Share

Buah Simalakama

"Siapa dia, Za?"

Kuletakkan foto berbingkai kayu itu di meja ruang tamu dengan kasar.

Zainab yang baru saja masuk tampak terkejut. Diletakkannya dua mangkuk es buah di sisi lain meja.

"Mas Idan kenapa lagi?" tanyanya dengan nada suara bergetar. Ujung matanya sudah meneteskan butiran air mata.

"Duduk!" perintahku sambil menepuk kursi di samping kanan.

Zainab langsung duduk. Jemarinya memilin-milin ujung jilbab dengan wajah menunduk tanpa mau melihatku.

Kutarik napas panjang untuk meredam amarah. Aku tidak mau kalau sampai Zainab merasa tertekan lagi. Kuraih dagunya dan menariknya pelan hingga wajahnya sedikit mendongak.

"Lihat aku, Za!" pintaku sembari mengulas senyum. "Makan es buahnya dulu, ya."

Zainab menggeleng dengan air mata yang semakin deras. Dia sesegukan semakin keras.

"Hey, jangan menangis! Nanti anak kita ikut sedih." Kuusap wajahnya yang basah dengan telapak tangan.

Zaidan! Kenapa kamu gak bisa m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status