Share

191. Bukan Sifatku

Penulis: prasidafai
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-05 21:47:20

“Cih. Jangan bilang itu suara AI lagi,” desis Vienna sinis, meski suaranya mulai gemetar.

Morgan melangkah maju tanpa berkata sepatah kata pun. Sepatu kulitnya bergema pelan menyusuri lantai ruang rapat yang mendadak hening.

Tidak satu pun berani bersuara saat pria itu berdiri tepat di samping Sydney, lalu mengulurkan tangan.

“Mari, Darling,” ucap Morgan penuh kasih.

Sydney menatap Morgan sejenak. Dengan anggun, dia menyambut uluran tangan itu dan berdiri.

Morgan tidak melepas genggamannya saat mengantar wanita itu ke kursi utama—kursi kosong yang sejak awal rapat menjadi simbol kejatuhan Vienna.

Kursi paling tengah, tempat seorang CEO duduk di ruang rapat.

Sydney duduk perlahan. Dia membetulkan setelan semi-formalnya. Lalu, wanita itu mengangkat kepala dan menatap satu per satu wajah yang memandangnya.

“Kau sudah lihat sendiri bagaimana caraku menggunakan AI saat acara makan malam keluarga,” kata Sydney sambil menyapu pandang ke arah Vienna dan Lucas. “Seharusnya sebagai pem
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   334. Pistol di Tas

    “Apa kau tidak dengar?! Siapa kau?!” desak Sydney semakin panik.Namun tidak ada jawaban dari orang di belakangnya.Dua tangan besar itu masih menutup mata Sydney, membuat dunia di sekelilingnya gelap dan pekat.“Jangan macam-macam! Aku punya pistol di tasku!” ancam Sydney dengan suara bergetar.Wanita itu mulai bergerak, tubuh Sydney menegang saat dia berusaha meraih tangan yang menutupi wajahnya.Namun semakin Sydney berontak, semakin jelas bahwa tubuh orang itu tidak bergeming sedikit pun. Sydney seperti sedang mencoba melawan tembok batu.Sydney mencoba lagi, kali ini dengan tenaga lebih besar, tetapi tangan yang menutupi matanya tetap tidak bergeser sedikit pun.Wajah Sydney sudah memerah, bukan karena marah semata, tetapi karena panik dan takut bercampur menjadi satu.“Tolong!” teriak Sydney lebih kencang.Namun yang terjadi justru hal yang membuat Sydney membeku di tempat.Orang asing it

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   333. Kepemimpinan Sydney

    “Ini hanya … membuat semua orang terkejut.” Ken menghela napas panjang sambil menatap jendela ruang kerja yang mengarah ke taman belakang. “Kau lihat sendiri bagaimana Morgan selama ini. Bukan cuma memimpin perusahaan, tapi juga menjaga agar musuh-musuhnya tidak mendekat.”Sydney tidak langsung menanggapi. Wanita itu duduk tenang sambil menyilangkan kaki dan memutar bolpoin di antara jemarinya.Mata wanita itu menatap ke arah layar komputer yang sudah gelap sejak lima menit lalu, tetapi pikiran Sydney jauh lebih aktif dari apa yang tampak di wajahnya.“Mereka sedang beradaptasi,” sahut Sydney akhirnya. “Termasuk Morgan, aku, dan kau sendiri.”Ken mengangguk pelan sambil menyugar rambutnya yang mulai berantakan sejak pagi.“Kau benar,” ucap Ken singkat.“Kita semua ingin yang terbaik untuk Morgan. Aku istrinya, dan kau sahabatnya. Tidak mungkin aku atau kau akan mendorong Morgan ke jurang kehancuran.” Sydney memiringkan kepala dan menatap pria itu.Ken menatap Sydney lama. Dalam benakn

