Home / Thriller / ISTRIKU KUYANG / Pertemuan Pertama

Share

ISTRIKU KUYANG
ISTRIKU KUYANG
Author: Ratna Dewi Lestari

Pertemuan Pertama

last update Huling Na-update: 2021-07-16 20:10:12

Bismillah 

         "Isteriku Kuyang "

# part_1

# by: Ratna Dewi Lestari.

     Angin semilir membelai rambutku yang lebat, ku telusuri setiap jalan di Kota yang baru saja ku datangi. Ya, kota dengan hutan yang lebat dan masih sangat asri. Kalimantan. 

     Bersama dengan sahabatku semasa kuliah dulu, aku mengadu nasib di Kota yang terkenal banyak cerita misteri di baliknya. Menurutku Kota ini tak seseram yang banyak orang ceritakan. Mungkin karena aku tinggal di daerah perkotaannya yang jauh dari hal mistis.

    Yang kutahu Kota ini menyimpan banyak wanita cantik dan mempesona, memanjakan mata para pria dengan kulit wajah dan tubuhnya yang putih berseri.

    Sambil menikmati keindahan Kota menggunakan vespa milik teman, ku tebarkan pesona dengan tersenyum manis ke setiap wanita yang berpapasan denganku. Ah, mereka rata-rata berwajah putih dan glowing. Membuat aku semakin betah di Kota ini. Surga wanita cantik.

***

   Tak terasa sudah setahun berada di Kota nan asri ini. Akupun sudah bekerja di sebuah perusahaan yang terbilang elit dan bergaji lumayan besar. Dalam jangka waktu beberapa bulan saja, mobil sudah terparkir di kontrakanku. Sengaja tak membeli rumah karena aku tak bermaksud menetap selamanya di Kota ini.

    Namun semua pikiranku seketika berubah di saat pertama melihat Arini, wanita cantik asli tanah Kalimantan yang baru saja magang di Kantorku. Wajahnya bukan hanya cantik, putih, bersih dan bersinar, tapi ketika berpapasan dengannya ada sesuatu yang membuatku ingin selalu menatapnya dan tak bisa berpaling dari paras cantiknya yang menawan.

   Ia benar-benar membuatku tergila-gila. Wanita berjilbab dengan tubuh yang lumayan tinggi itu pun selalu membalas tatapan dan tersenyum melihat tingkahku yang selalu memperhatikannya.

     Sebulan berkenalan dengannya, kuberanikan diri menemui orang tuanya. Walaupun antara aku dan Arini belum ada ikatan apapun, dan akupun belum menyatakan perasaanku. Nyatanya Arini tak keberatan dengan keinginanku.

     Dengan rasa percaya diri aku datang bertandang kerumah Arini di hari minggu. Wanita itu tampak sangat cantik menyambut kedatanganku. Begitupun kedua orang tuanya yang begitu ramah kepadaku. Yang aku heran, wajah Ibu Arini terlihat sama cantik seperti Arini, sangat awet muda untuk ukuran seorang Ibu yang punya anak gadis seperti Arini.

    Arini punya seorang adik yang berusia sepuluh tahun. Bocah laki-laki itu pun ramah dan senang berbincang denganku.

    Keluarga Arini sangatlah baik. Rumah Arini yang eksotik dan terkesan asri dengan pepohonan rindang di sisi kanan dan kiri membuatku semakin betah dan ingin segera memantapkan hati untuk meminang Arini.

   Kesempatan itu tak kusia-siakan, saat Arini mengajakku berkeliling dengan berjalan kaki menikmati suasana sore di sekitar tempat tinggalnya. Di pinggie sawah, ketika matahari mulai terbenam dengan langit yang berwarna jingga, kuungkapkan semua rasa, rasa cinta dan sayang kepada dirinya.

     Gayung bersambut. Dengan tersipu malu Arini menerima cintaku. Wanita cantik itu mengangguk dengan tangan yang sedikit gemetar ketika kusentuh. Aku tak mampu menyembunyikan rasa bahagiaku. Dan dengan sebuah janji, aku tak ingin berpacaran lagi. Aku ingin segera melamarnya dan menjadikannya seorang istri.

     Awalnya Arini sempat terkejut dengan ucapanku. Namun , setelah semua kuungkapkan ia pun setuju dengan syarat ia ingin tetap tinggal dengan kedua orang tuanya. Ia ingin berbakti dan merawat kedua orang tuanya. Bagiku tak masalah, aku malah bangga dengan sikap Arini yang begitu mencintai orang tuanya.

***

    Pernikahan kami berlangsung secara meriah. Arini tampak sangat cantik menggunakan pakaian adat kebanggaannya. Keluargaku pun terpesona dengan kecantikan dan tak henti-henti memuji wanita pilihanku.

