Share

Bab 96. Menghadapi Cibiran di Sekitar

"Maaf, Pak Vernon, saya tidak tahu harus bicara apa." Akhirnya Cahyo bersuara lagi.

"Apa aku salah ngomong, Pak?' ujar Vernon.

"Bukan. Sebenarnya, saya malu. Setelah semua yang saya lakukan, Pak Vernon masih peduli seperti ini. Dan, Pak Varen juga ... sesekali masih menghubungi saya, menanyakan kabar. Jujur, saya merasa sangat malu." Nada suara Cahyo lebih berat, seperti agak ragu dia mengucapkannya.

"Sungguh? Papa masih komunikasi dengan Pak Cahyo?" Vernon cukup kaget dengan pernyataan itu.

"Ya, Pak. Saya janji, di Bali akan jadi tonggak baru hidup saya. Terima kasih mau meyakinkan saya memulai lagi semuanya. Tidak ada kata terlambat. Saya akan lakukan yang terbaik," kata Cahyo dengan rasa haru.

"Senang mendengarnya, Pak. Sukses dengan pernikahannya, juga pekerjaan baru di sana. Kita pasti akan bertemu lagi." Vernon tersenyum lega mendengar itu.

"Terima kasih sekali lagi," kata Cahyo lagi. Lalu dia menambahkan, "Adisti wanita yang baik. Dia pasti akan bisa mendampingi Pak Vernon
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status