Share

Baby Albanna

Penulis: Isna Arini
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-02 10:57:44

Evan berjalan ke arah mobilnya, akan tetapi hatinya begitu tergerak untuk masuk ke dalam rumah itu.

"Ah, masa bodoh! Aku akan mendobrak pintunya. Jika ada yang menganggapku hendak mencuri aku tak peduli, rumah ini milikku," Evan bergumam dan berjalan kembali ke arah rumah itu.

Dengan sekuat tenaga di dorongnya pintu itu. Sekali tidak berhasil, dua kali masih gagal, Evan tidak mau menyerah. Dia trus berusaha membuka paksa pintu rumah itu.

Akhirnya usahanya membuahkan hasil, pintu terbuka. Evan masuk perlahan ke dalam rumah. Tampak barang-barang sudah berdebu, sudah berapa lama rumah ini di tinggalkan oleh Anin, batin Evan begitu penasaran.

Hatinya tergerak menuju kamar, matanya memindai ruangan itu. Bayangan Anin datang di depan matanya tanpa diminta. Senyuman yang tulus itu, tatapan mata yang sayu dan pasrah saat Evan menyentuhnya. Wajah yang memerah menahan gejolak, berganti menjadi wajah penuh air mata karena disakiti oleh suaminya.

Evan mengusap wajahnya dengan kasar, berusaha menghilangkan bayangan itu dari matanya. Apa mencintai itu begitu menyakitkan hati seperti ini. Evan berbalik menuju pintu keluar tapi matanya tertarik pada sesuatu di atas meja rias.

Perlahan ia berjalan ke arah meja tersebut, sebuah kertas berdebu tergeletak disana ditindih oleh kotak perhiasan yang juga berdebu. Pelan dibukanya kotak itu, berisi satu set perhiasan yang digunakannya sebagai mahar pernikahannya dengan Anin. Wanita itu meninggalkannya.

Diraihnya kertas itu dan dibacanya dengan perlahan.

Teruntuk mas Evan,

Terimakasih pernah ada dalam hidupku, memberiku kebahagiaan yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya.

Aku yang salah, berharap menjadi Cinderella. Padahal aku tahu, cerita seperti itu hanya ada dalam dongeng dan cerita romansa.

Maaf jika tak sengaja menorehkan luka dalam hatimu mas, aku harap setelah ini kamu akan berbahagia.

Kutinggalkan semua pemberianmu, tapi ada satu hal yang tidak bisa kutinggalkan. Karena ia juga bagian dari diriku.

Wanita yang kau ceraikan

Aninda Diva

Evan semakin frustasi setelah membaca surat itu. Apa maksudnya tidak bisa meninggalkan satu hal karena itu bagian dari dirinya. Apa Anin benar-benar hamil? lalu kemana dia pergi.

Dalam kebingungannya Evan keluar dari rumah itu dan membawa serta surat dan kotak perhiasan itu. Darimana ia akan mengurai benang kusut ini, mencari Anin dahulu atau mencari tahu kebenaran tentang video yang diperlihatkan mamanya menjelang pernikahannya.

Melihat fakta yang diterima saat ini, Evan jadi meragukan kebenaran video tersebut. Sungguh sangat terlambat, seharusnya Evan memeriksanya sejak awal, tapi hatinya saat itu sudah tertutup dengan kemarahan hingga menghilangkan akal sehatnya. Tinggallah penyesalan yang bergelayut di dalam pikiran.

***

Jauh ke arah timur dari metropolitan kota yang di tinggali oleh Evan, tepatnya di daerah patean Jawa Tengah. Seorang wanita tengah asyik berjemur dengan bayinya yang berusia dua bulan. Bayi laki-laki yang mungil dan tampan, sangat mirip dengan ayahnya.

"Hai junior, lagi berjemur ya?" sapa seorang laki-laki.

Ibu dari bayi itu tersenyum ramah pada laki-laki yang menyapa mereka.

"Mau berangkat ngajar?" tanyanya

"Iya, kamu kapan mulai masuk lagi?" laki-laki itu balik bertanya.

"Sebulan lagi."

"Masa iddahmu sudah selesai, bagaimana tawaranku Anin?" laki-laki itu bertanya.

