PoV KeylaBesok aku dan ibu akan memutuskan untuk pindah dari kost Putri ini ke rumah kontrakan milik mas Hendra. Sudah sebulan lebih sejak digelarnya sidang perceraianku dengan bang Ardan, Ira sudah meninggalkan kost ini. Kata kabar yang beredar dia pindah ke rumah kontrakanku dulu yang kutinggali bersama bang Ardan. Mereka juga kudengar akan meresmikan pernikahan mereka secara hukum dan negara setelah akta cerai kami di keluarkan.Pagi ini aku akan memasak ke dapur. Sedangkan ibu kulihat sesudah sholat shubuh malah tidur lagi, tumben ibu begitu. Mungkin efek kelelahan selama ini beliau setia mendampingi dan mengurusku selama aku sakit dan menghadapi sidang perceraian. Sudah hampir dua bulan ini ibu menutup warung sayurnya di kampong. Sedangakan kebun sayur dan buah milik ibu dipercayakan kepada paman dan bibiku, saudara-saudara kandung ibu. Sebenarnya ibu juga mempunyai beberapa hektar sawah di kampung. Tetapi ibu tidak menggarap sawah-sawahnya, ibu lebih memilih menyewakan sawahnya
Akhirnya hari ini putusan sidang perceraian antara aku dan Keyla. Parahnya lagi mobilku di suruh ditinggal hakim di parkiran pengadilan karena di sidang sebelumnya dinyatakan mobil ini dibeli dengan nama Keyla dengan utang di bank pun atas nama Keyla. Arrgghh si*l! Aku meremas rambutku. Mengapa harus seperti ini sih? Mengapa pula Keyla harus mengaku di depan pengacaranya dan hakim kalau itu mobil atas nama dia? Jelas saja aku yang kalah! Salahku juga sih aku dulu tidak memperhatikan surat BPKB mobil. Kukira tidak akan menjadi masalah besar seperti ini! Ya ampun. Ternyata dia nekat memperjuangkan mobilnya! Dasar wanita matre! Padahal kan pacarnya anak orang kaya juga! Kenapa dia masih saja mengutak-atik mobilku? Untuk membayar pengacara aku jelas tidak punya uang lebih! Sebulan yang lalu ketika meminta uang untuk membayar pengacara kepada mamah dan papah malah diusir! * * * Kejadian sebulan yang lalu sebelum persidangan cerai berlangsung, aku ke rumah orangtuaku. Sebenarnya malu jug
Menikah dengan bang Ardan membuatku menjadi wanita yang beruntung. Bagaimana tidak? Dia akhirnya percaya bahwa anak yang ku kandung ini adalah anaknya! Mana dia pegawai lagi, punya mobil siapa yang tidak mau dengannya. Masalah status dia suami orang atau apa, aku nggak peduli. Yang penting sekarang dia sudah menjadi milikku. Hari ini bang Ardan gajian. Aku mau mengetes bang Ardan, aku pura-pura tidak ingat kalau hari ini dia gajian. Sehari dua hari, tidak ada tanda-tanda dari bang Ardan kalau dia mau memberiku uang. Kalau begini terus aku bisa bangkrut! Aku harus segera menagih jatah uang bulananku pada bang Ardan. "Bang, mana gaji abang bulan ini? Bukannya udah gajian dari tanggal satu?" Aku seperti penagih utang saja. Habis bang Ardan di diemin malah pura-pura nggak tahu! Semakin keenakan dia melalaikan kewajibannya. "Lho kan untuk kebutuhan sehari-hari pakai uang istri Ra. Biasanya abang dulu sama Keyla gitu. Apa-apa pakai uangnya Keyla untuk belanja," jawab bang Ardan dengan sa
PoV KeylaAku menyusun barang-barangku yang kubawa dari kost Putri. Tidak terlalu banyak memang. Tidak sampai setengah jam, aku dengan di bantu Soni dan ibu membereskan barang-barang kami. Soni rupanya sedari tadi memesan minuman dan makanan secara online. Ojek online datang membawakan pesanan. Tiga buah kotak makanan dan tiga gelas es teh jek online datang membawakan pesanan. Tiga buah kotak makanan dan tiga gelas es teh yang di tutup dengan plastik press. Soni menyuguhkan makanan dan minuman tersebut di hadapanku. Wow isinya ayam kremes, nasi hangat, lalapan, dan sambel. Begitu menggugah selera. Aku tiba-tiba jadi keroncongan.“Wah pas banget ini Soni memesan makanan kesukaan ibu," kata ibu sambil mengunyah nasi dan ayam kremesnya.“Hehehe, ya tau dong. Namanya juga calon mantu. Pasti ngerti dong makanan kesukaan calon mertua.” Soni mengedipkan sebelah matanya ke aku.Ibu yang dari tadi lahap makan tiba-tiba jadi tersedak. Waduh gimana Soni, orangtua jadi tersedak nih gara-gara guyo
