PoV IraAku segera membereskan baju-bajuku dan memasukkannya ke koper. Buat apa aku tinggal sini lagi. Toh suami dan mertuaku tidak menghargaiku lagi. Aku menelepon Mas Erwin karena sesuai dengan dugaanku kalau Bang Ardan akan menceraikanku. [Mas, bisa jemput aku nggak sekarang?] Aku menelepon Mas Erwin sesudah Bang Ardan mengucapkan talak untukku. [Iya, tunggu sebentar ya sayang. Mas masih ada yang di urus nih.] Mas Erwin segera menjawab teleponku. [Huhuhuhu, cepetan Mas jemput Ira. Ira udah nggak tahan lagi tinggal di sini.] [Iya, iya sabar dikit napa Ra! Mas kan juga ada kesibukan lain] Pip. Telepon di matikan secara sepihak oleh Mas Erwin. Semoga saja dia berkata benar. Aku hanya berdiam diri saja di kamar bersama anakku. Malas sekali keluar. Aku sudah muak dengan Bang Ardan! Bukankah dia juga ikut menanam benih di rahimku? Kok sekarang mengakui anak saja tidak mau, ya walaupun itu bukan anaknya.Aku sungguh terkejut bukan main. Bang Ardan dan Papah mertuaku melakukan tes D
Pov KeylaAku dan Mas Soni pulang dari berbelanja keperluan rumah tangga bulanan di sebuah swalayan. Kenzi dan Kenzo kami titipkan kepada Ibu. Pada mulanya, kami ingin membawa kedua anak kembar kami. Tapi ibu melarangnya. Takut anak-anak kami kenapa-napa karena masih bayi apalagi kami akan membawa banyak barang-barang sembako. Kami akan makan di sebuah kafe. Mengenang nostalgia dimana kami bertemu pertama kali eh maksudnya bertemu di luar jam kantor. Ini kali pertama juga semenjak kami mempunyai bayi kami berkencan berdua. Karena selama empat bulanan ini, kami di sibukkan oleh rutinitas mengurus bayi dan pekerjaan di kantor yang tiada habisnya. Namun beberapa kilometer sebelum sampai di kafe. Lampu lalu lintas menunjukkan lampu merah yang artinya kita harus harus berhenti. Aku melihat sosok yang begitu kukenal. Sedang duduk di trotoar perempatan lampu merah sambil memakan nasi bungkus. Lelaki itu mengenakan kaos dan juga celana pendek. Mau di sebut gelandangan, penampilannya juga ti
PoV Ira“Jadi nenek tua kayak kamu istrinya Mas Erwin?” Kataku kaget bukan kepalang. Sampai detik ini otak dan logikaku menolak kalo wanita yang di hadapanku ini istrinya Mas Erwin.“Iya! Aku istrinya Erwin. Istri sah Erwin! Kamu tuh cuma pelakor yang merusak rumah tangga kami!” hardik wanita itu.“Ta, tapi Mas Erwin bilang kalo dia bujangan," jawabku membela diri.“Ya iyalah sama kamu ngakunya bujangan! Siapa sih laki-laki yang menolak ketika di sodorkan tubuh wanita lont* macam kamu hah!”Aku menelan ludah. Tega sekali Mas Erwin membohongiku.“Denger baik-baik jal*ng! Jauhi Erwin! Inget semua harta kekayaan dan uang yang Erwin punya dan di kasihkan ke kamu itu semuanya dariku! Ketika Erwin menjadi suamiku dia hanyalah orang miskin yang bekerja padaku! Tanpa uang dariku dia bukan apa-apa!”“Oh iya, sampai lupa. Perkenalkan namaku Dinar. Kalau kamu masih macam-macam dengan suamiku, aku nggak akan segan memviralkan kelakuan kalian. Dan aku juga tidak akan main-main untuk menendang Erwi
Aku sudah melayangkan gugatan cerai kepada Ira. Hatiku terlanjur sakit. Selama ini aku sudah di tipunya. Anak yang dia kandung ternyata bukan anakku. Padahal aku senang sekali sewaktu mendengar dia hamil. Tetapi nyatanya aku lagi-lagi zonk.Aku tidak menyangka bahwa awal pertemuanku dengan Ira adalah awal petaka rumah tanggaku dengan Keyla. Wanita itu sungguh menggoda imanku. Dengan lekukan tubuhnya maupun rayuan mulut manisnya yang membuatku terbuai akan janjinya. Tidak seperti Keyla yang hanya sibuk bekerja dan bekerja. Ku akui gajiku juga sebenarnya hanya cukup untuk membiayai kebutuhanku saja. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga kami, Keyla lah yang mencukupinya dengan gaji PNS nya. Jujur aku bukanlah suami yang bertanggung jawab. Aku malah menyuruh Keyla untuk berhutang membeli mobil yang ujung-ujungnya kupakai berselingkuh. Sedangkan Keyla kubiarkan saja dia pontang-panting membayar hutang kami. Ku dengar dia ada bisnis sampingan tapi aku tidak peduli dan aku tidak
