Share

Kepergok

PoV Keyla

Ketika sedang asyik menulis laporan, tiba-tiba aku dikagetkan oleh gawaiku yang berdering. Tertera di layar gawaiku, telepon dari mas Hendra.

[Hallo, assalamualaikum Keyla?] sapa mas Hendra dengan ramah.

[Wa'alaikumsalam mas, ada kabar apa nih?] jawabku sopan.

[Oh iya sesuai dengan apa yang kamu minta, surat panggilan persidangan dari pengadilan sudah dikirim ke kantor Ardan.] balas mas Hendra.

[Baiklah, kalau begitu mas. Terima kasih atas bantuannya.] aku sumringah.

[Sama-sama Key, ingat sidang perceraian akan di gelar seminggu lagi. Kamu sudah menyiapkan bukti-bukti yang akan memberatkan Ardan kan?]

[Sudah mas, gimana kalau sore nanti sehabis pulang kerja kita ketemuan mas. Saya ingin berkonsultasi, sekaligus menunjukkan bukti yang saya dapat.]

[Oke, kalau gitu dimana?]

[Di kedai bebek panggang, nggak jauh dari kantor saya bisa kan mas?]

[Okelah kalau begitu. Sampai ketemu nanti Key.] Tutup mas Hendra.

Pip, telepon kumatikan.

Aku tak bisa membayangkan betapa geramnya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status