Ada banyak resiko yang akan Lisa tanggung ketika ia bersama Max, menyetujui lamarannya. Ini berkaitan dengan status Max yang sekarang sebsgai kekasih orang lain. Namun, ia juga tak bisa membohongi dirinya sendiri tentang rasa nyaman, rasa suka dan bibit-bibit cinta yang timbul pada pria dewasa itu. Kata Mia, ia terlalu polos untuk menanggapi perasaan para laki-laki. Sahabatnya itu juga takut kalau Lisa dibohongi oleh seorang pria saat ia sudah merasa nyaman dengannya. Namun, entah apa yang Max lakukan, ia seperti mengaplikasikan sihir padanya hingga ia mengatakan 'iya' saat Max menanyakan jawabannya saat mereka berangkat bersama. Pria itu langsung tertawa bahagia, bahkan hampir memeluknya. Sehingga sekarang, ia dan Max tengah duduk di depan nenek Lisa sebagai walinya. "Lisa, kamu yakin dengan ini?" tanya sang nenek. Lisa mengangguk yakin, "Aku gak akan sampai sini kalau gak yakin." "Kamu masih muda, tapi kamu yakin dengan Tuan Alexander?" tanya neneknya lagi. "Iya Nek, aku sudah
"Tentu saja tidak, Mommyku tersayang. Aku punya alasan kuat, bahwa setelah aku menduda, aku paham bahwa aku salah langkah memilih wanita sebagai istri, akupun salah dalam menghadapi wanita, harusnya aku lebih perhatian dengannya, tapi aku egois." Diana berdecak sebal, "Kata-kata dari orang yang selalu mengulang kesalahannya." "Mom, aku bisa memperbaiki ini." "Dia lugu dan miskin, mudah dimanipulasi, sementara kamu ahli dalam hal manipulasi," ujar Diana tak mau kalah. "Terserah kalian, tapi Mommy tetap tidak setuju," tegasnya menunjukkan ekspresi tak suka. Ketiga orang tua lain dan Lisa hanya bisa menonton perdebtan Diana Vs Max yang sengit. Mereka tak mau kalah dua-duanya, masa-masa keras kepala dan terus berdebat sampai akhirnya Baby Axel menangis karena lapar. Lisa langsung minta izin untuk pergi dari ruangan itu agar bisa menyusui bayi susunya baby Axel. Baby Axel sepertinya tidak nyaman dengan atmosfer orang dewasa di ruang VIP itu, memang suasananya sangat tidak bagus untukn
Bukan Diana kalau ia diam saja atas apa yang tidak ia tsetujui. Tentu ia akan melakukan sesuatu yang bisa membuat rencananya atau keputusan yang berhasil ia tidak suka dengan pilihan putranya dan ia sudah terlanjur menyukai lari saja di bagian manapun caranya next harus mau bersama Larissa meskipun ia tidak setuju sama sekalipun pada dasarnya Larissa sendiri sudah mengajukan beberapa ide untuk melancarkan niar mereka, seperti saat ini Diana dan Larissa sengaja mengunggah foto mereka berdua di atas kapal pesiar. Mereka sengaja melakukan itu tak lain untuk menegaskan bahwa Max dan Larissa memiliki hubungan serius, sampai Diana sebagai calon istri Max dekat dengan calon mertua. larissa.uk Quality Time hehe princessdiana_alexander Luv Disukai oleh 270.880 akun dan 1.890.456 akun, tentu saja keduanya adalah influencer di negara masing-masing dan mudah bagi mereka memanipulasi followersnya. Caption foto itu tentu sangat ambigu dan mengundang banyak spekulasi. Intinya adalah, Larissa da
Picture maxellio.alex3 Hi, Mama .... Foto itu mendapat 2.098.756 dalam sehari, lalu menjadi gosip panas sampai ke semua portal berita-berita yang ada di negeri ini. Larissa yang melihatnya pun mneggeram tak terima, bagaimana bisa Max melakukan hal-hal seperti itu. Padahal ia sudah menyerang dan ia kira itu berhasil, tetapi Max memang tangguh dalam hal melawan. Di sebrang sana, Diana sama kesalnya dengan Larissa, bagaimana bisa Max melakukan semua itu. Ia berhasil membuat postingannya dan Larissa tak berguna karena postingan sang anak yang lebih meyakinkan. "Ada apa, Di?" tanya sang suami melihat kegelisahan istrinya. "Anakmu membuat ulah, aku tak terima." "Ck, sampai kapan kalian akan perang begini? Aku sudah lelah melihatnya, kalian sudah sama-sama dewasa. Dia punya pilihannya sendiri." "Jadi kau membelanya?!" marah Diana. Lorey langsung memeluk sang istri, ia memang sangat sabar menghadapi istrinya yang bandel bin emosian, cemburuan pagi. Namun, Diana tak mau memperbaiki
