Home / Romansa / ISTRI SIRI TENTARA ALIM / Bab 120. Pertemuan tak terduga

Share

Bab 120. Pertemuan tak terduga

Author: HaniHadi_LTF
last update Last Updated: 2024-12-17 03:38:23
Alzam meletakkan tasnya di sofa, tubuhnya terasa berat setelah malam yang panjang di markas. Ia mengusap lehernya yang pegal, lalu matanya menangkap sosok Lani yang duduk di sudut ruangan dengan wajah muram. Sesuatu tampaknya mengganggu pikirannya.

"Lani?" Alzam mendekat, pandangannya penuh tanya. Ia duduk di sebelahnya, menyentuh bahu istrinya dengan lembut. "Ada apa, Sayang? Kok mukamu kusut begitu?"

"Mas!"

"Ada apa?"

"Apa kamu sudah menghubungi Agna?" tanyanya tiba-tiba.

Pertanyaan itu membuat Alzam tertegun sejenak. Keningnya berkerut, mencoba memahami ke mana arah pembicaraan ini. "Kenapa kamu tanya begitu?" balasnya dengan nada yang sedikit lebih keras dari yang ia maksudkan.

Lani memutar tubuhnya menghadap Alzam. "Aku cuma kasihan sama dia dengan kejadian kemarin, Mas. Dia istrimu juga, kan? Bagaimana perasaannya saat melihat kita sedang bermesraan?"

Alzam mendengus pelan, lalu menyandarkan tubuhnya ke sofa. "Sayang," katanya, sambil menoleh lagi ke arah Lani, "dia tidak puny
HaniHadi_LTF

Sebuah pertemuan yang mengubah segalanya. Mau tau?

| 3
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yeni Safitri
lanjut semoga arhan dan agna saling melengkapi amin
goodnovel comment avatar
Yeni Safitri
mau dong thoor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 121. Pria misterius

    Towirah segera mengambil ponsel dan menelepon Lani. Belum juga memencet tombol, Lani sudah menelpon dia. Suara Lani terdengar tenang, tetapi penuh kekhawatiran begitu mendengar cerita Towirah."Bu, besok kan Sabtu. Saya libur, saya bisa ke sana.""Kalau kamu datang, Ibu senang sekali. Tapi... apa Alzam tidak keberatan? Bagaimanapun dengan keadaan sekarang kalian tidak bisa leluasa pergi berdua. Apa kamu ghak apa-apa kalau bersepeda sendiri ke sini? Desa ini cukup jauh, Dhuk, sedangkan kamu hamil." Suara Towirah terdengar ragu.Lani terdiam sejenak sebelum menjawab. "Nanti saya minta izin, Bu. Kalau Mas Alzam mengizinkan, saya pasti datang."Namun, obrolan itu belum selesai ketika Alzam muncul di ruang tamu, mendengar sebagian percakapan mereka. Dengan nada datar, ia bertanya, "Ada apa, Sayang?" Ciuman di pipi Lani pun segera didaratkan Alzam.Lani menutup telepon dengan cepat, mencoba tersenyum meski sedikit gugup. Dia masih diam."Kok diam aku tanya ada apa? Masih marah?" Alzam sege

    Last Updated : 2024-12-17
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 122. Marah

    Lani tidak pernah membayangkan pertemuannya dengan Senja pagi ini akan menjadi momen yang begitu berat. Setibanya di rumah, suara isak tangis Senja terdengar lirih dari dalam kamar. Dengan langkah pelan, Lani mengetuk pintu kamar anak itu."Senja?" panggil Lani lembut, suaranya mencoba menenangkan.Tidak ada jawaban. Dengan hati-hati, Lani membuka pintu. Di dalam, ia melihat Senja duduk di sudut kamar, memeluk lututnya erat. Rambutnya berantakan, wajahnya sembab, sementara pandangan matanya kosong menatap foto yang tergenggam erat di tangannya. Hati Lani teriris melihat semua itu. Haruskah kukatakan yang sebenarnya pada Senja, bahwa aku ibunya agar dia tak merasa sendiri?"Mbak..." Suara Senja serak, seolah seluruh energinya telah terkuras habis. Ketika melihat Lani, ia langsung bangkit dan merangkul wanita itu erat. Tangisnya pecah dalam pelukan Lani.Lani membalas pelukan itu dengan erat, menepuk-nepuk punggung Senja dengan lembut. "Sudah, Mbak ada di sini. Kamu nggak sendiri, Saya

    Last Updated : 2024-12-18
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 123. Ayah,..

