Share

Penyesalan

last update Last Updated: 2023-11-26 08:44:13

[Mas, kok nggak di balas-balas sih? Padahal kamu dari tadi online aja? Aku dengar istrimu mati ya? Syukurlah kalo gitu. Asyik dong kalo dia udah mati, kita bisa segera menikah. Hehehe.]

Feni mengirimiku pesan lagi, karena pesan sebelumnya tak kunjung aku balas. Aku kesal membaca pesan darinya Bisa-bisanya sih dia bersyukur atas kematian istriku!

[Mas, kok kamu diam? Kamu nangis ya? Haha hari gini laki-laki kok menangis di tinggal istrinya mati! Harusnya senang dong malah, kan bisa nikah lagi dengan aku yang masih muda dan seksi!]

Mataku panas membaca pesan dari Feni. Ingin rasanya dibanting ponselku bila seandainya tidak ada hal-hal penting di dalam ponselku. Tapi urung kulakukan.

Tak berapa lama kemudian ponselku berdering. Rupanya karena aku tak kunjung membalas pesannya, dia langsung meneleponku.

[Mas, kamu kemana aja sih? Dari tadi kamu nggak ada membalas pesanku! Aku butuh uang, Mas! Aku ingin melakukan perawatan diri ke salon, belum lagi aku butuh belanja baju, tas, dan sepatu branded.] rajuk Feni dengan nada manjanya.

[Kenapa sih kamu ini nggak ngerti dengan keadaanku sama sekali! Aku masih berkabung, Fen! Aku baru saja kehilangan anak dan istriku. Bahkan tanah kuburan istriku masih basah!] jawabku dengan ketus. Aku tidak peduli lagi dia mau marah atau tidak. Tidak seperti dulu, kalau Feni marah atau ngambek, aku akan melakukan seribu satu jurus untuk membujuknya. Dulu kalau dia terus-terusan marah, aku tidak akan di berinya jatah!

[Mas, kamu nggak usah bingung gitu deh! Kalo istrimu mati, aku siap jadi penggantinya. Aku kan lebih muda dan cantik daripada dia!]

[Feni! Tega banget kamu bilang begitu!]

[Loh, siapa yang tega! Emang gitu kenyataannya! Sudah lah, Mas. Dengan matinya istrimu, artinya langkah kita untuk menuju pernikahan semakin terbuka. Hahaha.]

[Diam kamu jal*ng! Bisa-bisanya kamu menertawakan kemalanganku!]

Bukannya diam karena kubentak. Feni malah semakin tak gentar.

[Sudahlah Mas, kalau kamu tak mau mentransfer sekarang atau aku akan...]

[Apa maksudmu, Fen?]

[Aku akan bilang ke Ibu mertuamu kalau Mas menggadaikan surat rumahnya ke Bank!]

[Iya, iya aku transfer sekarang!]

Licik sekali dia menggunakan senjata itu! Memang. Aku telah menggadaikan surat rumah yang ku tempati ini bersama istri dan anakku ke bank sejumlah lima ratus juta untuk membelikan Feni mobil dan sisanya untuk membelikan dia belanjaan seperti emas dan barang elektronik yang mewah. Sedangkan untuk cicilan perbulan, aku mengandalkan usaha butik milik orangtua Gina yang kukelola. Beberapa bulan ini Gina selalu menanyakan mengapa uang yang kusetor padanya selalu berkurang. Aku bilang saja habis untuk biaya operasional.

Aku langsung membuka aplikasi mobile banking sebuah bank ternama di negeri ini di ponselku. Ku ketik angka lima juta. Kuklik kirim dan notifikasi bahwa uang yang ku transfer muncul. Uang lima juta yang ku beri kepada Feni habis dalam waktu dua minggu. Dia pasti meminta lagi kepadaku, biasanya ku kirim lagi satu juta atau dua juta. Sudah pasti Feni mengomel. Karena uang segitu pasti kurang untuk membiayai kebutuhannya yang hedonis. Aku tidak bisa mengirim uang lebih padanya, kalau sampai itu ku lakukan aku takut ketahuan.

Tak perlu menunggu balasan yang terlalu lama. Feni langsung mengirim pesan terima kasih di serta emot cium. Huh, jijik aku! Seandainya dia tidak mengancamku, aku sebenarnya malas mengirim uang padanya!

* * *

"Gin, Gina. Aku ingin memelukmu."

Aku terbangun di pagi hari, ternyata aku ngelindur dan mengigau. Kukira aku memeluk Gina, aku malah memeluk guling. Ya, guling yang biasa di peluk Gina. Karena aku menolak untuk memeluknya ketika dia masih hidup, padahal dia sedang hamil. Ya Allah, Gina. Dihirup aroma gulingnya Gina. Masih tercium aroma khas istriku. Aroma yang begitu kurindukan.

Kulirik jam dinding yang terpasang di dinding kamarku. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Aku depok jidat. Astaga! Aku terlambat ke butik.