Itu Bang Ardan! Tidak salah lagi! Aku tak mungkin salah lihat. Lelaki yang menemaniku selama dua tahun. Tetapi sayang, dia tidak ada tanggung jawabnya sama sekali terhadapku. Dia malah mengabaikanku dan membiarkanku mencari nafkah sendiri.Aku mencintainya. Ya, tetapi itu dulu. Saat semuanya masih terlihat sempurna. Ketika dia mengucapkan janji sehidup semati. Tetapi perpisahan ini bukan aku yang menghendaki. Takdir berkata lain. Dia tidak pernah bertanggung jawab terhadapku dan juga malah mengkhianatiku ketika aku sedang bersungguh-sungguh mencintainya.Penampilannya kini sungguh mengenaskan. Mengenakan pakaian yang compang-camping dan menjadi peminta-minta di lampu merah. Mana istrimu yang katamu lebih cantik itu? Mas Soni, nama lelaki yang menggantikan Bang Ardan sebagai kekasih hatiku dan kini dia yang menjadi suamiku.Mas Soni tidak percaya kalau lelaki yang aku lihat di lampu merah itu adalah Bang Ardan. Katanya masa Bang Ardan keadaannya seperti itu dan menjadi gembel di lampu
PoV Keyla"Siapa itu Key?" tanya Bang Ardan keheranan. Aku langsung menoleh ke belakang. Ternyata adik ipar Mas Soni, memang hubungan aku dan adiknya tidak seakur dengan orangtuanya. Adik Mas Soni padahal laki-laki tapi mulutnya lemes seperti perempuan. Aku sering adu mulut dengannya karena dia sering mengatakan yang tidak-tidak tentangku. Dia masih bujangan belum menikah, tapi dari kabar yang kudengar sebentar lagi dia akan menikahi pacarnya. "Roni, kenapa kamu di sini?" tanyaku dengan heran kepada adik Mas Soni itu."Seharusnya akulah yang bertanya, buat apa kamu masih berduaan dengan mantan suamimu?" "Siapa yang berduaan? Lagipula kami di tempat terbuka," elakku kepada Roni. "Aku akan adukan hal ini kepada Mas Soni. Agar dia sadar kalau kamu sudah berselingkuh," balas Roni sambil tersenyum menyeringai.Kulihat di tangannya, dia sedang memegang gawainya. Oh rupanya dia sudah memotretku secara diam-diam dengan Bang Ardan. Awas saja kalau dia sampai memfitnahku! Tentu saja aku tak
PoV Keyla Mas Soni memang terkejut mendengar kata-kata yang dilontarkan adiknya. Apa mungkin aku selingkuh dan kembali lagi kepada Bang Ardan. Sekarang dia malah meminta bukti kalau aku benar-benar tidak selingkuh dari mantan suamiku itu. "Apa benar yang dikatakan oleh adikku itu, Key?" tanya Soni sambil menatap kedua mataku dengan tajam. "Enggak, Mas. Ini fitnah, Mas. Makanya tadi aku bilang, terserah Mas Soni saja! Mau percaya atau enggak. Yang penting aku udah mencoba untuk jujur," balasku yang tidak gentar dituduh oleh Roni. Adik iparku itu malah tersenyum bangga. Rupanya ia senang kalau rumah tangga kakak iparnya hancur. Awas saja kalau kamu bisa membuat rumah tanggaku hancur. Aku enggak akan segan-segan bikin perhitungan sama kamu."Kalau kamu benar, tunjukkan buktinya padaku." Mas Soni meminta kembali bukti kalau aku tidak berselingkuh dengan mantan suamiku. "Bukti apa maksud kamu, Mas? Aku kan sudah bilang kalau aku tidak sengaja bertemu dengan Bang Ardan. Tetapi aku juga e
PoV KeylaPerjalanan menuju rumah ibuku yang memakan waktu kira-kira setengah jam. Bukannya aku bermaksud menjadi seorang istri yang durhaka. Namun saat ini, Mas Soni tidak bisa diajak kompromi. Biarlah aku pergi dulu dan kami sama-sama bisa menenangkan diri agar bisa berpikir lebih jernih. "Bu, anak-anak tidur malah tidur lagi," kata Mbak Surti setelah dia menengok anak-anak yang duduk di carseat di bangku bagian tengah."Alhamdulillah, kalau tidur lagi. Enggak papa, Mbak. Mungkin tadi pas tidur sama Mbak cuma sebentar aja kan?" tanyaku yang masih fokus menyetir. "Iya, Bu. Bener banget." "Oke. Nanti kamu ambil ASI yang sudah kuperah tadi di dalam tas box pendingin. Terus kasihkan buat Kenzo dan Kenzi. Jangan lupa di tuang ke dalam botol dot yang sudah bersih dan di steril." "Beres deh, Bu. Siap." Alhamdulillah ASI ku lancar dan masih mengalir cukup deras. Walau harus disambi dengan menggunakan tambahan susu formula. Katanya anak kembar laki-laki menyusunya lebih kuat. Aku tidak