    Dia mendorong tangan Lani dengan kasar. "Apa maksudnya ini?! Kamu bohong, kan?! Aku nggak percaya! Kamu hanya Mbak Lani, bukan ibuku!" jeritnya histeris. Senja lalu mundur beberapa langkah, menggelengkan kepala dengan air mata mengalir deras. Dengan air mata masih membanjiri wajahnya, Senja berlari keluar kamar, meninggalkan mereka semua dalam keheningan yang penuh luka.Di luar rumah, Senja berlari tanpa tujuan. Angin menerpa wajahnya, tetapi ia tidak peduli. Hatinya penuh dengan rasa marah, kecewa, dan kehilangan yang semakin membesar. Pandangannya buram oleh air mata, tetapi langkah kakinya tidak berhenti.Tiba-tiba, suara deru mobil terdengar mendekat. Dari arah jalan, seseorang menghentikan mobilnya di dekat Senja. Pria itu mengenakan mantel dengan topi yang menutupkepalanya.Senja berhenti, menatap pria itu dengan curiga. "Siapa kamu? Mau apa?" tanyanya, suaranya bergetar.Pria itu terdiam. Dia hanya berdiri di sana, memandang Senja dengan tatapan heran. Tangan pria itu perlaha

    Last Updated : 2024-12-18
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 124. Luka

    Di rumah Wagimin, suasana menjadi tegang. Wagimin baru saja kembali dari rumah Pak RT. Ia masuk dengan langkah berat, wajahnya kusut. Towirah yang tengah menyusun piring makan menatap suaminya dengan penuh tanda tanya."Pak, bagaimana tadi?" tanya Towirah, suaranya pelan.Wagimin menghela napas panjang. "Aku cuma bilang Alzam itu tamu, bosnya Lani."Towirah mengangguk, meski jelas ada ketakutan di matanya. Namun, sebelum ia bisa bertanya lebih lanjut, suara pintu diketuk. Wagimin membuka pintu dan menemukan Marni, adik Towirah, berdiri dengan membawa kantung plastik besar berisi oleh-oleh. Senyumnya lebar seperti biasanya."Marni, masuklah."Marni melangkah masuk dengan langkah ringan, tapi senyum di wajahnya hilang begitu melihat Alzam yang tengah duduk berdekatan dengan Lani di ruang tamu. Tangan Alzam menggenggam tangan Lani, mencoba menenangkannya yang masih menangis terisak."Lani..." Towirah buru-buru mendekat, berusaha menjelaskan. "Marni, ini bukan seperti yang kamu pikirkan.

    Last Updated : 2024-12-18
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   125. Terungkapnya sebuah luka

    Lani menatap budenya. Sebagai penduduk sini dia memang tau kalau hal sekecil appaun yang ada, bisa menjadi gosip besar. Karena itulah dia membawa aib yang dialaminya pergi dan setelah itu selamanya tak banyak tinggal di desa itu. Bahkan sampai sekarang, kerinduan untuk anaknya juga untuk kedua orang tuanya dia tahan untuk tidak mengunjungi mereka, takut dia berinteraksi dengan orang sana, dan rahasianya terkuak.Namun Tuhan Maha Berkehendak. Tidak ada sebuah rahasia yang bisa ditutup rapat. "Orang sini pasti makin bergosip, bagaimana seorang miskin bisa namanya terpampang di papan nama seolah dialah pemilik pabrik itu kalau bukan ada affair dengan bosnya.""Dia memang pemilik pabrik itu, Bude." Alzam menyela. "Tapi itu dari kerja kerasnya mengolah usaha saya. Lalu ide perusahaan itu, dengan modal UMKM.""Bagaimana modal itu bisa mencukupi kalau bukan ikut campur tanganmu.""Saya memang juga menanamkan modal, tapi hanya melengkapi.""Saya memang bodoh, tapi orang sini sudah bergosi

