buah Diego melaporkan situasi pada Luna.“Sial! Jadi wanita itu sudah sampai lebih dulu sebelum waktunya, ha? Baiklah, aku yang akan menghadapinya.”“Kalian tahan dulu serangannya sebelum dia masuk ke dalam. Usahakan jangan mati karena kita harus menunggu Diego datang.”“Aku akan menyiapkan anak dan wanita ini dulu.”Semua orang nampak panik dan berjaga. Begitu pula Luna yang terlihat langsung mengambil sesuatu di sebuah kotak kayu yang cukup besar. Dari dalam kotak tersebut, Luna menunjukkan sesuatu yang membuat Monica langsung ketakutan. Leo juga kaget, tapi dia tetap diam dan malah lebih memikirkan siapa wanita yang akan datang dan membuat Luna panik. Tapi matanya sangat serius memperhatikan benda di tangan Luna.***"IronClaw, di arah
Di sisi lain, Sylas menyiapkan mobil anti peluru yang dilapisi baja hitam matte. Kaca tebal berlapis kevlar, ban run-flat, dan mesin yang menderu halus tapi bertenaga.Lalu ia datang sambil menyerahkan kotak medis tempur pada Maia, “Ini persediaan racikan khusus, Bos. Ini akan menahan rasa sakitmu sementara. Sisanya kau harus andalkan tekadmu sendiri.”“Aku tahu.” Maia menerima tanpa banyak kata.Icarus mendekat ke semuanya untuk memberi seperangkat jam tangan komunikasi lengkap dengan earpick-nya, “Kita berkomunikasi dengan ini agar lebih praktis.“Semua segera menggunakan alat canggih yang diberikan Icarus. Sorot mata semuanya terlihat dingin dan kini menatap kendaraan lapis baja yang siap berangkat.Mike melirik armada senjata itu, suaranya pelan tapi penuh tekanan, “Dengan ini, mereka tidak akan tahu apa yang menimpa mereka di depan.”Hening sesaat. Hanya suara klik senjata saat dimasukkan ke dalam magazine, suara pintu baja ditutup rapat, dan langkah serentak para anggota Blood L
"Beri aku alasan agar aku tidak semakin marah dan membunuhmu."Kalimat Diego itu singkat padat jelas. Di satu sisi, dia masih marah sekali pada insiden hancurnya markas di Texira.Dan di sisi lain, ia masih menyimpan kesal pada Luna yang lancang bergerak tanpa perintah, ditambah membunuh Phantom juga.“Alasan?” Luna terkekeh pelan, tapi tawanya hambar, penuh getir, “Jangan membalikkan keadaan padaku, Diego. Kau yang seharusnya memberi penjelasan. Kau menutup-nutupi sesuatu dariku selama ini, dan kau kira aku tidak akan tahu?”Suara Diego berat, terkontrol, tapi dingin seperti baja, “Kau sudah kelewatan, Luna. Kau bergerak tanpa izin. Menghancurkan rantai yang kususun. Dan parahnya… kau singkirkan Phantom. Kau tahu apa akibatnya?”“Phantom?” Luna mendengus, matanya menyipit tajam meski Diego tak bisa melihatnya langsung, “Aku tidak peduli pada bajingan itu. Yang membuatku muak adalah… kau, Diego. Kau! Dengan segala rahasia busukmu.”Diego diam sesaat. Suara napasnya berat, menahan amar