Dengan tergesa-gesa, aku langsung mandi dan pergi ke ruang makan. Ku dapati meja makan kosong. Biasanya pagi-pagi, Gina sudah memasak sarapan dengan sayur dan lauk pauk yang enak. Tetapi seringkali, aku malah memilih sarapan di luar dengan Feni.

Seperti waktu itu.

Flashback mulai.

"Mas, yuk sarapan dulu. Aku sudah siapkan untuk kamu dan Tika. Ada sop ayam, ayam kentaki, dan perkedel kentang," kata Gina dengan lembut.

"Ya," jawabku singkat. Aku mencium aroma masakan yang di masak Gina. Betapa harum dan lezat menggugah selera. Tetapi karena aku sudah janji dengan Feni untuk sarapan di warung bubur ayam.

"Gin, aku buru-buru nih ke butik. Soalnya udah ada janji dengan orang yang mau membeli dengan jumlah besar. Sayang kan kalau nggak di terima?" balasku memberi alasan kepada Gina.

"Yaa.." Terdengar nada kecewa dari mulut Gina.

"Terus mau gimana lagi," kataku sambil mengendurkan bahu.

"Ya sudah, Mas. Ini aku bawakan bekal untuk Mas makan siang," sahut Gina sambil memberikan sebuah rantang yang berukuran kecil kepadaku.

"Baiklah," kataku sambil menerima rantang dari Gina dengan malas-malasan. Sebenarnya memalukan sih. Masa sudah dewasa masih saja bawa-bawa-bawa bekal makanan kayak anak TK! Apa kata anak bagiku atasannya membawa bekal!

Lagipula Gina ini sangat aneh. Masa sudah setua ini membawa bekal makanan! Padahal dulu-dulu dia tidak pernah begini.

*

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Santi Afriani
Masi nyimak,
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • ISTRIKU MENINGGAL SAAT MEMERGOKIKU SELINGKUH   Sepak terjang

    Riko terkekeh mendengar kata-kata Feni. Ia merasa yakin kalau istrinya tidak bakal tau tentang perselingkuhannya dengan Feni. Apalagi Gina juga tipe istri yang polos. Tidak seperti istri lain yang garang. Gina tipe istri rumahan, sederhana, dan tidak terlalu banyak protes. "Ah, enggak usah kamu pikirin. Dijamin aman. Istri Mas enggak akan tau sepak terjang kita. Asalkan kita main cantik dan rapih," jawab Riko dengan santai. "Beneran lho, Mas? Aku enggak mau kalau sampai dilabrak. Oke, aku janji enggak akan lagi berhubungan dengan lelaki lain. Asal Mas pun juga bisa setia sama aku," sahut Feni cepat. "Siap. Bisa diatur." Mobil yang mereka tumpangi akhirnya tiba di sebuah hotel bintang empat. Riko sudah memesan meja untuk dua orang. Candle light dinner acara spesial yang akan ia nikmati bersama Feni. Riko pun memarkirkan mobilnya. Mereka berdua terlihat berjalan melewati lobi hotel dan menuju restoran. Riko juga sudah memesan sebuah kamar untuk mereka berdua 'beristirahat.'Restoran

  • ISTRIKU MENINGGAL SAAT MEMERGOKIKU SELINGKUH   Rayuan maut 2

    Riko yang saat itu begitu muak dengan Gina. Ia berusaha menyimpan apa saja yang ia tidak suka dengan perubahan tubuh istrinya yang sedang mengandung anak mereka. Dengan dalih demikian, Riko mencari penyegaran di luar. "Mas, mau kemana malam-malam begini?" tanya Gina yang melihat suaminya bergegas mengambil jaket kulitnya. Riko sudah berpenampilan necis dengan kaos berwarna hitam dan celana jeans warna biru dongker. Riko kemudian berjalan mematut dirinya di depan cermin meja rias. Ia memastikan kalau rambutnya sudah tertata dengan rapi. Kemudian ia mengambil sebotol parfum aroma maskulin. Wangi segar parfum khas pria menguar ke seisi kamar mereka. Gina agak sedikit mual mencium aroma parfum tersebut. Memasuki usia kehamilan keempat memang rasa mual dan muntah yang ia rasakan mulai berkurang. "Mau ada meeting sama rekan bisnis di kafe. Kamu jangan terlalu kepo begitu, ah," jawab Riko seadanya. Ia sebenarnya sebal ditanya-tanya terus oleh wanita yang sudah menemaninya hidup selama bel