    Last Updated : 2024-12-19
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 126. Pertemuan membawa rencana

    Arhand duduk di salah satu sudut kafe dengan tatapan kosong. Cangkir kopi di depannya mulai dingin, sementara tangannya sibuk menggulir handphone-nya, menatap satu-satunya foto Agna yang masih dia simpan. Ternyata ini yang membuat aku tak membuang seluruh fotomu. Ternyata kita masih dipertemukan lagi, Agna, bathinnya. Namun berkali kali dia melirik ke jalanan, orang yang ditinggu tak tampak. Rokok yang dihisap Arhand sudah hampir habis. Sejak berpisah dengan Agna, Arhand sering menghabiskan waktunya menikmati tembakau itu.Apa mungkin dia tak datang? Suasana cafe romantis yang di tengah tambak mujaer itu, membuat suasana menjadi demikian sunyi bagi Arhand. Terlebih di senelah terdengar tawa kecil aslin manja sepasang muda dan mudi. Ia hampir bangkit meninggalkan tempat itu ketika suara langkah seseorang mendekat."Maaf, lama menunggu?" suara Agna terdengar lembut, tapi dengan nada yang sedikit gugup. "Aku kira kamu nggak akan datang.""Mulanya memang begitu.""Kenapa? Apa aku tak

    Last Updated : 2024-12-19
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 127. Mana istrimu?

    "Pak, ngapain kamu nyusul aku?" tanya Marni begitu melihat sosok yang muncul di depan pintu itu."Siapa juga yang mau nyusul kamu. Bune. Aku tau kalau kamu ke sini pasti ghak akan pulang- pulang. Kalau ghak ngobrol di sini ya, ngobrol di mana saja yang nyapa kamu. Aku ke sini mau minta penjelasan ke Towirah.""Laiya, aku kan emang orang penting, Pak. Jadi semua orang suka aku ajak ngobrol.""Iya, iya, tau. Sekarang kamu diam, aku mau nyapa Pak Kapten. Sama mau tanya Towirah.""Kapten?"Pandangan Marni segera menuju Alzam.Pak Tukiran menyeka peluh di dahinya sembari mengangguk ke arah Alzam yang masih duduk di ruang tamu. "Pak Alzam, Anda ya?" sapanya sambil tersenyum lebar dan menyalami Alzam.Alzam mengerutkan kening, menatap pria paruh baya itu dengan sedikit bingung. "Bapak siapa, ya? Maaf kalau saya lupa."Tukiran terkekeh pelan. "Wajar kalau Bapak nggak ingat saya. Anda kan baru di Kodim. Jadi belum hafal orang yang sering ke sana, termasuk saya. Tapi saya ingat sekali waktu Bapa

    Last Updated : 2024-12-20
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 128. Menguak kecurigaan

    Suara deru motor Tukiran terdengar semakin menjauh, namun suasana di ruang tamu rumah Towirah tak kunjung mencair. Marni masih berdiri di sudut ruangan, tatapannya menusuk ke arah Alzam."Jadi, ini yang sebenarnya?" ulangnya, kali ini dengan nada lebih dingin. "Kamu seorang Kapten, punya istri politisi, dan sekarang tinggal di sini? Istrimu mana?"Towirah dan Wagimin saling berpandangan, seolah mencari dukungan untuk menengahi suasana yang memanas. Namun, sebelum ada yang menjawab, suara keras dari luar rumah mengejutkan semua orang."Marni! Kamu masih di situ saja? Aku pulang, kamu pulang juga!" Tukiran, yang rupanya kembali karena melupakan sesuatu, berdiri di depan pintu. Wajahnya tampak kesal, tapi segera berubah serius ketika pandangannya tertuju pada Marni."Marni, aku minta kamu menyimpan rapat-rapat semua yang tadi kamu dengar di sini," tukasnya tegas, suaranya rendah namun penuh peringatan. "Lani sudah cukup menderita. Jangan kamu tambah masalah ini jadi bahan gosip di desa."

