Share

Bab 70. Pelukan yang Hangat

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-01-14 09:02:00

Keesokan paginya, mual yang dialami oleh Aleena semakin parah. Gadis itu bahkan tidak bisa makan sedikitpun, hingga tubuhnya lemas dan wajahnya lebih pucat dari kemarin.

Madam Calister yang kini menghampiri Aleena di kamar hotelnya setelah Aleena menghubunginya beberapa menit yang lalu.

"Ya ampun, Ms. Aleena, kau sangat pucat seperti ini. Tubuhmu juga panas." Madam Calister menyentuh pipi Aleena dengan telapak tangannya. "Sepertinya kau demam karena cuaca di sini sangat dingin."

Gadis itu mengangguk, sebelum ia mendongak menatap Madam Calister.

"Maafkan saya, Madam. Sepertinya saya tidak bisa menemani Madam hari ini," ujar Aleena memegang tangan wanita itu.

"Tidak apa-apa. Masih ada Mr. Samuel yang nanti bisa menjadi asistenku di rapat hari ini," ujar Madam Calister menatap khawatir. "Ms. Aleena lebih baik pulang kembali ke Murniche dan beristirahat."

Aleena menganggukkan kepalanya, gadis itu bahkan masih lemas setelah mual-mual beberapa menit yang lalu.

Di sana juga ada Samuel
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Puji Amriani
udah mulai hamil nih. semoga Asher cpt tahu Marsha selingkuh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 71. Meminta Sesuatu Padamu

    Aleena masih membeku saat Asher memeluknya, namun rasa terenyuh memenuhi dada Aleena hingga gadis itu mengangkat tangannya membalas pelukan Asher. "Apa yang terjadi denganmu?" tanya Asher menundukkan kepalanya. Entah kenapa lidah Aleena terasa kelu, hingga ia hanya bisa menggelengkan kepalanya dan perlahan melepaskan pelukannya pada Asher. Aleena bingung kenapa laki-laki ini bisa ada di sini, begitu datang langsung memeluknya dengan wajah khawatir seperti ini. "Tuan kenapa di sini?" tanya Aleena mendongak menatapnya. "Urusan pekerjaan," ujar Asher berkilah. Aleena pun tertunduk dan meremas bagian belakang mantel yang Asher pakai saat kepalanya terasa pening. "Ayo, pulang bersamaku," ajak Asher merangkulnya. "Tuan, saya bisa pulang sendiri—""Jangan menolakku, Aleena!" tegas Asher dengan nada menekan. Mau tidak mau, Aleena pun patuh. Asher meraih tas yang Aleena bawa dan merangkul gadis itu mengajaknya masuk ke dalam mobil. Selama beberapa menit mereka hening. Aleena duduk se

    Last Updated : 2025-01-14
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 72. Marsha, Aku Sudah Jengah Denganmu!

    Setelah menemani sebentar Aleena di paviliun, Asher pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Laki-laki itu berjalan diikuti Jordan di belakangnya. Asher membuka pintu, tapi langkahnya langsung terhenti di tempat. "Apa-apaan ini?" ucapnya dengan nada menggeram. Asher dan Jordan tampak terkejut melihat isi rumah yang berantakan. Di ruang tamu tampak beberapa botol minuman dan juga piring-piring bekas makanan yang kini masih dirapikan oleh para pelayan. "Tu-Tuan …." Para pelayan itu terlihat kaget dengan kedatangannya. "Kenapa rumah bisa kacau seperti ini?" tanya Asher menatap tajam dua wanita itu. "I-itu, Tuan. Tadi Nyonya mengajak semua teman-temannya party di sini. Ka-kami akan segera membersihkannya—""Tidak perlu!" seru Asher menyela. "Tuan ...." Jordan menatap Asher dengan tatapan tak percaya. Para pelayan pun tidak ada yang berkutik. Dengan rahang mengeras, ia menoleh dan menatap dua pelayan itu. "Biarkan semua botol-botol itu di sana, sampai Nyonya kalian kembali!" tekan

    Last Updated : 2025-01-14
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 73. Tuan, Turuti Keinginan Saya!