Hari ini akhirnya Keyla dan Ardan resmi bercerai, aku merasa sangat lega dan bahagia. Kini aku bebas untuk pedekate dengan Keyla. Aku selalu menemani Keyla dalam sidang perceraiannya walaupun dia di dampingi pengacaranya, mas Hendra. Aku selalu hadir karena aku ingin memberikannya semangat dalam menjalani hari-hari sulit dalam hidupnya. Kasihan sekali wanita cantik dan pekerja keras seperti Keyla tapi di sia-siakan. Dasar pria benalu, untuk apa menikah kalau tidak bisa membahagiakan istrinya. Istri baik dan rela berkorban kok malah di buang! Bahkan dia rela menopang kehidupan rumah tangga kalian! Tapi kau malah memilih wanita jalang yang tidak jelas asal usulnya! Sama saja kau membuang berlian demi sebongkah batu. Hari ini Keyla pindah dari kost Putri ke rumah kontrakan milik mas Hendra. Aku nanti ingin membelikan rumah ini buat Keyla, supaya nanti setelah menikah kami tidak bingung lagi mencari tempat tinggal. Rumah bercat warna krem, halamannya cukup luas, berpagar besi cat warna
PoV Ira 3Hari ini sidang terakhir perceraian bang Ardan. Aku tak sabar dan makin deg-degan. Semoga saja mobil merah itu jatuh ke tangan bang Ardan atau minimal di jual dan hasil penjualannya di bagi dua. Aku tak bisa membayangkan kalau saja mobil itu menjadi sepenuhnya hak Keyla. Berarti bang Ardan tidak mendapat harta apa pun dari perceraiannya dengan Keyla.Pagi ini kami bersiap-siap untuk menghadiri sidang putusan perceraian. Rencananya mobil merah itu akan kami jual untuk tambahan modal bang Ardan membuka usaha. Kalau hanya mengandalkan gaji honerernya mana cukup! Ngakunya pegawai, kerja pakai seragam, dan kantornya di dinas! Tapi gaji hanya sejuta lebih. Sedangkan aku hanya tamatan SMA, jadi buruh di toko roti tetapi gajiku hampir mendekati angka tiga juta meski harus di tambah uang bonus dan lembur. Lulusan sarjana tapi gajinya sangat minim. Jengkel aku jadinya. Mendingan aku menikah dengan Edwin saja! Teman sekerjaku, kami sama-sama tamatan SMA tapi gajinya sepadan denganku. T
PoV Ardan 6Apes sekali nasibku! Aku tidak berhasil merampas kunci mobil itu dari tangan Keyla. Soni selalu saja menghalangiku. Ketika aku mau pulang ke rumah, aku baru ingat kalau aku ke sini menebegng sepeda motor Ira. Aku mencari Ira kemana-mana. Sudah ku hubungi gawainya, ku telepon dan ku kirimi pesan tapi tidak di jawabnya. Kemana orang itu! Meninggalkanku begitu saja di sini. Sedangkan aku baru saja kehilangan mobilku. Mana sudah beberapa hari aku tidak masuk kerja. Aku sudah mendapatkan surat peringatan pertama dari atasanku tempatku bekerja. Ini semua gara-gara aku mengurus perceraianku dengan Keyla dan Ira pun makin lama makin susah di atur.Setelah hampir satu jam ke sana kemari mencari Ira dan tidak menemukannya, kuputuskan untuk pulang ke rumah dengan memesan ojek online. Salahku juga sih tadi aku terlalu jujur dengan Ira. Mungkin dia marah dan merajuk, jadinya aku di tinggalkan sendiri di sini. Habis dia bertanya terus, aku bingung mau menjawab apa! Ya sudah jujur saja.
PoV KeylaAkhir pekan, hari yang di tunggu semua pegawai karena libur dua hari. Hari Sabtu dan Minggu. Hari Sabtu ini kugunakan untuk menemani ibu ke kampung. Rencana Juragan Hardi akan menemui ibu, melihat-lihat, dan mengukur sawah yang ibu punya. Pada mulanya aku ingin pergi berdua saja dengan ibu mengendarai mobilku tapi dengan berbagai pertimbangan aku belum terlalu lihai menyetir dan mengendarai mobil jarak jauh, akhirnya Soni memutuskan untuk menemani dan mengantarkan kami.“Semua sudah siap?” tanya Soni di depan kemudi. Aku duduk di sebelah Soni dan ibu duduk di belakang.“Sudah dong.” Aku dan ibu serempak menjawab.“Berapa lama kita akan sampai di sana?” Soni bertanya lagi dengan antusias. "Sekitar satu jam lebih," jawab ibu sambil membenarkan hijabnya yang bermotif bunga-bunga. "Soni jarang main ke desa ya?" tanyaku lagi. "Jarang banget Key, keluargaku sudah banyak yang pindah ke kota semua termasuk oma dan opaku. Makanya aku bersemangat banget mengantarkan kamu dan ibu p