    Last Updated : 2024-12-20

Latest chapter

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 383. Perjalanan

    Menjelang pagi, suasana rumah Lani dan Alzam perlahan kembali hening setelah malam penuh kebahagiaan. Namun pagi itu juga menjadi momen yang berat bagi Mira. Ia harus berpamitan."Lani...," suara Mira lirih, menahan air mata. "Aku pamit ya. Seperti yang kita rencanakan, aku resign. Lagian, kehamilanku udah masuk tujuh bulan. Kayaknya waktunya istirahat dan fokus siapin semuanya."Lani memeluk Mira erat. "Kamu yakin? Aku belum siap kehilangan kamu, Mir. Excel juga pasti cari-cari."Alzam menghampiri dengan senyum hangat. "Tenang aja, Lani. Kita bisa sering main ke sana. Lagi pula rumah Rey juga kan deket, cuma dua jam lebih dikit. Rey juga bisa mancing di sini."Mbok Sarem menenteng tas kecil sambil mengelus perut Mira. " Mbok doakan lancar sampai lahiran. Tapi ya itu, nanti kalau kamu lahiran, Mbok boleh ke sana, kan?"Mira tertawa kecil. "Wajib, Mbok. Nggak lengkap rasanya tanpa kehadiran Mbok."Excel yang baru bisa merangkak cepat, tiba-tiba menghampiri Mira sambil menyodorkan botol

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 382. Akhirnya

    Sore mengendap di antara sela-sela pepohonan di halaman belakang rumah Arhand yang dipenuhi harum rempah dan suara tawa. Tapi tak ada yang bisa menyaingi keharuan yang hadir hari itu.Di bawah naungan tenda sederhana berhiaskan lampu-lampu kecil, Arhand dan Agna duduk bersisian. Seorang kyai sepuh dari pesantren dekat rumah memimpin akad nikah yang syahdu, hanya dihadiri oleh keluarga, Evran, Arman, Manda, Thoriq, Salma, Elmi, Aksa, Alzam dan Lani. Tak ketinggalan, Arya dan istrinya yang kini telah berdamai dengan masa lalu.Mereka memang menggelar acara itu di halaman belakang rumah yang luas namun tertata rapi, para tamu keluarga duduk di atas tikar pandan, menyaksikan prosesi kecil yang begitu sakral. Tak ada gaun mewah, tak ada undangan bertumpuk, hanya kehadiran orang-orang terkasih yang telah menemani perjalanan panjang Arhand dan Agna.Evran duduk di sisi depan, menggenggam tangan Arman erat. Di sebelah mereka, Manda tak mampu menahan air mata saat melihat putranya berdiri teg

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 381. Selamat

    Menjelang maghrib, sebuah mobil boks putih bertuliskan nama catering ternama berhenti tepat di depan rumah Alzam. Beberapa pekerja turun dengan sigap, membongkar kotak-kotak makanan, mengangkat panci besar, dan menurunkan nampan berisi hidangan lengkap. Tak lama kemudian, satu per satu terop berdiri di halaman rumah. Warga mulai berdatangan, heran dan penasaran dengan suasana yang tiba-tiba ramai ini.Lani, yang sedang menidurkan Excel, langsung keluar begitu mendengar suara gaduh. "Mas, ini semua apa?" tanyanya dengan nada bingung.Alzam hanya mengangkat bahu sambil tersenyum, pura-pura tak tahu. "Aku juga baru lihat ini, Lani. Mungkin ada orang yang salah alamat?""Mas... jangan bercanda. Ini rumah kita. Lihat itu, teropnya sudah hampir jadi."Mbok Sarem yang baru saja selesai menyiapkan camilan untuk semua orang, ikut keluar dan berdiri di samping Lani. "Masya Allah, ini ada acara apa, to, Mas Zam? Kok kayak mau mantenan aja."Lani memutar-mutar ponselnya, mencoba menghubungi Mira.