    Beberapa hari kemudian, Aleena kembali mengajar anak-anak di sekolah. Namun, sama seperti hari-hari kemarin, pagi ini Aleena sudah keempat kalinya mondar-mandir ke kamar kecil. Gadis itu terus merasa mual, perutnya seperti diaduk-aduk saat ia menghirup aroma sesuatu yang membuat perutnya terasa bergejolak. "Ya Tuhan, ini sudah keempat kalinya aku ke kamar kecil," ucap Aleena menyeka bibirnya pelan. Kedua kakinya terasa lemas hingga Aleena terduduk di atas lantai. Ia menatap sayu tangannya yang gemetar memegangi gagang pintu. Aleena menyandarkan kepalanya dan memejamkan kedua matanya pelan. "Kepalaku juga pusing," rintih Aleena. Rasanya ia ingin menangis, tapi Aleena berusaha menahan diri. Ia tidak akan bisa mengajar dengan baik apabila terus seperti ini. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. "Aleena, kau di dalam?" Suara wanita itu membuat Aleena tersentak pelan. "I-iya! Sebentar," jawabnya. Perlahan-lahan ia berusaha bangkit berdiri. Aleena menatap pantulan di

    Last Updated : 2025-01-15
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 74. Hari ini Kau Sangat Berbeda

    Beberapa menit kemudian, mobil milik Asher sampai di depan sebuah halte yang berada tak jauh dari gedung sekolah tempat Aleena mengajar. Asher melihat Aleena duduk di bangku halte. Laki-laki itu keluar dari dalam mobilnya dan menatap Aleena yang kini menatapnya dengan tatapan protes yang membuat Asher tersenyum tipis. Aleena beranjak dari duduknya dan mendongak menatap Asher. "Kenapa Tuan lama sekali?" tanyanya. Sudah Asher duga, gadis penuh kejutan ini akan memprotesnya. "Aku masih ada meeting," jawab Asher meletakkan telapak tangannya di pucuk kepala Aleena. "Dan kau, kenapa tiba-tiba mengajakku makan malam bersama?" Wajah Aleena merona seketika, namun ia tidak bisa menyembunyikan senyuman tipisnya. "Tidak apa-apa. Saya hanya ingin saja," jawab Aleena. Asher hanya menatapnya dan mengusap pucuk kepala Aleena dengan lembut. "Ayo," ajak laki-laki itu. Mereka berdua pun bergegas masuk ke dalam mobil. Aleena duduk mengembuskan napas dan mengusap perutnya yang terasa lapar. Sese

    Last Updated : 2025-01-15
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 75. Permintaan yang Aneh-aneh

    Makan malam bersama Aleena kali ini sungguh membuat Asher terheran-heran. Gadis itu mengoceh tanpa henti sejak tadi. Sungguh seperti bukan Aleena yang selama ini Asher kenal. "Tuan Asher tidak sibuk malam ini?" tanya Aleena sembari memegangi lengan Asher saat keluar dari restoran. "Tidak, Aleena," jawab Asher meliriknya. "Kenapa? Kau ingin aku temani tidur?" Lantas gadis itu langsung mendongak menatapnya dengan kepala menggeleng. "Bu-bukan begitu, Tuan. Saya hanya bertanya saja," jawabnya. Asher terkekeh pelan, laki-laki itu merangkul pundak Aleena dan mengajaknya masuk ke dalam mobil. Di sana, Aleena tampak kaget saat melihat ada Jordan, ajudan Asher yang entah kapan datang. "Tuan Jordan, ke-kenapa sudah ada di sini?" cicit Aleena menatap laki-laki yang membukakan pintu mobil untuknya. "Saya sudah datang ke sini sepuluh menit yang lalu, Nona," jawab Jordan tersenyum. "Atas perintah Tuan." "Berhenti memanggilnya Tuan," sahut Asher tiba-tiba hingga membuat Aleena menoleh. "Han

    Last Updated : 2025-01-15
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 76. Asher Tahu, Mana Istri yang Terbaik!