      Setelah acara usai dan semua tamu pulang, keluargaku pun ikut menginap bersamaku di rumah Arini. 

     Semua tampak biasa, tapi ketika tengah malam timbul keanehan di rumah Arini. Aku heran ketika keluarga masih berkumpul dan mengobrol dengan seru, tak nampak sosok Ibu Arini di antara kami. Kamar pun terbuka lebar.

    Hingga ku dengar sayup-sayup sekumpulan orang berteriak sambil memukul kentongan. Mereka berteriak menyebut kata kuyang berkali-kali. Mereka berlari mendekat ke arah rumah Arini.

    Bukkk!

     Kudengar suara benda jatuh di atap rumah Arini. Aku menatap Arini, Arini seperti tidak mendengar apa yang barusan ku dengar. Aku berusaha bangkit namun ditahan tangan Arini. Ia menggelengkan kepalanya seraya berucap.

      "Biarkan saja, Bang! biasa itu di daerah sini! jangan heran,"

      "Kuyang itu apa, Dek?" tanyaku heran. Ya, aku memang tidak tau apa yang mereka sebut dengan kuyang itu.

    "Kuyang itu binatang malam yang suka mencari buah, kalau di daerah Abang namanya kelelawar," jelas Arini.

     "Ooo , kelelawar ...," jawabku dengan mengangguk cepat.

      "Bang, masuk yuk! dah sepi ni," ujar Arini centil mengedipkan mata. 

     Naluri kelelakianku tiba-tiba muncul. Dengan tergesa ku gandeng Arini menuju kamar pengantin. Melewati kamar Ibu Arini yang terbuka, kulihat Ibu sedang duduk menjahit baju. Ia tersenyum melihatku.

      "Aneh, sejak kapan Ibu berada di situ?" pikirku. 

      Arini menarik tanganku kencang, pikiran itu segera hilang berganti dengan kebahagiaan bisa berdua saja dengan istri yang selama ini kunanti.

        Di kamar, Arini membuka jilbabnya , ia tampak semakin cantik dengan rambut hitam panjang terurai , kusibak rambut nya dan kukecup mesra lehernya. Mataku terperangah melihat bekas sesetan benda yang melingkar nyaris melingkar penuh di lehernya.

****

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Pearl Mae
Tuhan mempertemukannya dgn isterinya kerana dia saver
goodnovel comment avatar
SULTAN DICKO
lanjutkan next
goodnovel comment avatar
S Rohmah
Ibu arini sangat misterius.
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • ISTRIKU KUYANG   Part 19

    Bismillah Minyak Kuyang#part_19#by: R.D.Lestari.Diah meluruh di lantai. Perasaannya kian tak karuan. Ingin rasanya memperingatkan mamaknya untuk menghentikan perbuatan terkutuk yang sedang dijalani mamaknya.Biarlah, mereka hidup miskin seperti dulu, tapi hidup mereka tenang, tak seperti sekarang, penuh dengan ketakutan.Seperti dapat kekuatan baru, Diah bangkit dari duduknya, melangkah keluar kamar. Saat Ia keluar kamar Ia mendengar desis kesakitan dari dalam kamar.Klek!Dengan tangan gemetar, Diah menekan knop pintu, dan pintu akhirnya terbuka perlahan. Tangannya meraba mencari sakelar untuk menyalakan lampu di kamar mamaknya, sembari mengatur napasnya agar bisa kembali normal.Degupan jantungnya yang keras seolah jadi pertanda betapa Ia sangat ketakutan.Zzhhhzz!Di tengah kegelapan, indra pendengarannya seperti mendengar bunyi

  • ISTRIKU KUYANG   Part 18

    Bismillah Minyak Kuyang#part_18#by: R.D.Lestari."Aaaaa!"Tap-tap-tap!"Dilla, Kamu kenapa, Dek?"Diah yang datang berlarian dari arah dapur mengusap kepala Dilla yang saat itu masih berdiri di depan jendela sembari menyibak tirai.Dengan rasa penasaran, Diah ikut melihat ke arah luar. Dari kamar mereka yang berada di lantai dua, nampak jelas suasana di luar rumah yang remang dan hanya ditemani pendar cahaya bulan dan lampu jalan. Suasana sudah sepi meski baru memasuki pukul sepuluh malam."Dek, Kamu kenapa?"Diah kemudian berjongkok dan mensejajarkan tubuhnya hingga mata mereka bisa saling bersitatap.Dilla terdiam, lalu menggeleng pelan."Ga ada apa-apa, Kak. Tadi, waktu buka jendela, tangan Dilla di gigit semut," ucapnya seraya menunjukkan punggung tangannya yang memerah."Alhamd