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 381. Kepercayaan

    Arhand dan Agna saling berpandangan ketika suara dari ponsel membuat mereka terdiam. Arhand mengernyit, mencoba mengenali nada bicara itu—terdengar lelah, namun juga penuh tekanan."Maaf, apa benar ini nomornya Mas Arhand?""Iya. Ini saya sendiri. Maaf, ini siapa ya?"Dari seberang sana, terdengar helaan napas berat sebelum suara lain, jauh lebih familiar namun dibalut amarah dan kekhawatiran, mengambil alih sambungan."Arhand! Astaghfirullah, kamu ke mana aja? Kami tunggu dari kemarin sore di Munding Wangi. Kamu ke mana? Omahmu ini udah nyaris sesak karena semua nanya kamu di mana!""Oma?" Arhand langsung berdiri, panik. Ia memutar langkah ke arah jendela, mencoba menjauh dari Agna agar percakapan lebih tenang. "Oma, maaf... aku—aku...""Apa kamu sama perempuan itu, hah? Oma bisa terima kamu memang sudah sah menurut negara, tapi menginap, satu apartemen? Ya Allah, Arhand... jangan cemari darah keluarga kita dengan aib!" Suara Oma Evran meninggi, dan di latar belakang terdengar suara M

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 379. Cobaan

    Arhand merapatkan pelukannya. Hawa malam yang sejuk dari jendela balkon tetap terasa hangat di antara mereka. Agna merebahkan kepalanya di bahu Arhand, mencoba menenangkan debaran jantungnya sendiri. Aroma parfum lembut yang ia kenali sejak dulu masih melekat di kemeja pria itu."Aku nggak nyangka... kita bisa begini," lirih Agna."Kenapa? Kamu nggak suka?" tanya Arhand pelan, hampir seperti berbisik di telinga."Suka... Tapi takut," jawab Agna jujur."Takut kenapa?""Takut kita kelewatan. Kita bawa diri ke tempat yang terlalu nyaman, lalu kita kehilangan kendali."Arhand menarik napas panjang, tapi tak menjauh. Sebaliknya, ia justru menyentuh pipi Agna dengan lembut, menatap wajah perempuan itu dengan serius."Aku bawa kamu ke sini bukan buat itu, Agna. Aku cuma pengen kita bisa bicara dari hati ke hati, jauh dari ributnya dunia luar. Tapi aku juga manusia, aku... aku nggak bisa bohong, rasa untuk itu ada. Aku lelaki normal, di dekatmu aku seperti hilang kendali. Agna, aku,.."Agna m

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 378. Keajaiban

    "Mir, kamu kenapa?"Mira makin mengeratkan pelukannya, bahkan mencium Rey dengan begitu saayangnya. Binar ceria nampak tergambar di matanya."Mira, jangan bikin aku takut kayak gini, dong."Mira makin terkekeh dan mengajak Rey bercanda dan bermanja.Malam semakin larut ketika aroma embun mulai merambat dari sela jendela kamar yang terbuka sedikit. Lampu redup menemani keheningan malam di rumah Alzam yang kini kembali tenang setelah membahas soal keramaian resepsi siang tadi. Kamar yang biasanya hanya ditempati Mira kini terasa lebih hangat—bukan hanya karena Rey yang kini hanya di kamar, tapi juga karena kehadiran cinta yang tak terbendung di antara mereka.Rey duduk di tepi ranjang, sementara Mira bersandar di bahunya. Tangannya yang besar membelai pelan rambut istrinya, seperti mencoba menghapus kelelahan yang masih menggantung di wajah cantik itu."Kamu ngapain mandangin aku terus?" Mira melirik."Lagi jatuh cinta, Mir. Sama istri orang."Mira mencubit lengan Rey pelan. "Istrimu se

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 378. Kita sudah sah,..