    Esok paginya, Asher tampak sudah siap dengan balutan pakaian formalnya. Laki-laki tampan itu berjalan menuruni anak tangga sembari membawa mantel hangatnya. Manik mata hitam milik Asher menatap ke lantai satu di mana Marsha tengah berada di ruang makan dengan para pelayan bersamanya. Wanita itu tersenyum saat melihatnya turun ke lantai satu. "Selamat pagi, Sayang," sapanya dengan manis."Hm." Asher hanya bergumam pelan. Marsha pun langsung memeluknya. "Kenapa? Kau marah ya?" tanyanya. "Maaf, semalam aku pergi tidak pamit dan aku pulang kemalaman," ujarnya. "Untuk apa kau pulang kalau masih pukul dua dini hari," ucap Asher dengan nada dingin dan sarkastik. Marsha langsung bungkam, begitu pun kini Asher menatapnya dengan tajam."Lain waktu, kau tidak perlu pulang, Marsha. Party dengan teman-temanmu sampai semalaman suntuk, lakukan saja ... aku tidak peduli!" seru Asher sembari melangkah ke arah ruang tamu. "Sayang, aku minta maaf!" Marsha mengejarnya dan menarik lengan Asher. "Se

    Last Updated : 2025-01-16
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 77. Marsha Mulai Panik

    Asher menepati janjinya pada Aleena. Laki-laki itu datang lebih awal menjemput Aleena sore ini, bahkan ia menunggunya tak jauh dari sekolah tempat gadis itu mengajar. Sepuluh menit Asher menunggu, muncullah gadis cantik dengan balutan dress panjang berwarna cokelat dan mantel senada yang kini berjalan cepat ke arah mobilnya. "Tuan!" Aleena membuka pintu mobil itu dan tersenyum riang. "Tuan sudah lama menunggu saya?" "Belum. Ayo cepat masuk, di luar sangat dingin," ujar Asher. Aleena pun segera masuk ke dalam mobil milik Asher. Gadis itu meletakkan beberapa buku yang ia bawa di bangku belakang. Asher memperhatikan Aleena yang kini duduk nyaman menatapnya dengan hangat."Ada apa, Aleena? Kenapa kau menatapku begitu?" tanya Asher menaikkan salah satu alisnya. "Tidak apa-apa," jawab gadis itu tertunduk. Padahal Aleena ingin mengatakan pada Asher dan bercerita tentang perasaan senangnya saat Asher menjemputnya sekarang, tapi rasanya sangat canggung. Asher pun melajukan mobilnya. Se

    Last Updated : 2025-01-16
  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 78. Jangan Mengusik Aleena, Marsha!

    Keesokan paginya, Aleena kembali dengan kondisi lemas dan tidak bertenaga seperti beberapa hari terakhir. Selain mual dan pusing, ia merasa sangat sulit beranjak dari ranjang. Sampai Bibi Julien harus masuk ke dalam kamar untuk membangunkannya. Wanita setengah baya itu terlihat kaget melihat Aleena duduk lemas di atas ranjang. "Nona ... Nona Aleena tidak apa-apa?" Bibi Julien mendekat dan menangkup kedua pipi Aleena dengan wajah cemas. Aleena menggeleng lemas menyandarkan kepalanya di pundak Bibi Julien. "Perutku, Bi. Aku mual sejak pagi tadi ... tidak enak sekali," rintih Aleena sampai pucat dan wajahnya berkeringat. "Tidak biasanya aku begini, semua aroma wangi-wangian membuat perutku semakin mual." Bibi Julien terdiam sejenak, wanita itu menatap dalam-dalam wajah Aleena dan mengusap punggungnya. "Bibi buatkan minuman hangat dan sarapan ya, setelah itu Nona istirahat saja," ujarnya. "Ini tandanya Nona Aleena tidak boleh kelelahan." Hanya anggukan patuh yang Aleena berikan. Di