"Albana butuh seorang yang bisa di pangginya ayah, papa, abi atau apapun itu. Aku akan menjadi ayahnya," ucap laki-laki itu.

"Aku tidak bisa mas, mas Fajar laki-laki yang baik dan sudah sangat baik padaku. Aku tidak pantas untukmu," jawab Anin tanpa melepas pandangan dari Albana, bayi yang dua bulan lalu baru saja dilahirkannya.

Laki-laki yang di panggil Fajar itu menarik nafas dalam-dalam, sungguh sulit menaklukan hati dan meyakinkan wanita ini.

"Ya sudah, saya berangkat dulu ya. Sampai ketemu lagi Albana. Abi jalan dulu," ucapnya sambil mencolek pipi gembul bayi itu.

Bayi yang di panggil Albana itu hanya mengeliat dan masih asyik menutup matanya.

"Bisa-bisanya dia menyebut dirinya Abi pada Albana," gumam Anin setelah Fajar menjauh dari hadapannya, menuju tempat dia mengajar.

Rizky Malik Fajar, laki-laki yang menolongnya sebelas bulan lalu. Saat Anin merasa terpuruk, hamil tanpa suami. Berdiri di atas jembatan dengan tatapan penuh kesedihan, tubuh yang lemah efek kehamilan membuatnya pingsan.

Fajar pikir, saat itu Anin hendak bunuh diri kemudian menolongnya. Saat Anin sadar dan hendak diantarkan ke rumah. Anin berkata jika dia tak memiliki rumah, kemudian malah dibawa serta oleh Fajar ke desa ini. Saat itu Fajar tengah dalam perjalanan menuju pondok pesantren Nurul Jadid tempat dia akan mengajar.

Selepas pulang dari studynya di negeri Fir'aun sana, Fajar ditawari oleh temannya yang juga kuliah disana untuk mengajar di pesantren milik Abahnya. Dan Fajar tentu saja menerimanya dengan senang hati, dia lebih suka untuk tinggal di pedesaan daripada harus berkutat dengan hiruk pikuk ibu kota.

Saat Anin diajak oleh Fajar, tanpa pikir panjang dia mengikuti begitu saja. Orang yang tengah depresi dan kehilangan segalanya, tentu tidak bisa menggunakan akalnya dengan baik. Bahkan banyak dari mereka yang tidak takut mengakhiri hidupnya, beruntung Anin bertemu dengan orang baik seperti Fajar.

Dalam perjalananlah Anin menceritakan kisah hidupnya. Saat sampai di tempat tujuan, Fajar mengenalkan Anin sebagai istri temannya yang harus dia jaga karena sudah yatim piatu dan suaminya ada tugas keluar negeri dan sang istri yang tengah hamil tidak di perkenankan ikut serta.

Sepertinya memang kurang masuk akal, tapi bukan Fajar namanya jika tidak bisa meyakinkan orang lain. Kepandaiannya dalam mengolah kata membuat semua orang akan terkesima dan mudah percaya. Tapi sepertinya itu tidak berlaku untuk meyakinkan Anin.

Seiring berjalannya waktu, dia malah jatuh hati pada wanita itu dan berkeinginan untuk meminangnya. Entah apa lagi alasan yang akan dia katakan pada semua orang jika Anin bersedia menjadi istrinya, mungkin akan bilang jika suaminya meninggal. Cinta selalu memiliki banyak alasan untuk bisa bersama.

"Muhammad Albana, jadilah anak yang soleh nak. Selalu temani bunda, bunda tidak memiliki siapapun selain dirimu," ucap Anin sambil mencium pipi bayi mungil itu dan mengajaknya masuk kembali ke rumah. Hari sudah beranjak siang, matahari mulai memancarkan panasnya.

Di tempat itu, Anin yang juga sarjana pendidikan bisa ikut mengajar di pesantren tersebut. Mendapat fasilitas tempat tinggal yang di sediakan oleh pihak pesantren, jadi dia tak pusing lagi memikirkan tempat tinggal dan tidak terlalu merepotkan Fajar. Jika dia trus merepotkannya, entah dengan apa Anin akan membalas semua kebaikan laki-laki yang terus saja ingin menikahinya.