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   332. Tiga Jam

    Sydney tiba di mansion Ravenfell saat malam hari.“Selamat datang kembali di Highvale, Sydney,” sambut Ken begitu Sydney turun dari mobil.Langit malam menggantung kelabu di atas mereka, sementara lampu-lampu luar mansion menyala redup, menyorot jalan setapak menuju pintu utama.Tiga mobil pengawal berhenti di belakang Sydney. Beberapa pria berjas gelap langsung berdiri tegak di posisi masing-masing.Sydney menatap sekeliling. Napasnya terdengar berat, tetapi langkahnya tetap anggun saat mengikis jarak dengan Ken.Di belakang Ken, para pekerja berdiri berbaris rapi.“Selama Morgan menjalani pemeriksaan, aku akan tidur malam di sini,” ujar Ken sambil menunduk sopan. “Tapi jangan khawatir, aku tidak akan terlihat di sekitar.”“Senyaman kau saja, Ken.” Sydney tersenyum tipis.Para pekerja membungkuk hormat.Sydney melirik mereka satu per satu, lalu berkata dengan tenang, “Kembalilah ke tugas kalian masing-masing.”“Baik, Nyonya,” jawab mereka serempak, lalu bubar tanpa suara.Sydney hend

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   331. Diawasi Polisi

    “Darling?”Suara itu menyusup pelan ke telinga Sydney. Terasa lembut dan hangat, seperti potongan mimpi yang datang dari masa lalu.Alis Sydney bergerak, kelopak matanya bergetar sebelum akhirnya terbuka perlahan. Cahaya putih dari lampu di langit-langit langsung menusuk pandangan.Sydney memicingkan mata.“Kau sudah bangun, Darling?” Suara itu terdengar lagi, kali ini lebih dekat.Sydney menoleh cepat ke arah sumber suara. Wanita itu bergerak reflek, seperti ototnya sudah tahu persis siapa pemilik suara itu, bahkan sebelum otaknya sempat mengolah kesadaran.“Morgan?!” panggil Sydney.Sosok pria itu duduk di kursi di samping ranjang dan mengenakan pakaian hitam yang sama seperti saat Sydney terakhir melihatnya di kantor polisi.Tidak ada borgol yang membelenggu kaki dan tangan Morgan. Hanya senyum tipis yang menghiasi wajah pria itu.“Kau di sini?! Bagaimana bisa?!” tanya Sydney sambil membelalakan mata

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   330. Masalah Orang Dewasa

    “Baik.” Hanya satu kata yang terucap dari bibir Sydney.Wanita itu mengangguk setelah menatap Irene cukup lama. Tatapan Sydney datar, tetapi sorot matanya penuh luka yang tertahan.Suasana kamar mendadak hening, kecuali detak jarum jam yang terdengar lirih di pojok ruangan.“Kak Sydney, Kak Irene, jangan seperti ini.” Timothy akhirnya angkat suara, mencoba menengahi dua wanita terpenting dalam hidupnya yang kini berdiri berseberangan seperti dua kutub berlawanan arah.Sydney menoleh pelan, lalu menunduk untuk mengambil tasnya di lantai. Gerakan wanita itu tenang, tetapi ketegasan masih tampak di wajahnya.“Setiap orang punya caranya sendiri untuk mengobati luka itu, Tim,” ujar Sydney sambil merapikan tali tas di bahunya. “Aku ingin menghargai cara Kak Irene.”Mata Sydney tidak lagi tertuju pada Irene, melainkan ke dalam tasnya yang dia buka.“Tapi nomor dan mansionku akan selalu terbuka untuk Kak Irene. Jika luka itu sudah sembuh, Kak Irene bisa menghubungi aku. Aku akan menunggu,” la

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   329. Kartu Memori

    Sydney tiba di kamar Irene saat wanita itu membuka mata. “Kak Irene sudah bangun?” tanya Timothy sambil mendahului langkah Sydney begitu pintu kamar 207 terbuka. Irene sedang memandangi langit-langit saat itu, tetapi matanya segera bergerak ke sumber suara. Tatapan Irene jatuh pada Timothy, lalu tertumbuk pada sosok wanita di belakangnya, Sydney. Sejenak, ada yang melintas di wajah Irene. Bukan senyum atau pun amarah. Hanya bias ekspresi yang menggantung antara terkejut dan ragu. Timothy menangkap getaran itu. “Ada yang ingin Kak Sydney sampaikan pada Kak Irene,” ujar Timothy pelan, sebelum prasangka buruk bermunculan. Sydney mengangguk singkat. Dia melangkah maju dengan tenang. Namun sebelum satu kata pun meluncur dari mulut Sydney, Irene lebih dulu mengangkat tangan. “Bantu aku berdiri, Tim,” pinta Irene tanpa menoleh pada Sydney. Mata Irene hanya menatap lurus ke arah Timothy, seoalah menganggap Sydney tidak ada. Timothy sempat mengangkat kedua alis, ragu. Namun dia teta

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status