    Last Updated : 2025-01-16

Latest chapter

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 388. S2. Anak Kesayangan Mama

    Hari sudah gelap, rumah Asher tampak sepi di saat semua anak-anaknya sudah beristirahat di dalam kamar masing-masing. Aleena dan Asher kini duduk di dalam ruangan keluarga. Berdua, dan ditemani oleh cahaya yang temaram. "Tidak terasa ya, Sayang. Sekarang anak kita sudah besar-besar. Theo sudah dewasa, si kembar juga sudah besar. Rasanya baru kemarin kita menjadi orang tua," ujar Aleena menatap ke luar dari jendela di ruang keluarga. Asher tersenyum dan menganggukkan kepalanya pelan. "Waktu berjalan dengan cepat tanpa kita sadari," jawab Asher. Aleena menyandarkan kepalanya di pundak sang suami dan wanita itu mengangguk kecil. "Dan aku tidak percaya menghabiskan seumur hidupku bersamamu, Asher. Padahal, dulu kita dipertemukan karena hal-hal yang tidak diinginkan, dan kita—""Jangan diingat lagi!" Asher menjentikkan jari telunjuknya dengan pelan di kening Aleena hingga membuat sang istri cemberut menatapnya. Wanita cantik itu mengusap keningnya dan mengeratkan pelukannya di lengan

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 387. S2. Kedekatan yang Nyaman

    Kedekatan Arabelle dan Theo sudah sangat dekat, bahkan semua orang juga sudah tahu dengan hubungan mereka. Seperti teman-teman kampus Arabelle saat ini yang melihat Theo yang tengah menjemput Arabelle pulang dari kampus. "Wah, tampan sekali, siapa dia?" "Dia kekasihny Arabelle, anak kedokteran." "Kekasihnya sangat tampan, ya, sepertinya aku tidak asing dengan wajahnya." Suara bisikan-bisikan itu terdengar di telinga Arabelle saat gadis cantik itu sampai di depan. Ia melihat semua kakak tingkatnya tampak memperhatikan Theo yang berdiri di samping mobilnya tampak menunggu-nunggu. Arabelle tidak banyak bicara, ia langsung berjalan mendekati Theo saat itu juga dan mengabaikan semua Kakak tingkatnya yang masih asik membicarakan Theo. "Kak Theo!" pekik Arabelle melambaikan tangannya dan berlari kecil mendekatinya. Theo tersenyum manis padanya seperti biasa, sampai begitu mendekat, Arabelle langsung memeluk pemuda itu. Kedua alis Theo terangkat. Tumben sekali Arabelle melakukan ha

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 386. S2. Berdua Bersamamu Adalah Hal Ternyaman

    Setelah acara makan malam selesai, Theo mengajak Arabelle untuk ikut bersamanya lebih dulu. Mereka berdua pergi ke suatu tempat malam ini. Theo mengajak Arabelle ke taman tempat mereka dulu melihat kembang api saat tahun baru. Di sebuah taman yang indah, dan tepat di cuaca yang cukup dingin seperti malam ini. "Kenapa mengajakku ke sini?" tanya Arabelle tersenyum menatap Theo. "Ingin saja," jawab Theo, ia menggenggam hangat tangan Arabelle dan diajaknya berjalan menaiki banyak anak tangga. Arabelle tersenyum gemas, gadis itu membalas genggaman tangan Theo sebelum mereka kini akhirnya sampai di taman bagian atas. Arabelle menatap sekitar, semua bunga-bunga bermekaran di sana. Dari bunga Hydrangea hingga bunga-bunga lainnya. "Wahh ... cantik sekali bunga-bunganya," ujar Arabelle tersenyum senang. "Sebelum musim dingin, mereka semua bermekaran," ujar Theo menarik pelan lengan Arabelle dan mengajaknya duduk. "Di rumah Mama yang ada di Palonia, semua tamannya dipenuhi oleh bunga Hyd

