Share

Empat Puluh Satu

Author: Aura_Aziiz16
last update Last Updated: 2025-08-03 04:00:03

POV 3

"Dewi! Kamu bisa kerja nggak sih! Kenapa pakaian kotor ini masih banyak yang belum dicuci? Ngapain aja kamu dari tadi? Terus ini juga, kenapa pakaian yang udah dicuci bisa luntur begini? Kamu mau bikin saya rugi ya! Ganti pakaian para pelanggan laundry saya! Gil*a kamu! Kerja belum seminggu, udah mau bikin saya gulung tikar!" hardik wanita bertubuh tambun pemilik usaha laundry tempat Dewi bekerja dengan tangan berkacak di pinggang. Kedua bola mata wanita itu memandang tajam pada sosok Dewi seolah-olah ingin menelan bulat-bulat tubuh gadis itu saking kesalnya.

Dewi menghembuskan napas dan menggigit bibir. Sedari tadi dia merasa telah lelah setelah seharian memutar mesin cuci, membilas pakaian kotor dan menjemurnya, akan tetapi karena banyaknya tumpukan pakaian yang harus dicuci, gulungan kain kotor itu pun seolah tak berkurang juga.

"Ma-maaf, Bu... cuciannya banyak sekali. Makanya lama nyucinya, Bu," sahut Dewi dengan suara lirih.

Hilang semua keangkuhan yang selama ini melekat p
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Lima Puluh Dua

    Pagi ini pagi-pagi sekali Nadira sudah siap keluar rumah. Hari ini dia akan mulai bekerja di luar rumah, tapi bukan sebagai tukang cuci piring atau buruh cuci baju melainkan fokus pada pekerjaannya sebagai seorang affiliator e-commerce.Ya, dia akan pura-pura bekerja di rumah orang akan tetapi sebenarnya dia hanya mencari tempat yang tenang untuk bisa promo jualan online dengan lebih fokus dan bebas, tidak diganggu hardikan mertua yang jadi menu hidupnya sehari-hari.Setelah menyiapkan sarapan, dia pun pamit pada Bu Marni yang hanya melirik sinis saat Nadira berpamitan karena masih marah pada menantunya itu sebab jawaban Nadira semalam yang membuat Bu Marni merasa jengkel, yaitu saat Nadira justru senang mendengar rencananya ingin mengenalkan Farid dengan sepupu Laila, bahkan ingin menikahkan mereka.Nadira sendiri sudah memiliki rencana, kebetulan Ibu mertuanya menyuruh dia kerja, dia jadi punya waktu untuk keluar rumah. Untuk itu, dia harus bisa memanfaatkan kesempatan itu dengan se

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Lima Puluh Satu

    Sepeninggal Laila, Bu Marni gegas memanggil Nadira yang tengah mencuci piring di dapur.“Nadira! Sini kamu!” suara wanita itu terdengar lantang dan penuh nada perintah.Dengan tangan masih basah, Nadira kemudian beranjak, mengelap tangannya di celemek lalu melangkahkan kakinya ke ruang tengah.“Iya, Bu? Ada apa?” tanyanya sambil mempersiapkan mental. Ia tahu, seperti biasanya, Ibu mertuanya pasti akan komplain atau menyuruhnya macam-macam, apalagi barusan Laila memberi ide pada Bu Marni untuk menyuruhnya bekerja agar bisa menghasilkan rupiah. Nadira pun seolah sudah bisa menebak jika panggilan ibu mertuanya kali ini juga tidak akan jauh-jauh dari hal itu.Bu Marni duduk bersedekap di kursi panjang lalu menatap wajahnya dengan serius.“Mulai besok pagi, kamu cari kerja! Ibu nggak mau tahu kamu mau kerja apa, yang penting tiap bulan kamu harus bawa penghasilan. Kalau kamu cuma ongkang-ongkang kaki di rumah ini, jangan salahkan Ibu kalau Ibu cariin Farid istri baru," ucap Bu Marni dengan

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Lima Puluh

    "Bu, ini aku bawain beras, gula sama minyak makan. Kebetulan aku baru dapat TPP, jadi sekalian aku beliin buat Ibu,” ucap Mbak Laila, menantu dari anak kedua Ibu yang baru saja tiba sambil menenteng dua buah kantong besar berisi sembako ke ruang tengah.Melihat itu, Ibu mertua langsung tersenyum lebar.“Wah, repot-repot kamu, Laila. Tapi makasih banget ya. Kamu memang menantu Ibu yang paling jempolan. Nggak pernah lupa sama mertua kalau dapat rezeki.""Sudah cantik, PNS, perhatian banget lagi sama mertua. Benar-benar beruntung Doni dapat istri seperti kamu. Nggak semua orang lho diberi anugerah punya istri sempurna kayak kamu, contohnya si Farid," ucap Bu Marni sambil lagi-lagi melirik sinis ke arah Nadira yang tengah menyapu ruang tengah.Mendengar sindiran itu, lagi-lagi Nadira pun hanya diam, tapi di dalam hatinya, wanita itu yakin tak lama lagi kebanggaan itu pasti akan segera berubah menjadi penyesalan...“Ah, Ibu, ini nggak seberapa. Nanti kalau Laila dapat rezeki lagi, pasti La