  • ISTRIKU KUYANG   Part 17

    Bismillah MINYAK KUYANG#part_17#by: R.D.Lestari.Bibir Saras bergetar. Wajah Diana, istri tua suaminya itu amat mirip dengan makhluk menyeramkan yangmasuk ke kamarnya sebelum ia merasakan kantuk yang teramat sangat."Kenapa, Saras? kau ingat sesuatu?" Diana menyentuh bahu Saras, tapi detik kemudian Saras menampik tangan putih Diana."Mbak ... sebenarnya kamu ini apa? jujur Mbak...," lirih Saras. Wajahnya memancarkan rasa takut yang teramat sangat."Maksudmu apa, sih? aku ga ngerti loh," goda Diana. Ia merasa amat puas melihat Saras yang ketakutan. Sengaja malam itu ia membuat Saras sadar dan melihat wujud aslinya.Tanpa sadar Saras mengelus perutnya. Rata. Perut buncitnya sudah rata. Kemana bayinya?"Bayiku! di mana bayiku! Mbak! di mana bayiku!" raungnya. Saras seperti orang gila. Ia tampak frustasi. Perasaannya mendadak tak enak."Bayimu s

  • ISTRIKU KUYANG   Part 16

    BismillahMINYAK KUYANG#part_16#by: R.D.Lestari.Bertepatan dengan terangnya ruangan di kamar Emak, Diah melihat ...Benda seperti tubuh tak berkepala. Awalnya ia mengira itu manekin yang sengaja Emak simpan di balik pintu.Namun, ketika ia merunduk dan memperhatikan dengan seksama, melihat detail tubuh tanpa darah dengan bolongan tepat di tengah leher, saat itu pulalah ia mendengar bunyi sesuatu di luar rumah.Pok-pok-pok!Ssshhh-ssshh!Tubuh Diah bergetar hebat dengan peluh yang mengucur deras. Sekuat tenaga ia bertahan agar dirinya tak jatuh pingsan di tempat.Gadis itu berbalik dan berlari secepat kilat menuju kamarnya. Menutupi tubuh dan wajahnya dengan selimut.Ia menggigil bukan karena kedinginan, tapi karena rasa takut yang merajai pikiran, hingga matanya susah terpejam.Kletak!Gadis itu memasang telinga lebar-lebar.Tap-tap-tap!Jantungnya berd

  • ISTRIKU KUYANG   Part_15

    BismillahMINYAK KUYANG#part_15#by: R.D.Lestari."Mak? Mak ngapain di depan kamar Tante?"Degh!Diana terdiam dan menoleh keasal suara. Diah?Diah sama shocknya saat menatap mata mamaknya yang merah menyala.Tanpa mengucap sepatah katapun Diana berlalu dari hadapan Diah yang masih terdiam. Jantungnya berdegup kencang melihat tatapan dan sikap mamaknya yang aneh.Sekilas Diah tak sengaja melihat garis merah di leher mamaknya, persis seperti yang di bicarakan ibu-ibu komplek saat mereka sedang bergunjing di lapak Mamang sayur.Diah mundur perlahan, menghirup udara sebanyak-banyaknya. Menetralisir perasaan takut yang berkecamuk dalam dada.Tubuhnya bergetar hebat saat naik ke atas ranjang. Ia meraih selimut dan menutup wajahnya. Rasa takut kian mencengkeram kepalanya. Tak bisa ia bayangkan jika benar maknya seorang kuyang.Hingga pagi menjelang, Diah tak jua bisa menutup

  • ISTRIKU KUYANG   Part 14

    BismillahMINYAK KUYANG#part_14#by: R.D.Lestari.Hari itu Saras hendak bertandang ke rumah istri pertama suaminya, Damar. Keinginan itu sudah ia ungkapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Lelaki berumur empat puluh tahun lebih itu pun mengiyakan apa yang diinginkan isteri keduanya.Ia amat bersyukur punya istri dua yang akur. Istri pertama cantik dan bijaksana, Istri kedua pun tak kalah baiknya.Namun, beberapa hari ini Damar melihat keanehan pada diri Saras. Wanita cantik itu terlihat mudah lelah dan pucat."Bener kamu ga apa-apa? nanti kamu pingsan di jalan, Ras," ujar suaminya khawatit."Ga apa, Bang. Sayang aku dah masak gulai untuk Mbak Diana. Semenjak kita nikah belum pernah ke rumah Mbak Diana. Aku pengen dekat dengan anak-anakmu juga," sahut Diana.Rasa iba kian menyelusup ruang hatinya kala melihat Saras yang semakin susah bergerak dengan perut nya yang kian membesar.Dengan susah payah Saras mena

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status