Tapi kali ini Anin tidak akan membuka hatinya pada seseorang dengan status sosial diatasnya, dia tahu Fajar adalah anak orang berada. Dia tidak akan mengulang kesalahan yang sama, dia sudah merasa senang hidup berdua saja dengan Albana.

🍁🍁🍁

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Kahar Ocenk
mantap,, enak betul ceritanya
goodnovel comment avatar
Maya Dhamayanti
Fajar = Malik sahabatnya Evan yang kuliah di Mesir.. alamat balikan lagi Anin ma Evan ini mah.. semoga aja nggak..
goodnovel comment avatar
Novitra Yanti
sepertinya ini sahabat Evan..yang belajar Mesir..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • ISTRI YANG DIRINDUKAN   Masa Lalu Sebagai Pelajaran

    "Kenapa kita harus merayakan hari itu mas, kenapa kamu melakukan hal yang membuatmu bersedih?" tanya Anin sambil menyisir rambut Evan dengan jari-jari tangannya. "Aku melakukannya untuk menghargai apa yang aku miliki sekarang," jawab Evan. "Aku harus selalu mengingat apa yang aku lakukan dulu kepadamu membuat penderita untukku sendiri, sehingga dimasa depan aku harus selalu berhati-hati dalam bertindak.""Kamu tahu, saat aku tahu kejadian yang sebenarnya menyimpan hatiku sangat hancur dan merasa bersalah. Ditambah lagi aku tahu jika kamu hamil dan pergi bersama calon bayi kita, kamu tidak mencariku dan meminta aku bertanggung jawab atas anak itu, tapi malah pergi tanpa jejak. Bertahun-tahun lamanya aku tidak bisa menemukanmu. Malah kita tidak sengaja bertemu saat Fajar memintaku membangun gedung di desa itu."Mata Evan menerawang mengenang masa itu, masa terberat dalam hidupnya. "Apa kamu mencari kami?" tanya Anin. Tangannya masih terus membelai rambut suaminya. "Tentu, dan saat a

  • ISTRI YANG DIRINDUKAN   Kejutan

    "Tanggal berapa ini mas? mana ada kita menikah tanggal ini?" tanya Anin. "Sudah pokoknya kita makan saja dahulu, nanti baru kita bahas masalah itu." Evan berkata sambil membimbing istrinya duduk di kursi dan mengajaknya menikmati makanan. Anin mendesah panjang dan mengikuti perkataan suaminya, toh dia juga sudah lapar. "Eh tapi kita belum mandi loh mas," ucap Anin. Dia ingat kalau mereka baru saja pulang dan bahkan belum membersihkan diri. "Mau mandi bersama dulu?" tanya Evan menggoda. "Isshh kamu ini! aku mau mandi dulu baru makan biar segar dan makannya enak." Tanpa menunggu persetujuan dari suaminya, Anin bangkit dari kursi dan berjalan ke arah kamarnya untuk mandi dulu. Anin berpikir jika acara perayaan pernikahan itu hanya akal-akalan suaminya saja. Melihat istrinya pergi, akhirnya Evan juga memilih untuk mandi terlebih dahulu. Sepertinya makan setelah mandi lebih baik daripada seperti ini. Evan menunggui istrinya mandi sambil melihat-lihat layar ponselnya, kali ini dia ti

  • ISTRI YANG DIRINDUKAN   Menyiapkan Kejutan

    Di ruangannya, Evan sedang memberikan instruksi kepada sekertarisnya, Veronica. Dia ingin wanita itu melakukan sesuatu yang pribadi untuknya. Terakhir kali dia meminta untuk melakukan hal itu dan sukses, itu saat dirinya menyuruh Veronica menjemput Anin ke rumah dan mengatakan bahwa dirinya sakit dan dirawat di hotel. Semua berjalan dengan lancar, dan Anin datang begitu saja ke hotel tersebut."Pastikan semua berjalan lancar dan sempurna ya," pesan Evan sebelum sekretarisnya tersebut keluar ruangannya."Siap pak!" jawab Veronica. Setelah memastikan atasannya tidak memberikan instruksi lagi, wanita itu berpamitan ke luar dari ruangan bosnya. Evan tersenyum puas melihat segala sesuatu yang di persiapkan untuk memberikan kejutan kepada istrinya sudah hampir sempurna. Laki-laki itu meraih smartphone miliknya yang tergeletak di atas meja kerjanya. Segera dia menghubungi istrinya. "Sayang, hari ini pulang seperti biasa kan?" tanya Evan kepada Anin yang berada di ujung telpon."Iya mas, k