    Kota Makassar malam itu gelap tanpa bintang. Awan menggantung rendah, seolah tahu ada yang sedang gundah turun dari pesawat malam. Arhand menapakkan kakinya di bandara dengan langkah berat, membawa koper kecil dan tas selempang yang lebih berisi kegelisahan daripada barang-barang.Baru beberapa langkah keluar dari pintu kedatangan, sebuah tangan menarik pergelangan tangannya. Lembut, tapi membuat jantungnya berdegup."Bukan aku ingin menghianati janjiku, Arhand," suara Agna lirih namun tegas. Matanya menatap Arhand, dengan kelopak yang lelah, seperti habis menangis.Arhand berhenti, menatap perempuan yang kini berdiri di hadapannya. Ada syal panjang membalut kepala Agna. Tidak seperti biasanya. Bukan hijab penuh, tapi semacam penyesuaian. Agna mencoba, meski belum yakin."Tapi setelah aku bertemu ibumu tadi... aku takut, Hand. Takut aku tak akan bisa menjadi menantu yang baik untuk beliau. Dia membenciku. Tatap matanya seolah tak sudi padaku."Arhand tidak langsung menjawab. Ia hanya

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 376. Terkabulnya permintaan

    Keluarga besar Arhand sudah lebih dulu tiba di Munding Wangi, membiarkan Arhand bicara dengan mertuanya. Mereka sejak belum selesai acara sudah ingin pulang. Bukan hanya Thoriq dan Salma yang mendengar perbincangan tak enak di kalangan orang besar itu, khususnya di kalangan partai yang dinaungi Agna. Walau mereka berusaha bungkam dengan seolah tak terjadi apa-apa, sampai waktu mereka dipakai untuk menimang cucu mereka, Excel, mereka tak bisa menutup telinga."Ternyata dengan menggelar pesta pun takkan membuat orang lain kagum, justru makin mengumpulkan orang untuk membicarakan aib pengantin," ucap Lani berbisik pada suaminya."Bener, Lani. Mereka kan nggak kenal aku sama Rey, hinggah mereka enak aja ngobrol soal yang kini berdiri di pelaminan dengan tak melihat kami yang makan sambil memperhatikan mereka. Bener kan, Rey?""Apa?""Rey, kamu ini gimana sih, dari tadi kita ngomong banyak hal, kamu cuma merhatiin Mira saja," timpuk Alzam yang merasakan beban yang ditanggung nenek juga tan

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 375. Desas desus di resepsi

    Pesta pernikahan Agna dan Arhand digelar megah di ballroom hotel bintang lima. Bunga mawar dan lili putih mendominasi dekorasi, sementara lampu-lampu gantung kristal menciptakan kilauan mewah di setiap sudut ruangan. Musik alunan saxophone dari panggung utama melantun lembut, menyambut para tamu undangan yang datang berbusana formal nan elegan.Agna duduk di pelaminan, mengenakan gaun rosegold berpotongan longgar berhias renda halus dan mutiara kecil yang dijahit tangan. Hijab satin senada melingkupi rambutnya, sementara riasan wajahnya natural dan lembut. Namun, sorot matanya tak sepenuhnya bahagia. Ia mencoba tersenyum pada setiap tamu yang menyalami, meski jauh di dalam dadanya, ada sesak yang tertahan. Sejak bertemu dengannya, keluarga Arhand tak menampakkan keramahannya. Manda bahkan sering berpaling saat dia menatapnya. "Baru juga di sini mereka seperti ini. Bagaimana jika aku nanti jadi ikut ke sana? Bahan aku seolah tak membawa apa-apa. Apa yang bisa aku lakukan untuk menghad

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status