Share

Bertahan Demi Anak

"Jangan tegang begitu, Bu Nurul! Saya cuma bercanda. Saya tidak lupa kalau Anda itu sudah punya suami yang sangat mencintai Anda tentunya. Lina, tolong suapi pasien kita," ujar Dokter Endru, lalu tertawa sekilas.

Ia menggeleng-gelengkan kepala seolah yang ia katakan barusan adalah lelucon. Padahal hatiku sudah ketar-ketir, takut kalau dia beneran mau menyuapiku.

Entah kenapa, sejak pertama bertemu, aku merasa tatapannya aneh padaku. Apakah itu perasaanku saja atau memang ada sesuatu? Tapi seingatku, kami tidak pernah bertemu sebelumnya. Aku juga pertama kalinya menginjakkan kaki di desa yang asri ini.

Aku menepis pikiran agar tidak berkelana pada sang dokter. Aku ini sudah bersuami dan punya tiga anak yang harus kupikirkan masa depannya. Ikhtiarku sekarang hanyalah dengan berusaha cepat sembuh. Memunguti keping-keping ingatan kebersamaanku dengan anak dan suami sebelum semuanya terlambat menjadi debu yang tak bisa lagi direkatkan.

Mereka segalanya bagiku.

Selesai makan, aku diban
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status