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 385. S2. Kedua Keluarga Berkumpul

    Segala macam persiapan sudah diselesaikan. Arabelle lolos masuk ke universitas impiannya, gadis itu mendalami ilmu kedokteran seperti yang ia inginkan. Berkat dukungan dan juga perhatian penuh yang Jordan berikan, anak gadisnya bisa berdiri sampai di titik ini.Malam ini, Jordan mengadakan makan malam. Ia mengundang juga Asher dan Aleena, juga Theo, bersama di kembar di sebuah rumah makan di restoran mewah. Tak hanya mereka, bahkan kedua orang tua Jordan pun juga ikut. "Terima kasih Tuan dan Nyonya sudah menyempatkan datang malam ini," ucap Jordan pada Asher dan Aleena. Asher terkekeh mendengarnya, ia menepuk pundak Jordan. "Masih formal saja kau dengan calon besanmu ini," ucap Asher. Jordan pun tertawa. "Masih perlu beradaptasi, Tuan Asher," jawabnya.Sedangkan Aleena kini duduk bersama dengan Hani, mereka berbincang-bincang. Theo bersama Julian dan juga Arabelle. Leo dan Lea melihat ikan-ikan hias di akuarium besar yang berada di tempat itu. Lea berlari mendekati Aleena, anak

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 384. S2. Theo dan Kesabaran Menghadapi Kekasihnya

    Hari berlalu musim pun berganti. Hari demi hari terlewati seperti embusan angin yang cepat dan lembut. Tak terasa, dua setengah tahun terlewati dengan mudahnya. Dua tahun menjadi perjalan yang sangat hebat untuk Theo. Pemuda itu, kini sudah meninggalkan bangku sekolah sejak satu tahun yang lalu. Theo meneruskan perusahaan milik Asher. Bahkan selepas lulus dari bangku sekolah, Theo sangat gila-gilaan mendalami pekerjaan yang ia impikan di dunia bisnis, dia tidak melanjutkan pendidikannya hanya sekejap, lalu fokus pada pekerjaannya. Seperti saat ini, pemuda itu duduk di dalam ruangan kerjanya, di kantor milik sang Papa. Theo tampak sibuk, menyiapkan beberapa berkas untuk persiapan meeting sore nanti. "Berkas yang semalam sudah kau bawa, kan, Theo?" tanya Asher pada sang putra. Theo menoleh dan mengangguk. "Sudah, Pa. Semuanya sudah beres," jawab pemuda itu. "Bagus. Sebagai asisten Papa, kau harus bisa segalanya. Paman Jordan sudah ada di divisinya sendiri, jadi ... kau harus bisa

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 383. S2. Kembang Api dan Arabelle

    Setelah acara makan malam selesai, Theo mengajak Arabelle untuk pergi bersamanya. Malam ini adalah malam yang sangat dinanti-nantikan oleh Arabelle. Perayaan tahun baru yang sudah dari lama ia tunggu-tunggu. Meskipun rencana Arabelle dari awal gagal total, dari ingin menemani Theo bertanding basket, sampai kini mereka pergi ingin melihat pesta kembang api, tapi Arabelle berharap kali ini tidak boleh gagal. "Hemmm ... sepertinya bahagia sekali," tanya Theo melirik Arabelle, sebelum kambali fokus mengemudikan mobilnya. Gadis cantik itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Tentu saja," jawab Arabelle. "Aku hampir berpikir tidak ada harapan lagi untuk melihat perayaan pesta kembang api malam ini, Kak. Tapi ternyata, Tuhan berkata lain..." Theo tersenyum. "Aku selalu berdoa sepanjang hari agar apapun yang kau harapkan bisa Tuhan kabulkan, Arabelle," ucap Theo. "Benarkah?" Arabelle tersenyum menatapnya. Theo terkekeh gemas tanpa menjawabnya, ia mengulurkan satu tangannya dan mengu