  • ISTRI YANG DIRINDUKAN   Kisah dari Fajar dan Meysha

    "Kopinya mas," ucap Meysha sambil meletakkan secangkir kopi dan sepiring gorengan di atas meja tempat dimana suaminya duduk.Fajar sedang duduk di ruang tamu sambil sibuk di depan laptopnya, pekerjaan sebagai dosen sebuah universitas membuatnya kadang harus menyelesaikan beberapa hal dirumahnya. "Terimakasih, Fattah sudah tidur?" tanya Fajar. "Sudah mas, gak lama masuk ke kamar langsung tidur dia," jawab Meysha. Wanita itu duduk disamping suaminya dan ikutan menatap ke arah layar datar yang tengah menyala menampilkan tampilan Microsoft powerpoint. Mungkin itu materi yang akan digunakan untuk mengajar besok."Sibuk mas, apa aku menganggumu jika aku duduk disini?" tanya Meysha. "Enggak kok, ini sudah selesai." Fajar berkata sambil menyandarkan tubuhnya ke sofa dan merenggangkan otot-ototnya. "Lelah? sini aku pijitin."Tanpa menunggu persetujuan dari suaminya, Meysha langsung memijit pundak Fajar. Laki-laki itu diam dan menikmati pijatan lembut dari istrinya. "Kamu tidak menyesal m

  • ISTRI YANG DIRINDUKAN   Sepenggal Cerita Kevin dan Aaira

    Mobil Evan memasuki pekarangan rumah baru Kevin dan Aaira dan berpapasan dengan sebuah mobil yang juga hendak keluar dari tempat itu. Tak lama berselang, mobil Fajar dan Meysha juga masuk ke halaman rumah yang cukup luas tersebut. "Itu tadi sepertinya mobil kakak," ucap Evan."Apa kita terlambat?" tanya Anin. "Harusnya tidak, kita datang di jam yang seperti di katakan oleh Kevin kok."Mereka berdua keluar dari mobil, Anin mengendong putrinya. Lalu kemudian memberikannya kepada Evan dan dia sendiri menuntun Albanna, lalu mereka berjalan beriringan masuk ke dalam rumah yang diikuti oleh Fajar dan Meysha. Aaira langsung menyambut kedatangan mereka dan membawanya ke dalam, melewati ruang tamu yang cukup luas dan nyaman. Hingga akhirnya mereka sampai di bagian belakang rumah tersebut. Bagian belakang yang sangat luas, ada meja makan panjang berisi berbagai makanan yang menghadap langsung ke arah kolam renang. Ruangan semi outdoor tersebut, sangat nyaman dan luas. Di bagian pinggir-pingg

  • ISTRI YANG DIRINDUKAN   Semua Mulai Membaik

    Anin segera membukakan pintu untuk tamunya. Didepan pintu nampak dua orang dewasa dengan satu anak kecil di antara mereka."Maaf menganggu waktunya," ucap Tania."Ah enggak kok mam, silahkan masuk," sahut Anin sopan kemudian mempersilahkan tamunya masuk. Papa Kaira, atau suami Tania ikut masuk dengan membawa tentengan goodie bag di kedua tangannya. Anin sampai memandang tak percaya karena kedua tangan tamunya penuh dengan bawaan. Anin dan Evan mempersilahkan kedua tamunya duduk, sedangkan Kaira langsung akrab dengan Albanna dan bermain bersama dengan adiknya juga, meraka bermain di atas karpet yang sengaja di gelar untuk Albanna dan adiknya bermain. "Maaf kami menganggu waktu bersantai bunda," ucap Tania."Kami datang untuk berterima kasih dan berpamitan, berterima kasih karena bunda sudah menjaga putri kami dengan baik selama ini," lanjutnya."Itu sudah tugas kami mam," sahut Anin. "Lalu kami kesini juga mau berpamitan karena seperti yang bunda tahu jika kami akan berpindah ke lu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status