  • ISTRIKU MENINGGAL SAAT MEMERGOKIKU SELINGKUH   Rayuan maut

    Begitulah awal mula petaka yang terjadi. Hingga beberapa rentetan peristiwa yang masih segar dalam ingatan Riko sampai saat ini. Andai saja ia tidak tergoda dengan Feni, mungkin dia tidak akan berada di tempat ini. Mungkin juga mendiang Gina sampai saat ini masih hidup. Andai saja semua itu terjadi, mungkin Riko, Tika, dan mendiang Gina akan menjadi keluarga bahagia. Calon ak lelaki yang sebenarnya sangat Riko harapkan pun akan lahir ke dunia ini. Walau terpaut jarak usia enam belas tahun, Tika dengan senang hati menerima kehadiran adik lelakinya itu. * *Tertegun Tika kini berada di depan pusara wanita yang sudah melahirkan dan membesarkannya itu. Di dalam sana terbaring Gina dan calon buah hatinya yang belum sempat ia lahirnya ke dunia ini. Tika mencium batu nisan Mamanya. Air matanya yang tak bisa ia bendung lagi itu tumpah. Sebuah buket bunga mawar berwarna merah kesukaan Gina, Tika letakkan dia atas tanah makam Mamanya. Ia begitu menyesali kejadian itu. Andai saja waktu itu ti

  • ISTRIKU MENINGGAL SAAT MEMERGOKIKU SELINGKUH   Awal mula kisah Riko dan Feni

    Riko kini hidup dalam penyesalan, ia berada di panti jompo pasca pemulihan luka operasi di perutnya. Akibat ditvsvk olehFeni. Hari-hari yang dilalui Riko terasa sepi. Padahal banyak teman seusianya di sini. Tetapi ia lebih memilih menyendiri meratapi nasibnya. "Gina, Gina..." kata Riko mengigau dalam tidurnya pada suatu malam. Tak dapat dipungkiri. Laki-laki yang sebenarnya terbilang masih belum bisa dikatakan lansia itu masih merindukan istrinya yang sudah meninggal. Rasa bersalah menghantui pikirannya di setiap waktu. Andaikan waktu bisa diputar kembali. Mungkin dia tidak akan menjadi pesakitan seperti ini. Hal yang paling disesali Riko adalah berselingkuh dengan Feni. Seorang gadis remaja yang seumuran dengan Tika--putrinya. Pesona gadis itu memang memabukkan Riko. Semua memang berawal dari coba-coba. Hingga akhirnya dicoba terus dan ketagihan. --Flashback OnWaktu itu Riko menjemput putrinya ke sekolah karena sepeda motor yang digunakan Tika masuk bengkel dan harus diservis s

  • ISTRIKU MENINGGAL SAAT MEMERGOKIKU SELINGKUH   Penyesalan tiada berujung

    PoV Author Riko di temukan oleh Tika dan petugas bank yang akan menyita rumah KPR Feni. Sedangkan Feni dan Erik--ayahnya Riko-- melarikan diri ke sebuah hotel untuk bersembunyi sebelum akhirnya di tangkap oleh pihak kepolisian. Keadaan rumah ini tentu saja berantakan.Riko langsung di lakukan ke UGD karena kondisi perutnya yang sobek karena luka tusuk yang lumayan dalam. Darah pun mengalir, untungnya petugas medis dengan cepat mengambil tindakan untuk menolong Riko."Pa, bertahan ya, Pa. Tika ada di samping Papa," kata Tika dengan air mata yang mengalir menenangkan sang Papa. Padahal ia membenci tindakan Papanya yang menikah lagi dengan sang pelakor. Namun sebagai seorang anak satu-satunya, ia tetap tidak tega dengan kondisi Papanya yang sedang menahan kesakitan seperti ini.Riko yang sayup-sayup mendengar suara Tika yang menyemangati dirinya, dia sudah pasrah dengan keadaan. Walaupun tak sadarkan diri, dia dapat dengan jelas mendengar suara putrinya itu.Dokter dan para perawat yang

  • ISTRIKU MENINGGAL SAAT MEMERGOKIKU SELINGKUH   PoV Feni 1

    Aku sudah muak sekali dengan Mas Riko! Sudahnya nggak punya uang dan miskin tapi belagunya minta ampun! Aku kesal sekali ketika dia memergokiku berjalan dengan temanku. Huh itu baru temanku aja loh. Teman tapi mesra. Hihihi. Sebenarnya Mas Riko nggak tahu kalau aku sudah jadi simpanan om-om yang lain. Yaa, aku tahu kalau aku sudah menikah. Tapi nggak ada salahnya kan mencari om-om yang lebih kaya sebagai cadangan. Aku mengambil pisau lipat di saku celana jeansku dan tanpa sengaja aku sudah menusuk Mas Riko sebanyak dua tusukan. Astaga aku khilaf, bagaimana ini? Sebenarnya tadi aku nggak berniat untuk menusuk Mas Riko. Tapi dia ngomel terus. Bikin panas telingaku saja. Bergegas aku menelepon om kesayanganku. Om Erik, kalian tahu siapa Om Erik itu kan? Hehehe.Sementara menunggu kedatangan Om Erik. Aku segera mengemasi baju-baju dan juga barang-barangku. Aku takut nanti polisi datang dan mencidukku.Tak lama kemudian Om Erik yang sudah berumur tujuh puluhan itu datang dan membantu aku

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status