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Empat Puluh Sembilan

    Sore harinya, suara mobil berhenti tepat di depan rumah Bu Marni. Nadira yang tengah menjemur pakaian di halaman rumah, menoleh sekilas. Dari kejauhan, ia melihat Niken, kakak iparnya, turun dari mobil sambil membawa kantong plastik hitam.“Assalamualaikum, Bu!” sapa Niken ceria.“Waalaikumsalam! Nah, ini dia yang Ibu tunggu-tunggu,” sambut Bu Marni sambil tergopoh keluar, wajahnya langsung berbinar.Niken menyerahkan kantong di tangannya dengan senyum ramah.“Ini, Bu… uang yang Ibu pinjam, totalnya dua belas juta. Sama KTP Ibu, sekalian Niken balikin.”Bu Marni menerima kantong itu dengan wajah berbinar ceria dan lega.“Alhamdulillah… kamu memang menantu idaman, Nik. Ibu jadi nggak pusing lagi mikirin kuliahnya Dina sama Rara, juga utang ke Bu Dewi.”Bu Marni kemudian menatap Niken lalu menambahkan, “Tapi bayarnya bulan depan ya. Tunggu Farid gajian dulu.”Niken tertawa kecil. “Aduh, Bu… nggak usah dipikirin sekarang. Kapan ada uang, bayar. Yang penting urusan kuliah adik-adik lancar

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Empat Puluh Delapan

    "Kamu mau pinjam KTP Ibu? Tapi buat apa, Nik?" tanya Bu Marni tak mengerti.Niken tersenyum tipis, berusaha menjawab dengan tenang.“Buat urusan administrasi aja, Bu. Sebentar aja kok. Nanti sore juga udah Niken balikin."Mendengar jawaban tenang dari menantu kesayangannya itu, Bu Marni pun akhirnya yakin dan mengambil KTP dari dalam tasnya lalu memberikannya pada menantunya itu.Sebelum Niken pergi, Bu Marni menggamit bahu Niken lalu mengajaknya bicara agak jauh dari tempat itu."Niken, Ibu butuh uang buat bayar uang kuliah adik-adik kamu dan untuk bayar hutang ke Bu Dewi. Jumlahnya dua belas juta rupiah. Apa kamu bisa minjamin Ibu uang. Tolong Niken. Kamu menantu yang paling bisa Ibu andalkan. Gajimu besar. Pasti kamu punya tabungan kan? Pinjamin dulu Ibu uang ya. Bulan depan kalau Farid gajian, pasti Ibu bayar," ucap Bu Marni dengan suara pelan, takut terdengar oleh Nadira.Menantu yang selalu dicap-nya miskin. Tapi siapa sangka hari ini malah dia yang kelihatan miskin karena tiba-

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Empat Puluh Tujuh

    Suasana rumah masih terasa panas setelah perdebatan di meja makan tadi. Nadira di dapur sibuk mencuci piring, sementara di ruang tengah Bu Marni duduk dengan wajah kusut, Dina dan Rara di sampingnya masih mengeluh soal uang kuliah.Tiba-tiba, suara ketukan pintu terdengar.Tok… tok… tok…“Assalamualaikum…!” suara nyaring seorang wanita terdengar jelas dari luar.Bu Marni bangkit, melangkah ke pintu lalu berseru, “Waalaikumsalam… eh, Bu Dewi! Masuk, Bu, masuk!”Dari balik pintu, muncul sosok perempuan paruh baya dengan dandanan mencolok, lipstik merah terang, bedak tebal, dan pergelangan tangan penuh gelang emas yang berkilau.Senyumnya lebar, tapi matanya menyapu ruangan seperti sedang mencari sesuatu.“Waduh, lagi sibuk ya, Bu Marni? Saya sebentar aja. Ini… saya mau ingetin soal perhiasan yang Ibu ambil bulan lalu. Ingat kan, gelang sama kalung itu? Sisa pembayarannya masih lima juta, Bu. Jatuh tempo-nya kemarin,” kata Bu Dewi dengan nada ramah tapi jelas terselip ketegasan.Wajah Bu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status