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 382. S2. Nasihat dari Seorang Ayah

    Theo datang seperti biasa. Kedatangannya kali ini disambut oleh Jordan, laki-laki yang selalu ia panggil Paman sejak kecil itu kini menjadi lebih dekat dengan Theo. Mereka berdua duduk di ruang tamu, menunggu Arabelle yang tengah bersiap, karena Theo bilang kalau Arabelle diminta oleh Aleena datang untuk makan malam bersama. "Beberapa hari ini Paman jadi jarang melihatmu, Theo," ujar Jordan sambil menyalakan sebatang cerutu di tangannya. Theo tersenyum tipis. "Iya, Paman. Paman terlalu sibuk, aku juga sibuk," jawab Theo. "Heem. Paman membantu Papamu mengurus proyek yang ada di Palonia," jawab Jordan. "Paman yakin, dengan kepintaranmu, kau bisa ikut campur dalam proyek itu andai kau tidak sibuk dengan sekolahmu. Paman selalu mengajarimu nanyak hal, bukan?" Mendengar ucapan Jordan, Theo hanya terkekeh saja dan mengangguk. "Untuk beberapa bulan ini aku akan fokus pada pendidikanku dulu, Paman. Setelah itu, aku akan fokus membantu Papa," jawabnya. "Aku mungkin tidak akan mau lanjut

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 381. S2. Perasaan Saling Mendukung

    Puas berputar-putar mengelilingi kota dengan bus kota sambil menikmati hujan salju yang turun malam ini. Arabelle dan Theo bernostalgia mengenang masa kecil mereka saat masih duduk di bangku taman kanak-kanak saat bus melewati sekolah mereka. "Kau sudah pamit pada Ayahmu kalau akan pulang terlambat?" tanya Theo menatap Arabelle. Gadis cantik itu mengangguk. "Iya, Kak. Aku sudah pamit," jawabnya. "Baguslah." Theo mengusap pucuk kepala Arabelle. Arabelle duduk diam menatap salju yang turun, gadis itu menyandarkan kepalanya di pundak Theo. Sedangkan Theo merangkulnya dengan satu lengannya. Mereka sama-sama menatap hujan salju di luar yang sangat indah malam ini. "Kak Theo, aku ingin mengatakan sesuatu," ujar Arabelle menoleh menatap Theo. "Sesuatu apa?" Theo menaikkan kedua alisnya. "Emm ... besok Kak Theo tanding basket, kan?" cicitnya. "Hm." Theo bergumam, ia masih terus menatap wajah cantik Arabelle. "Kenapa?" "Mungkin aku tidak bisa datang," ucap Arabelle jujur. "Besok pagi

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 380. S2. Panggilan Sayang

    Satu Minggu kemudian.Arabelle tampak murung siang ini di sekolah. Gadis itu menatap ke arah jendela luar di sekolahnya. Pandangan mata Arabelle sudah pulih, meskipun ia tidak bisa memandang jarak jauh, namun setidaknya Arabelle sudah bisa menatap sesuatu di dekatnya. "Arabelle, hmm ... kau kenapa diam saja? Ayo, kita ke super market di depan, kita beli cemil," ajak Vivian menarik lengan Arabelle. "Uang sakuku tertinggal di kamar, Vian," jawab Arabelle menatap Vivian. "Yahh, bagaimana bisa?" Vivian mengerjapkan kedua matanya. "Pakai uangku saja, ayolah..." Arabelle mendengus pelan. Mau tidak mau Vivian sudah menarik lengannya lebih dulu. Arabelle pun ikut beranjak dari duduknya. Gadis itu merapatkan kembali jaket seragam berwarna biru dan putih yang ia pakai kini. Kedua gadis itu berjalan di taman sekolah. "Huhh ... hari ini sangat dingin, Arabelle. Semoga malam ini saljunya turun, besok ada pertandingan basket anak-anak kelas sebelas. Aku akan berangkat dan membawa banner yang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status