"Lisa, ke ruangan saya sekarang," perintah Max tanpa menunggu jawaban. Ia langsung masuk ke dalam ruangan dan menunggu di pintu dengan menahannya dengan tangannya sendiri. Fano dan kedua sekretarisnya hanya planga-plongo melihat itu. Sementara sementara Lisa sudah seperti sapi yang dicocok hidungnya, ia tidak bisa bergerak menolak atau hanya sekedar beralasan kalau ia tidak bisa masuk ke sana karena sebuah tugas atau apa, karena pada akhirnya Max akan tau tugasnya persis dari Fano langsung. Sejujurnya, tugasnya di sana memang cukup remeh dan seperti kata sekretaris 1 Max, bahwa keberadaannya di sana kadang mengganggu pekerjaan mereka karena tidak efisien dan tidak membantu secara signifikan. Sehingga tanpa ada ia dalam pekerjaan itu mereka bisa berjalan dengan mudah. Maka, Lisa pun masuk ke dalam ruangan itu dengan Max si duda tampan sekaligus juga majikannya. Namun, ternyata mereka tidak hanya berdua, ada dua orang yang sepertinya siap mengambil gambar. Lisa sendiri menatap Max
Postingan yang diposting oleh Tiwi dan manajemennya pun langsung booming di media sosial. Tentu kebanyak dari mereka mempertanyakan siapa sosok calon istri Max yang misterius, bahkan mereka tidak tau namanya. Meski tak melihat wajahnya, dengan cepat Larissa tahu siapa sosok itu. Sebelumnya ia sudah menyelidiki siapa saja yang dekat dengan Max, tentu Larissa bisa langsung tahu siapa sosok itu. Max tidak jauh dengan dirinya, circlenya sama-sama orang yang bebas dan tidak religius, tapi satu-satunya orang yang dekat dengan Max sebagai karyawannya dan memakai pakaian yang memperlihatkan ketaatan pada agamanya adalah Lisa. Larissa tahu tentang itu, ia juga tau tidak hanya dirinya yang tau tentang fakta Lisa adalah orang yang ada di wawancara. Ia juga mencari cara untuk membalas postingan Max. Semua orang harus tau, ia harus terlihat baik-baik saja meskipun ia patah hati. Namun, belum sampai ia menemukan ide itu, Max sudah menelponnya terlebih dahulu. "Bagaimana kabarmu, Nona Larissa?" s
Lisa menghela napas meihat Max baru pulang kantor jam 1 malam. Ia juga turun ke bawah untuk mengambil minum. "Lis, kamu belum tidur?" tanya Max. "Aku kebangun. Kamu baru pulang jam segini?" tanya Lisa bingung. "Ya, lembur seperti biasa," ungkapanya lemas. "Pucet banget mukamu, kamu jadi keliatan gak keurus. Apa masalah di media sosial belum kelar?" tanya Lisa sambil mengambilkan minum untuk Max. Max menggeleng, "Udah kelar, makasih," ujarnya sambil menerima minum dari Lisa dan duduk di meja pantry. "Sama-sama. Kayaknya aku bakal pulang pergi lagi deh," ujar Lisa. "Maksudmu?" tanya Max heran, "Kamu mau balik malem-malem ke rumah nenekmu?" "Iya, kata Nenek gak baik kalau calon pengantin tinggal bareng." "Iya sih, stigma masyarakat akan beda." "Kan ... cuma aku beratnya sama Baby Axel. Aku cuma ketemu sejam." Max terkekeh, "Besok kalo kita udah sah juga kita bakal ketemu setiap hari." Mendengar itu Lisa tersipu malu, "Apaan sih. Aku pamit ke atas dulu." Melihat dan berintera
Foto pelepasan Lisa yang membawa Baby Axel di gendongannya membuat banyak netizen tertarik membahas itu. Bagaimana tidak, Lisa yang dikenal sebagai orang yang pandai merayu itu adalah orang yang benar-benar menyayangi anak dari calon suaminya. Banyak orang yang sebenarnya menghindari berhubungan dengan duda atau janda karena anak mereka mungkin. Namun, keputusan untuk menikah dengan janda atau duda pun menjadi suatu pilihan yang luar biasa, karena secara tidak langsung anak itu akan menjadi anaknya, artinya kekurangan atau kelebihan apapun yang dimiliki oleh suami dan anaknya harus ia terima juga. Karena, itu juga merupakan aibnya harus ia jaga juga, jadi Lisa menjadi perbincangan hangat karena sosoknya yang sangat luwes menghadapi anak dari calon suaminya itu. Video tentang baby Axel yang menolak untuk ikut ayahnya sendiri pun menjadi sorotan dan bukti kalau baby Axel sudah menaruh hati pada calon ibunya itu. Sehingga ketika di kampus, Lisa menjadi pusat perhatian lagi. Padahal sebe